Part 1

2 3 3
                                    

"Echa! Ayo bangun, lo sampe kapan mau tidur terus?" Terdengar sebuah teriakan kecil dari kamar Echa, suara itu berasal dari Zio Erlangga. Sedari tadi ia sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, namun Echa tak kunjung bangkit dari mimpi nya.

Ia menarik kaki Echa dan terus membangunkan adiknya namun nihil, tak ada respon.

"Yaudah, lo gue tinggal aja. Mending gue berangkat sendiri aja," dengus Zio kesal, ia kemudian berbalik dan melangkah ke arah cermin di kamar Echa, dan berbalik. Ia berfikir, kalau Echa akan bangun, tapi gadis itu masih tetap diposisi yang sama.

Brakk!

"Dia belum bangun juga?" Tanya seorang wanita paruh baya, yang baru saja masuk ke kamar Echa

"Ini Zio mau bangunin mah," bohong Zio

"Halah, kamu jangan bela dia terus Zio! Dia nanti malah ngebangkang sama kamu, minggir kamu!! Mamah mau lewat" ucap Siska dengan suara mulai meninggi, ia kemudian berjalan menuju kasur Echa dan mengguyur wajah Echa dengan air dingin yang ia bawa

Byurr!!

"Aaaa" pekik Echa

"Dingin," lanjut nya, kemudian matanya berpapasan dengan wajah Siska yang tengah memerah menatap dirinya

"Apa? Mau marah? Jawab!!" Bentak nya,

Echa tersentak, Zio yang melihat itu langsung berlari menuju Echa dan memeluk tubuh yang tengah kedinginan itu dengan erat

"Mah, stop! Jangan bentak Echa sekarang, dia telat bangun karna semalaman dia ngerjain tugas sekolah nya Echi, tolong kasih dia pengertian," ucap Zio menatap Siska dengan kesal

"Terserah!" Ketus Siska sebelum pergi meninggalkan kamar Echa

Zio beralih menatap Echa yang tengah kedinginan itu dengan sorot mata yang sendu, ia merasa sangat kasihan terhadap nasib yang ditimpa adiknya itu selama ini. Tak pernah diberi kasih sayang, perhatian, bahkan perlakuan yang sedikit menunjukkan bahwa Echa adalah anak dari mereka pun tidak.

"Bang, thanks yah udah nyelamatin Echa dari mamah," ucap Echa bersuara

"Hm," ucap Zio tersadar dari pikiran nya

"Sekarang lo bersiap gue tunggu dibawah," sambung nya lalu berjalan meninggalkan Echa sendirian di kamar nya

Echa sigap pergi ke kamar mandi dan bergegas untuk bersiap siap pergi ke sekolah. Zio menutup pintu Echa dan pergi meninggalkan kamar Echa yang berada di lantai atas. Zio menururni anak tangga dengan santai sembari menyandang tas sekolah nya di bahu nya.

Langkah nya kemudian terhenti,

"Apa gue harus bangunin Echi juga?" Tanya Zio pada diri nya sendiri

Walaupun Echi sering menyulitkan Echa, Zio tidak pernah membenci Echi atas perilaku nya tersebut. Ia tidak pernah membeda-bedakan kasih sayang nya terhadap 2 adik kembar nya itu, ia menyayangi keduanya dengan tulus, dan menjaga mereka dengan penuh kasih sayang. Namun, Zio tidak pernah tau bahwa selama ini Echi selalu merasa terasingkan dengan adanya Echa disisi Zio, Echi sangat menyayangi Zio dan Echa, namun rasa sayang Echi ke Echa perlahan menghilang dan berganti menjadi sebuah kebencian yang sangat mendalam.

"Nanti kamu pulang sekolah nya sama siapa sayang?" Tanya Siska lembut

"Aku pulang bareng Abel sama yang lain nya mah nanti siang," sahut Echi dengan tangan yang sedang memegang roti lapis

"Ternyata keluarga Cemara sedang sarapan bersama disini ... " Gumam Zio

Zio melangkahkan kaki nya menuju pintu, yang kebetulan melewati meja makan yang berisikan sebuah keluarga Cemara yang harmonis

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ECHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang