Di Sisiku Tempat Bersandarmu

503 38 6
                                    

Sunghoon mengetuk pintu kamar Heeseung. Pemilik kamar membukanya dan mendapati Sunghoon yang tersenyum padanya. Heeseung mempersilakan Sunghoon masuk, kemudian keduanya duduk di kasur.

"Ada apa memanggilku kemari, hyung?" Tanya Sunghoon.

Heeseung tidak langsung menjawab. Ia mendekati Sunghoon dan menyandarkan kepalanya di bahu lelaki manis itu. Sunghoon menoleh untuk melihat ekspresi Heeseung. Lelaki yang lebih tua di grup Enhypen itu kini tengah memejamkan matanya, tapi Sunghoon yakin ia tidak tidur.

"Temani aku malam ini," kata Heeseung tiba-tiba. "Kau mau kan?"

Sunghoon meraih wajah Heeseung dan menatap lekat-lekat wajah lelaki itu. Wajah Heeseung tampak sendu dan juga lelah.

"Kau tidak sedang sakit kan, hyung?" Tanya Sunghoon khawatir.

"Tidak, aku tidak sakit," jawab Heeseung untuk menenangkan Sunghoon.

"Tapi wajahmu seperti orang tidak sehat," ujar Sunghoon lagi seakan tidak mempercayai ucapan Heeseung. "Jangan sembunyikan apa pun dariku, hyung. Meskipun hyung yang tertua di grup, tapi aku tidak mau kau menanggung beban sendirian. Berbagilah, setidaknya denganku."

Heeseung senang ketika Sunghoon mengkhawatirkannya. Baik Sunghoon maupun yang lainnya selalu meminta Heeseung untuk tidak menanggung sendiri bebannya. Sebagai yang tertua di grup Heeseung tentu bertindak layaknya kakak yang akan melindungi adik-adiknya bahkan menjadi pendorong bagi sang leader, Jungwon. Ia selalu menjadi pendengar yang baik bagi membernya serta membantu bila mereka memiliki masalah. Namun, apabila ia yang mengalami kesulitan malah cenderung menyembunyikannya dari mereka.

Sunghoon tahu bila Heeseung adalah sosok yang dapat diandalkan dalam grupnya. Tapi mengetahui sosok Heeseung yang cenderung suka menanggung beban sendirian terkadang membuat Sunghoon kesal. Oleh karena itu ia memutuskan untuk menjadi tempat sandaran bagi Heeseung, setidaknya ia ingin ada disaat lelaki itu butuh teman berbagi cerita.

"Terima kasih, Sunghoon. Aku senang kau mencemaskanku. Aku merasa seperti tidak bisa berbohong di hadapanmu," kata Heeseung sambil tersenyum.

"Hyung bisa mengandalkanku dan yang lainnya. Aku tidak ingin kau menanggung semuanya sendirian," ujar Sunghoon lagi.

"Aku mengerti," kata Heeseung mengangguk. "Tapi aku memanggilmu kemari bukan untuk mendengar omelanmu. Aku merasa seperti diomeli oleh ibuku," kekeh Heeseung.

"Heeseung hyung, jangan bercanda. Aku serius khawatir padamu, hyung malah meledekku," ujar Sunghoon sambil cemberut.

"Jangan marah. Maafkan aku," bujuk Heeseung. "Bagaimana kalau kukatakan aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu?"

"Aku dengan senang hati akan menemanimu," jawab Sunghoon sambil tersenyum.

"Park Sunghoon, harusnya kau tidak menjawab secepat itu. Kau perlu tahu pepatah mengenai serigala berbulu domba," ujar Heeseung sambil mengusap pipi Sunghoon.

"Bagiku Heeseung hyung itu Bambi yang manis. Aku tahu kau sedang ingin bermanja-manja denganku, hyung," ujar Sunghoon yang membuat Heeseung tersenyum lebar.

"Kau sangat tahu maksudku. Kemarilah, aku ingin memelukmu," kata Heeseung menarik Sunghoon dalam pelukannya.

Sunghoon dengan senang hati menenggelamkan dirinya dalam pelukan kakak tertuanya. Heeseung selalu nyaman jika Sunghoon berada di dekatnya terutama saat ia memeluknya seperti ini. Sosok Sunghoon yang tinggi akan tampak mungil dalam dekapannya. Sang adik yang berjulukan Ice Prince itu memang selalu mengkhwatirkannya, tapi Heeseung pun demikian.

"Kau kesepian ya hyung karena tidur sendirian?" Tanya Sunghoon.

"Tidak juga. Aku justru merasa tenang karena bisa sendirian. Tapi saat ini aku ingin bersamamu," jawab Heeseung.

Cerita Singkat-Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang