Jung Jaehyun pertama kali menjadi seorang ayah diusianya yang ke-24 tahun. Pertama kali menggendong bayi yang masih berwarna merah, bayi kecil yang berjuang untuk hidup. Putra sulungnya, Mark.
"Terimakasih Amanda, kamu sudah membuat saya menjadi seorang Ayah paling bahagia di dunia." Ucapnya pada sosok wanita cantik yang tengah memejamkan matanya.
Jaehyun dan Amanda adalah pasangan suami-istri paling bahagia saat Mark lahir ke dunia. Keduanya sudah menanti Mark datang, walaupun terlahir dengan berat sangat kecil, Mark tidak menyerah. Bayi itu berjuang bersama kedua orang tuanya.
Di tahun kedua pernikahan mereka Amanda dikaruniai seorang anak lain, Jeno. Mungkin terlalu cepat untuk Mark memiliki seorang adik, tapi ini adalah rejeki dari Tuhan yang tidak bisa dan tidak boleh keduanya tolak.
Dan terjadi lagi di tahun ketiga, Amanda hamil anak yang terakhir yang akhirnya Jaehyun beri nama Sungchan. Si paling kencang menangisnya, si paling mudah menangis dan paling kecil saat itu.
Mark dan Jeno menjadi kakak diusianya yang sangat kecil.
Saat itu keduanya sangat amat kesulitan mengurus tiga bayi. Ekonomi Jaehyun juga saat itu masih sulit untuk menghidupi anak dan istrinya, tapi Jaehyun tidak pernah menyerah dan terus bekerja untuk keluarganya. Ujian menerpa rumah tangga keduanya, Amanda tidak sanggup lagi hidup dalam kesederhanaan.
Wanita cantik itu sudah terbiasa hidup bergelimang harta sejak lahir ke dunia. Dan ketika menerima ajakan menikah dari seorang lelaki tampan yang menjabat sebagai kekasihnya, Amanda tidak berpikir bahwa hidupnya akan sesusah ini. Dia menyesali keputusannya menikah dengan Jaehyun dan melawan orang tuanya.
"Aku capek ngurus anak, Kak!"
Jaehyun masih diam. Setiap hari tiada hari tanpa beradu mulut. Jaehyun juga lelah.
"Aku capek ngurus anak tiga sendirian! Kamu cuma kerja-pulang-makan-tidur! Ini anak kamu juga Kak! Nyesel aku nikah sama orang miskin kaya kamu. Ternyata bener yang Mama bilang, aku nggak akan pernah hidup bahagia kalo menikah sama Kakak."
Entah sudah yang keberapa kali kalimat Amanda yang satu ini ia dengar. Jaehyun hanya mencoba bersabar dan tidak melawan untuk mempertahankan pernikahan yang telah ia bangun. Dia yang telah mengajak Amanda untuk membangun rumah tangga, dan dia tidak boleh menghancurkannya pula.
"Amanda dengerin, saya kerja untuk kamu, untuk anak-anak. Maaf kalau saya belum bisa jadi seorang Ayah yang pas untuk mereka, tapi saya berusaha mencukupi kebutuhan mereka Amanda. Tolong mengerti, jangan terbawa emosi kaya gini-"
"Stop! Ayo cerai Kak."
Jaehyun menahan napasnya sejenak. Walaupun Amanda selalu marah begini, wanita itu tidak pernah mengucap kalimat keramat itu. Kalimat yang tidak pernah ingin Jaehyun dengarkan.
"Tolong sekali ini bantu aku Kak, cukup tandatangani ini dan kita selesai."
Lebih kaget lagi ketika wanita yang amat ia cintai menodongkan amplop coklat yang sudah ia pahami isinya. Dia tidak menyangka Amanda sudah menyiapkan segalanya matang-matang. Seingin berpisah dengannya kah Amanda?
"Enggak! Jangan gila, Amanda! Kamu lupa kita punya tiga anak?!" Jaehyun menepis amplop tersebut hingga jatuh ke lantai rumah mereka.
"Aku nggak lupa dan nggak akan pernah lupa. Tapi rumah tangga ini udah nggak bisa kita pertahanin, Kak."
"Apanya yang nggak bisa? Amanda, Tuhan lagi uji rumah tangga ini, tolong jangan terbuai!"
"Aku nggak terbuai! Aku cuma nggak sanggup lagi hidup sama Kakak! Aku nggak sanggup jadi orang miskin, Kak!" Teriak Amanda frustrasi. Wanita cantik itu menangis sesenggukan menatap amplop yang ia bawa.
"Kalau itu mau kamu, saya turuti." Jaehyun meraih amplop Amanda, membukanya dan menandatanganinya tanpa ragu. "Saya nggak pernah menyesal pernah mengenal, mencintai dan menjadi suami kamu, Amanda."
•••
"Sekarang dimana Bu Amanda, Pak?" Tanya Taeyong.
"Dia tinggal di Amerika."
"Sama orang tuanya?"
"Tunangannya."
Taeyong mengulum bibirnya, dia tidak menyangka pria yang ia jengkeli memiliki kisah hidup yang pahit. Kisah percintaan yang tidak berhasil. Dan lebih kasian lagi anak-anak yang ditinggal ibunya pergi diusia yang masih kecil.
Mereka tidak merasakan kasih sayang seorang ibu sejak kecil, seperti Taeyong. Dia amat sangat mengerti rasanya menjadi ketiga anak Jaehyun."Bapak nggak marah?"
Jaehyun tertawa kalem. "Marah buat apa?"
"'Mantan istri Bapak... sama yang lain?"
"Marah nggak merubah apapun, dia sudah bahagia dengan hidup barunya dan saya pun begitu. Saya dan anak-anak sudah bahagia tanpa dia."
TBC
[6/11/2021] 00.51 WIBAmanda Putri Sanjaya
Cr. Pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
Duren✅
Fanfiction[END] Nasib Taeyong ditaksir duren anak tiga. [⚠] BxB, Mpreg, Non-baku. © kelonin, 2021.