Melupakan kejadian seminggu yang lalu, telah berlalu. Taeyong lagi kumpul sama temen-temennya di kafe, biasa urusan ibu-ibu.
"Udah, jangan nangis." Taeyong menepuk bahu Wonwoo pelan. Temannya yang satu ini selalu berwajah datar, jarang menunjukan emosinya dan sekarang cowok itu lagi sedih.
"Gimana ngga nangis kalo pacar gue selingkuh?!"
Doyoung membuang napasnya kasar. "Lo nangisin Mingyu ngga worth it, anjing." Katanya pedas.
Wonwoo yang dasarnya udah sedih makin nangis kejer. "Huhuhu... Hiks..." Jangan bilang laki gak boleh nangis, boleh!
Ten mengangguk setuju mendengar ucapan Doyoung. "Lo kan ganteng, cari lah yang lain. Yang lebih ganteng dari Mingyu, lebih kaya, lebih tinggi, lebih seksi-"
"Mingyu tuh tipe gue banget! Huhuhu..."
"Emang Mingyu jalan sama siapa, sih?" Tanya Taeyong penasaran. Habisnya Wonwoo cerita lakinya selingkuh tapi gak bilang siapa pelakornya.
Wonwoo membuka ponselnya, menunjukkan foto yang diambil oleh Minghao kemarin. "Nih."
Taeyong mendengus. "INI MAH SEPUPUNYA MINGYU!"
"HAH?!" Teriak Ten, merebut ponsel yang dibawa Taeyong. "SI GOBLOK! NGGA NANYA DULU!"
Doyoung menggeleng lelah. Punya temen kok gini amat yhaaaa.
"Ih gue kan gatau!"
"Ya makanya gatau tuh nanya, Jeon Wonwoo!" Balas Taeyong sarkas. Menatap aneh Wonwoo yang mengusap air matanya kemudian tersenyum lebar.
"Sia-sia dong gue nangis."
"IYA SIA-SIA BANGET NJINGGGGG."
Mereka berempat terbahak kemudian. Aneh-aneh aja.
"Tapi gue ngga pernah liat sepupunya Mingyu yang itu." Ucap Wonwoo kemudian.
"Tapi itu beneran sepupunya Mingyu, Taehyung deh kalo ngga salah." Ucap Ten kembali mengingat-ingat, karena sepertinya mereka dulu pernah satu sekolah.
"Taehyung kakak kelas?" Tanya Taeyong.
"Iya! Yang pacarnya Kak Jungkook ituloh!" Balas Ten.
"Oh bener kalau gitu. Udah tuh jangan sedih, orang cuma sepupuan."
Wonwoo tertawa kecil. "Iya-iya."
"Eh guys, gue duluan ya. Bokap gue telpon nih." Ucap Doyoung.
"Pulang sekalian yuk, udah sore juga." Balas Ten.
Akhirnya mereka berempat membereskan tas masing-masing dan menunggu jemputan di luar kafe.
"Duluan ya Tae!"
Taeyong mengangguk menatap kepergian Ten. Tinggal dia sendirian yang belum pulang.
"Ini kok gue ngga dijemput-jemput kenapa ya." Gumam Taeyong menatap ponselnya. "Ya Allah! Belum chat Pak Joko anjir!" Pekiknya panik. Pantesan aja gak dijemput, orang belum bilang supir.
"Taeyong?"
•••
Taeyong ngelirik sampingnya. "Bapak kenapa ada disini?" Tanya Taeyong penasaran.
Jaehyun tersenyum. "Disini gimana?"
"Ya disini, di kota ini." Bales si cowok manis dengan nada males-malesan. Iya tadi yang panggil dia tuh Jaehyun. Jung Jaehyun yang punya resort dimana-mana.
"Kan saya tinggalnya disini, di kota ini." Bales Jaehyun sambil niruin nada bicara Taeyong.
"Oh. Saya kira Bapak tinggal di Bali."
"Jangan panggil saya Bapak."
Taeyong noleh natap Jaehyun. "Terus panggil apa?"
"Apa aja asal jangan Bapak, saya belum setua itu."
Buset banyak maunya, batin Taeyong.
"Om.""Hah?"
"Kenapa Om? Katanya ngga mau dipanggil Bapak, ya udah Om."
Jaehyun mengulum senyumnya. "Padahal saya berekspektasi kamu akan panggil saya Mas."
ORGIL. AVWJSKSBSJKSKSKSSJ BISA GILA GUE LAMA-LAMA. Mana mungkin Taeyong gitu. Yang bener. Ini orang sok akrab banget dah.
"Nggak, Mas terlalu muda buat Om Jaehyun." Bales Taeyong. "Om kok daritadi jalan terus? Ngga nanya alamat rumah saya dimana? Nanti kalo kesasar gimana?" Ucap Taeyong bertubi-tubi.
Jaehyun tertawa kecil menatap cowok cantik di sebelahnya. "Buat apa?"
"Loh... Hmm..."
"Saya udah tau alamat rumah kamu kok."
Lagi-lagi Taeyong dibuat kaget. Tapi batal soalnya Jaehyun kan rekan kerja ayah, jadi ada kemungkinan tau alamat rumahnya.
"Ya udah kalo tau, awas kalo salah jalan!"
Jaehyun tertawa. "Iya."
TBC
[5/11/2021]
KAMU SEDANG MEMBACA
Duren✅
Fanfiction[END] Nasib Taeyong ditaksir duren anak tiga. [⚠] BxB, Mpreg, Non-baku. © kelonin, 2021.