*
*
*
*
*#Bulan2000_
"Wah! Sasuke! Kau terlambat!"
Ini Naruto, ninja Konoha yang sedang diagung-agung karena berhasil memenangkan peperangan dunia sinobi ke-4 sepuluh tahun lalu dengan melepaskan dunia mimpi yang diciptakan oleh Kaguya.
Saat ini Naruto benar-benar mempunyai reputasi yang baik di Konoha. Ia bahkan menjadi idola baru untuk kalangan anak muda sekarang. Bahkan kabarnya, beberapa bulan lagi, pria berambut kuning ini akan diangkat menjadi Hokage menggantikan Kakashi yang menjabat saat ini.
Perjumpulan yang direncanakan ino dan Sakura pagi tadi kini terlaksana. Sebagian besar dari tim ninja angkatan Sakura, banyak berpartisipasi dan datang ke kedai Ramen Icharaku.
Sakura menghela napas, kalau tempatnya adalah Ramen Icharaku ia tahu siapa yang merekomendasikan tempat ini untuk acara Reuni mereka.
Naruto terlihat sangat antusias karena kedatangan teman lamanya, sekaligus mantan rivalnya, Sasuke. Pria rambut kuning itu terus berkata dan terus bertanya pada Sasuke. Suaranya terdengar riuh, tapi hal itu juga yang membuat suasana menjadi hangat.
Teman teman yang lain seperti Shikamaru, Choji, Kiba, Shino, Lee, dan Sai jadi punya keberanian untuk bertanya banyak hal pada Sasuke karena Naruto yang berhasil menjadi jembatan mereka karena kehebohannya.
Naruto dengan senyum dan suara kerasnya, seperti cahaya matahari yang menyinari bumi. Sedangkan Sasuke seperti cahaya Bulan purnama yang terang nan indah tapi, tertutup oleh awan hitam.
Untuk angkatan ninja wanita ada Ino, Temari, Tenten, Hinata dan dua orang ninja wanita yang terlihat asing. Mungkin mereka berdua adalah kenalan Tenten. Tapi itu bukan masalah, karena acara ini bukan acara reuni saja, tapi acara berkumpul untuk menyambut kedatangan Sasuke. Jadi siapa pun boleh ikut bergabung.
Mereka masih sama, yang membedakannya adalah, sekarang mereka terlihat jauh lebih dewasa, tampan dan cantik. Tapi sepertinya perubahan itu akan hilang karena perkumpulan ini. Mereka akan menjadi orang-orang yang penuh cerita dan sedikit berisik.
Sakura menatap teman-temannya. Ketika ia melihat suaminya tampak diam dengan raut wajah datar, tengah ditanya berbagai macam pertanyan oleh teman angkatan mereka. Sakura terpaku, ada perasaan lega karena Sasuke akhirnya bisa bergaul dengan teman-teman lamanya.
Ada sedikit jarak antara ninja wanita dan pria. Sakura tentu memilih bergabung dengan teman-teman wanitanya.
"Sakura-chan pasti berusaha keras untuk membujukmu datang, kan Sasuke? Tapi syukurlah, kau benar-benar datang dengan penapilanmu yang cukup keren ini, huh!" Naruto kembali menyinggung soal kedatangan Sasuke. Pria kuning ini tahu betul kalau perkumpulan dan hal semacam itu, Sasuke tidak menyukainya.
Tapi ternyata pria ini datang dengan penapilan segar dan freesh.
Rambut reven panjangnya terpangkas rapih, namun masih tetap terlihat menutupi mata dan lehernya. Pakaian Sasuke juga terlihat berbeda dan tidak menggunakan jubah misi. Kuku tangan yang sempat terlihat panjang kini sudah terpangkas rapih dan bersih. Tentu saja, ini berkat seseorang yang sangat peduli padanya. Sakura.
"Benar, ya. Sasuke terlihat keren. Apa kau memotong rambutmu, Sasuke?" Lee juga ikut bergabung.
"Hm." Sasuke membuka matanya. Tapi tetap saja, satu mata kirinya masih tertutup rambut yang sengaja ia juntaikan.
"Wah, kau masih punya semangat masa muda ternyata!" Lee berseru dengan memberikan Sasuke acungan jempol. Jangan lupakan gigi putihnya dan mata bulat dengan bulu lentik itu terpejam satu.
"Sepertinya, si jelek Sakura berhasil membujukmu datang, ya. Aku benar-benar terkesan." Sai dengan kata tanpa filternya, seketika mengubah atmosfir obrolan para pria itu.
"Sai, aku kira kau sudah berubah setelah menikah dengan Ino?" Shino tampaknya juga telah memahami Sai dengan segala hal yang menyebalkan dari pria pucat itu.
Sai hanya tersenyum, tapi kali ini senyumnya jauh lebih teduh dan tanpa kepalsuan.
"Kau benar-benar ya, Sai! Sakura-chan itu gadis manis! Beraninya kau bilang dia jelek!" Naruto tidak terima dan berteriak dari unjung tempat duduknya.
Sai hanya tersenyum. "Ah, maaf ya. Bagiku dia masih Sakura yang jelek."
"Sai, sepertinya kau salah. Atau matamu yang saat ini sudah menjadi semakin rabun? Sakura-chan jauh lebih cantik sekarang." Lee juga mengatakan keridakterimaan ucapan yang Sai lontarkan.
"Sakura-san, jauh lebih cantik dan lembut setelah menjadi dokter."
"Benar, aku setuju dengan Lee dan Shino." Shikamaru yang sejak tadi tak banyak bicara lantas memberikan komentar. "Potongan rambutnga juga keren."
"Itu benar, aku juga menyukai gaya baju yang Sakura-chan pakai. Itu modis sekali, bahkan beberapa waktu lalu istriku ingin menjahit baju yang sama dengan Sakura." Choji yang mengunyah snack favoritnya juga ikut berkomentar.
Ucapan Choji ini berhasil mengundang gelak tawa dari semuanya.
"Sepertinya kau itu memang rabun, Sai!" Nqruto tertawa puas.
Sai hanya tersenyum. "Tetap saja, Ino jauh lebih cantik." Tanggapan Sai membuat semua pria-pria ini mendengus pelan. Mereka tidak menyangkal karena memang Ino juga cantik. Tapi mungkin bagi Sai, istrinya punya level cantik yang tinggi.
"Sakura-cham juga sexi sekarang." Lee menambahkan.
Trak!
Tatapan para pria ini lantas tertuju pada sosok Sasuke. Detik berikunya mereka merasajan hawa dingin yang menyentuh kulit masing-masing. Pria dengan rambut reven itu memejamkan matanya berhasil mematahkan dua sumpit sekaligus!
"Kalian masih saja tidak berguna, sampai harus membicrakan hal yang tidak penting." Sasuke membuang patahan sumpit tadi di tengah meja, menambakan kesan mencekam di antara mereka. Sasuke lalu mengambil sumpit yang baru, sedikit memainkannya di satu titik tangan.
"Kau bilang tidak penting, Teme!?" Naruto kembali berkata, setelah dibuat takut oleh Sasuke.
Pun yang lainnya tampak tercengang, rasa takut mereka hilang dan tergantikan dengan rasa terkejut mendengar ucapan Sasuke yang dipertegas Naruto barusan.
Sasuke mendengus, menatap musuh rasa sahabat itu tajam.
"Aku tidak keberatan harus mematahkan tulang rusuk kalian sekarang." Sasuke seoalah menekankan ucapan yang sebagian besar tidak dipahami oleh mereka.
Mereka kembali bergedik ngeri. Kecuali Shikamaru yang masih bersandar dan memejamkan matanya santai.
"Sasuke sedang cemburu sekarang, apa begitu saja kalian tidak paham? Dasar merepotkan." Sepertinya memang hanya Shikamaeu yang punya tingkat kecerdasan setara dengan pria rambut reven itu. Shikamru langsung menyadari sikap Sasuke yang terlihat sedikit random ini.
Sudut mata kanan Sasuke terlihat berkedut, kaget ketika Shikamaru berkata demikian.
"Oh, wah! Ternyata begitu, Sasuke?!" Naruto merangkul pundak Sasuke dan menggucangnya keras. "Harusnya kau bilang saja, Teme! Itu bukan masalah besar. Lagipula kita hanya membenarkan ucapan Sai yang menyebalkan itu. Selamanya Sakura-chan itu milikmu, kok! Hahahah...." Naruto lagi-lagi berhasil merubah suasana.
Mereka perlahan-lahan ikut tertawa, sedangkan Sasuke sibuk mengendalikan raut wajahnya supaya tidak menampakkan expresi lain nantinya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, SAKURA!
RomanceMenikah dengan Sasuke adalah takdir terindah Sakura. impiannnya sejak kecil ternyata bertemu dengan takdir. Bagi Sakura, mencintai dan memiliki ikatan pernikahan dengan Sasuke, sudah lebih dari cukup untuknya selama ini. Tanpa peduli dan tanpa ada...