1 | Deep Water

10 3 0
                                    

Hola..
Thank you for your time and enjoy!

⚠️Tw // harsh words, emotional talk, confrontation, sexual assault -tersirat.

~~~

Selama ini aku tidak mau mengikuti kepercayaan adanya bulan sial. Aku hanya ingin setiap bulan punya banyak pilihan warnanya sendiri. Terutama warna-warna terang.

Februari 2018 ini betul-betul mengacak-acak persepsiku untuk hal yang satu itu. Bukan ingin mengkeramatkan Februari sebagai bulan paling buruk. Tapi maaf Tuhan, tiba-tiba saja aku benci bulan Februari. Aku benci hari ini, kemarin, dan kemarinnya lagi. Aku benci manusia, dunia, aku benci dengan diriku sendiri.

Aku rasa dunia ini tidak lagi ramah padaku.

"Zee, tiga puluh menit lagi kita meeting di ruang Pd Nam." Seseorang hampir saja membuat jantungku keluar dari dada saking kagetnya.

Aku yakin, aku sudah terlihat seperti pelamun yang tidak bisa diganggu. Duduk di atas closet paling pojok bilik kamar mandi, dengan pintu yang sengaja aku buka, dan pintu utama toilet yang sengaja kututup.

Ia mendekatiku, mengusap lenganku khawatir. "Sudah makan?"

Aku meliriknya tajam, mencoba beri paham kalau aku masih kaget. Kaget kenapa bisa-bisanya dia menemukanku? Padahal aku sudah memberi peringatan toilet rusak di depan pintu. Kaget karena suaranya memenuhi seluruh ruang kamar mandi. Tapi dia Jeonghye, creative staff yang paling mengenalku jadi tentu saja dia tahu tempatku kabur. Dan seharusnya aku tidak perlu mempertanyakan hal itu. 

"Makan dulu sebelum masuk ke ruang meeting, kurasa pembicaraannya akan sedikit melelahkan," katanya dengan nada suara santai, namun aku bisa lihat matanya menatapku iba dan kasihan. "Oh iya, Manajer Joon bilang, Seok Yoo menelponmu tadi, dan kamu dapat izin sekarang," perempuan dengan balutan kemeja biru cerah bermotif spiral ini menyodorkan ponselku.

Tanpa ragu aku menariknya kemudian mengecek log panggilan. "Segeralah lakukan, aku tunggu di ruang kesehatan. Nggak masalah kan makan di sana? Kita perlu mempersingkat waktu, tubuhmu perlu diperiksa dulu." Ia bicara dan menyimpulkan secepat rapper. Belum sempat aku beri respon dia sudah menghilang dari hadapanku.

Tidak lama Jeonghye bersuara dari jauh, "Jangan lupa lepas akrilik sign label di pintu, kasihan orang harus muter ke ujung lift utama atau harus turun satu lantai untuk dapat akses toilet,

Kalau soal bicara dengan Seok Yoo, aku nggak perlu mengajari, kamu pasti tahu bicara yang benar dengan temanmu saat kondisi begini, aku hanya peringatkan ... hati-hati," katanya lagi sebelum terdengar suara klik pintu di tutup.

"Kalian nggak waras ya?" Serang Seokgyu dengan suara keras.

Seluruh tubuhku menegang sesaat pria itu membentak dengan emosi membara. Aku merasakan bibirku bergetar ketika mencoba untuk menarik napas.

Terlalu banyak kepala di ruang ini yang saling melayangkan emosinya terhadap satu sama lain, aku hanya berusaha kuat menahan diri untuk lebih dingin dari yang lain di balik punggung Seokgyu sambil menikmati lelehan air mata.

"Kasus ini harus dibawa ke jalur hukum, lihat luka-luka di tubuhnya, bekas menjijikan di area leher dan pinggangnya, dia terlihat sangat mengerikan lalu kalian hanya bisa diam?!" Seokgyu menoleh singkat ke belakang, kemudian menghela napas kasar.

Beautiful WreckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang