Prolog

5 4 3
                                    

Sebelum lanjut baca, silahkan di follow akun gue supaya gak ketinggalan sama cerita nya ...

***

"Gak, mom! Bukan Echa yang salah, bukan Echa yang udah bikin Cia terluka, bukan Echa! Cia terluka karna dia ga—

Plak!

"Diam! Udah tau salah masih aja gak mau jujur!"

"Dasar anak gak tau diri," hardik Gabriel, ayah Echa

"Pembunuh!!" Ucap Siska ketus, ibu Echa

Mereka berdua kemudian berlalu pergi, meninggalkan seorang gadis kecil itu sendiri. Gadis itu tengah menangis dan tertunduk memeluk kedua lutut nya dengan erat. Tamparan itu berhasil membuat diri nya yang tadi berdiri kini terduduk dengan lemah, ia menggigit bibir bawah nya dan tak henti henti nya ia selalu mengeluarkan isakan di bibir nya. Air mata, hanya cairan bening itulah yang sedari tadi setia menemani diri nya, rasa sesak dan sakit mulai bercampur aduk di hati nya.

"Bukan Echa yang udah bikin Cia terluka, bukan Echa!" Ucap nya di sela-sela tangis nya

"Echa bukan pembunuh, Echa bukan pembunuh ... " isakan yang tadi nya tidak terdengar, kini mulai terdengar dengan sangat jelas sekarang. Ia menangis pilu di dalam kamar nya, ia menganggap kamar nya lah yang paling nyaman dan menjadi tempat yang menenangkan ketika ia bersedih, seperti saat ini.

Ia menangisi dirinya yang selalu dijadikan penyebab atas kesalahan, yang tak pernah ia lakukan. Bocah 8 tahun, yang seharusnya mendapat kasih sayang dari kedua orang tua nya, malah selalu mendapat ocehan, cacian, serta kekerasan di usia nya yang sangat dini untuk menghadapi itu semua. Bukan nya bermain dan bercengkrama ramah dengan diri nya, orang tua nya malah senang terus terusan memukul dan menyakitinya dengan sengaja, terkadang dia iri dengan teman-teman nya yang lain, yang selalu mendapat kasih sayang dari orangtua nya sementara dirinya tak pernah merasakan itu, sama sekali tak pernah.

Dexia Iqalaa Syah, yang kerap dipanggil dengan sebutan Echa oleh orang terdekatnya, merupakan gadis yang sangat ceria dan memiliki nasib yang kurang beruntung. Ia tak pernah mendapat kasih sayang dari orangtua nya, sejak ia masih bayi pun ia tak pernah di perhatikan atau di perlakukan layak nya seorang anak bagi kedua orangtua nya, ia selalu di rawat oleh maid dan Abang nya disini, setidaknya ada orang peduli terhadap diri nya disini.

Berbeda dengan Echa, Cia atau nama lengkap nya Disha Azira Arabela, selalu mendapat kasih sayang yang melimpah dari kedua orang tua mereka. Echa dan Cia adalah saudara kembar, yang memiliki sifat dan pandangan berbeda satu sama lain. Cia selalu menyulitkan Echa dan selalu menyalahkan kembaran nya itu atas semua kesalahannya, baik yang di sengaja maupun tidak. Echa yang selalu mendapat hukuman, bukan Disha. Ia selalu memutar balikkan fakta dan berujung menyalahkan Echa atas segalanya.

Zio, Abang dari sikembar. Walau ia adalah anak dari kedua orang iblis itu, ia sama sekali tak pernah punya sifat seperti mereka. Jika mereka selalu membenci Echa, maka Zio tidak. Ia sangat menyayangi adiknya itu, ia tau betul bagaimana sikap orang tua mereka terhadap Echa, ia selalu menjadi supporter pertama bagi Echa dan, dia juga lah yang menjadi alasan Echa mau bertahan hidup di rumah ini.

ECHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang