Hari minggu ini, Ino dan Mamanya menghabiskan banyak waktu bersama untuk ke salon dan shopping. Sudah lama mereka tidak mempunyai quality time berdua karena kesibukan Ino dan juga kesehatan nyonya Yamanka yang kemarin sempat menurun.
Setelah melewati beberapa perawatan, dari potong rambut, creambath, spa, perawatan wajah, sampai manicure dan pedicure yang menghabiskan waktu berjam-jam. Hasilnya sangat memuaskan. Mereka berdua tampak lebih segar dan aura kecantikan mereka semakin terpancar sempurna.
Selesai semua urusan di salon, Ino dan Mamanya pergi melanjutkan petualangan mereka ke salah satu toko sepatu. Ino melihat Mamanya yang sedang memegang sebuah sepatu namun kembali di taruh pada tempatnya.
"Kenapa di taruh lagi mah?" Tanya Ino.
"Mahal sayang, Mama lupa bawa uang lebih. Yaudahlah, lagian sepatu model itu Mama sudah punya. "
Ino tersenyum gemas melihat Mamanya yang pura-pura tidak tertarik padahal sedari tadi matanya tidak bisa lepas dari sepatu itu.
"Mama kalau butuh sesuatu bilang sama Ino Ma." Ucapnya kemudian mengambil sepatu itu dan membawanya ke kasir.
"Tidak sayang, lebih baik uang kamu ditabung saja untuk kebutuhan kamu."
Ino tersenyum dan memberikan paper bag berisi sepatu tadi yang sudah dia bayar kepada Mamanya. "Love you mom."
"Love you more, ma little girl." Nyonya Yamanka menerima paper bag berisi sepatu itu.
"Ayo Ma, kita pulang." Ajaknya. Nyonya Yamanka mengangguk setuju.
Ino segera menggandeng tangan Mamanya. Keduanya berjalan keluar toko tersebut dengan perasaan bahagia, aktivitas seperti ini yang selalu Ino rindukan. Menghabiskan waktu berdua dengan sang mamah.
Hari ini begitu sempurna bagi nyonya Yamanka. Setelah berhari-hari dia dikurung dalam ruang rawatnya, akhirnya sekarang dia dapat kembali menikmati waktu bersama putrinya. Dan kebahagiaannya kian nyaris sempurna saat melihat dari jauh sosok yang sangat dirindukan. Sasuke, si calon menantu idamannya.
Namun satu pemandangan yang membuat harinya yang cerah menjadi gelap seketika, tatkala seorang gadis dengan lancangnya berani menyentuh calon menantu idamannya itu. Gadis yang katanya sahabat kecil Sasuke.
Dengan langkah cepat nyonya Yamanka menghampiri mereka, dan entah kerasukan setan apa, diluar kendalinya nyonya Yamanka menampar Sakura.
"Dasar wanita murahan!" Pekiknya pada Sakura. Amarahnya semakin tak terkendali saat melihat Sasuke justru menghampiri Sakura yang sudah tersungkur.
Baru saja nyonya Yamanka hendak protes kepada Sasuke, tetapi lengannya sudah terlebih dahulu ditarik oleh Mikoto yang sudah berdiri dihadapannya dengan sorot mata membunuh.
"Jika dia wanita murahan dengan apa yang dilakukannya, maka gelar apa yang cocok untuk putri anda yang sudah memiliki kekasih tetapi selingkuh dengan rekan kerjanya sendiri! bahkan mereka berpangutan bibir di saat anniversary hubungan mereka, disebut apa itu? JALANG?!" Teriak Mikoto.
Mata nyonya Yamanka membola seketika. Dia terdiam mematung. Jantungnya kembali berpacu tak karuan, dengan lemah dia menggeleng tak percaya.
"Dan satu hal lagi. Pertunangan Sasuke dan Ino kami minta dibatalkan. Jadi berhenti ikut campur dengan kehidupan anak saya." Ucap Mikoto sebelum berlalu pergi dari hadapan nyonya Yamanka.
Hancur sudah harapannya. Matahari benar-benar sudah tenggelam dalam hari-harinya, menyisakan kegelapan yang menyesakkan.
Tubuhnya lemas seketika, seakan tulang-tulangnya sudah meleleh hingga tak mampu lagi menopang tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone (SasuSaku Version) *END*
FanficCinta pertama atau persahabatan yang telah lama?