Semuanya terlelap di dalam tenda. Suara deru ombak memecah heningnya malam, namun justru menjadi melodi pengantar tidur untuk kedelapan pemuda itu. Semuanya terasa damai, aman-aman saja, hingga kemudian pak Choi, yang tengah tidur di atas kapalnya, merasa angin laut malam itu bertiup lumayan kencang, hingga membangunkan dirinya."Semoga mereka tidak ada yang meninggalkan tenda sebelum pagi tiba," harapnya.
Di dalam salah satu tenda, Chan terbangun oleh suara di luar sana, dari arah api unggun yang telah padam, sesuatu sedang menggaruk-garuk tanah, membongkar susunan kayu bakar itu. Dari bayangannya, ia terlihat seperti manusia yang membungkuk, namun pergerakannya yang aneh, membuatnya lebih mengerikan.
Chan mengawasi dalam diam, memperhatikan bagaimana makhluk yang entah apa itu, tengah mencari sesuatu sembari sesekali menghampiri tiap tenda dengan merangkak pelan. Beberapa saat kemudian, makhluk itu bergerak cepat hingga luput dari pengawasan Chan.
"Hah? Kemana?"
Tiba-tiba saja Chan terkejut saat sebuah tangan menepuk bahunya.
"Hwaa–"
"Sssttt!"
"Felix? Kamu belum tidur?" tanya Chan setengah berbisik.
"Sudah, tapi aku mendengar suara itu,"
Rupanya Chan tidak sendirian. Felix pun turut terbangun oleh berisiknya makhluk misterius di luar tenda. Dan tidak menutup kemungkinan, para pemuda di tenda lainnya pun menyadari kehadiran makhluk itu.
Hening. Tak ada suara lagi ataupun tanda-tanda dari makhluk tadi dan keduanya bernapas lega.
"Itu tadi apa?"
Felix hanya mengedikkan bahu.
Chan lalu teringat pak Choi yang tidur di kapalnya. Posisinya dibibir pantai, dan ia tidak punya tenda untuk melindungi, apa mungkin beliau baik-baik saja?
"Apa kita bisa keluar sebentar? Aku mengkhawatirkan pak Choi,"
Felix menggeleng tegas,"Jangan. Keluar dari tenda sebelum pagi tiba bukan ide bagus,"
Benar kata Felix. Kehadiran makhluk misterius tadi sudah cukup menegaskan bahwa mereka akan berada dalam bahaya jika meninggalkan tenda di malam hari. Mereka hanya bisa berharap semoga pak Choi baik-baik saja di luar sana. Atau setidaknya makhluk tadi tidak mendekati kapal milik pak Choi.
Sementara itu, di tenda yang lain, Changbin, Jisung dan Seungmin pun terjaga. Sama halnya dengan Felix dan Chan, mereka juga baru saja menyaksikan pemandangan mencekam dalam diam.
Tak ada yang memerintahkan mereka harus diam saat makhluk itu muncul, namun mereka rasa itulah yang seharusnya mereka lakukan detik itu, atau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Yang saat ini ada di benak mereka adalah sebuah pertanyaan mengenai makhluk apa itu.
Di kapalnya, pak Choi telah meninggalkan tempat tidurnya, masuk lebih dalam ke bagian tertutup dari kapalnya dan sebisa mungkin menutupi tubuhnya guna bersembunyi dari makhluk mengerikan yang disaksikannya tadi.
"Semoga anak-anak itu tidak bertingkah bodoh dengan keluar dari tenda. Bagaimanapun, makhluk itu terlihat berbahaya. Mengerikan," gumamnya.
🐾🐾🐾🐾🐾
"Kamu akan berangkat pagi nanti?" tanya Seulgi.
Tuan Lee mengangguk,"Aku harus. Nyawa anak-anak dalam bahaya,"
"Kamu bilang orang itu berhasil selamat, itu artinya mereka juga kemungkinan bisa pulang dengan selamat,kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLIDAY || Stray Kids
FanfictionLiburan macam apa yang membawa pada mimpi buruk?