Mengenal Jaehyun dan keluarga selama berbulan-bulan membuat Taeyong semakin dekat dengan Trio Krucil. Dia yang memang dasarnya menyukai anak-anak senang saja kalau disuruh ngurus mereka.
Dan yang Taeyong tahu Mark itu ternyata anak pinter. Suka basket tapi katanya masih kurang tinggi, jadi setiap mau tidur selalu minum susu kalsium.
Jeno gak senakal yang dia kira, anak itu murah senyum. Dan yang paling Taeyong suka adalah mata Jeno kalau senyum selalu merem. Gemesin.
Sungchan juga sekarang udah deket sama Taeyong, udah gak malu-malu lagi. Kalau dilihat-lihat sih Sungchan itu punya kemungkinan bakalan tumbuh tinggi, habisnya masih kelas satu aja udah setinggi Jeno.
Tapi sayang akhir-akhir ini Taeyong lagi sibuk skripsian. Waktunya ketemu Trio Krucil jadi makin berkurang. Kalau biasanya sebulan ada sepuluh kali ketemu sekarang jadi sebulan dua kali. Paling kalo bukan anak-anak yang main ya Taeyong yang ke rumah mereka.
Dan itu bikin anak-anak uring-uringan, Jaehyun jadi kelimpungan. Untungnya mereka gak sampe nangis pengen ketemu Taeyong. Tapi tumben Sungchan pagi ini nangisin Taeyong bangun tidur, katanya pengen ketemu.
Ternyata si bungsu sakit. Akhirnya hari itu Jaehyun gak berangkat kerja dulu dan ngurusin Sungchan.
"Pa... Mau ketemu Kak Taeyong." Lirih Sungchan menatap sang ayah yang duduk di samping tempat tidurnya.
"Sungchan, Kak Taeyong lagi sibuk sekolah. Dia nggak bisa ketemu kamu." Balas Jaehyun berusaha memberi pengertian. Tapi yang ada Sungchan malah nangis. "Okay-okay, Papa telepon Kak Taeyong supaya kesini. Jangan nangis, nanti kamu makin pusing."
•••
"Pak Jaehyun! Permisi!"
Jaehyun tersenyum membuka pintu rumah, ada Sungchan di dalam gendongannya. Bocah itu sedang bersandar bahu sang ayah sembari memeluk boneka jerapah.
Sungchan yang mendengar suara kakak cantiknya langsung menoleh. "S-sakit, Kak."
Taeyong tersenyum lembut, membawa tubuh si kecil bersamanya untuk digendong. "Kalo sakit kenapa keluar, harusnya Sungchan istirahat di kamar."
Si kecil bersandar ke pundak Taeyong. Melupakan boneka jerapah yang sudah bersamanya sejak masih bayi. "Mau ketemu Kak Taeyong."
"Maaf ya Kakak sibuk buat tugas sekolah. Nanti kalau tugasnya udah selesai Kakak janji sering-sering main sama Sungchan lagi."
"Beneran?"
Taeyong mengangguk menyanggupi ucapan si bungsu yang kini sudah berusia delapan tahun. "Sungchan udah minum obat?"
"Belum. Minum sama Kak Taeyong."
Jaehyun memberikan sendok berisi obat sirup demam anak-anak pada Taeyong yang kemudian diterima baik oleh si lelaki cantik. "Sekarang buka mulutnya, minum obat."
Sungchan membuka mulutnya dengan mudah, menerima suapan sendok berisi obat dan cepat-cepat menelannya.
"Sungchan serba gampang apa-apa kalau sama kamu." Ucap Jaehyun.
"Biasanya dia susah banget kalau suruh minum obat."Taeyong tersenyum kecil, mengusap keringat sebesar biji jagung pada bocah di pelukannya.
"Biar saya yang gendong, nanti baju kamu basah kena keringat Sungchan."
Sungchan membuka matanya, mengeratkan pelukannya pada Taeyong. "Nggak mau~"
Taeyong terkikik. "Nggak apa-apa Pak, biar Sungchan sama saya aja."
"Terimakasih sudah mau datang ke rumah saya, maaf jadi ganggu waktu skripsian kamu."
"Saya nggak merasa gitu kok Pak. Skripsi saya nggak sepenting itu dibanding Sungchan." Balas Taeyong.
"Tapi kalo kamu nggak ngerjain skripsi kamu nggak lulus."
Taeyong menatap Jaehyun horror. "Nggak ngerjain sehari nggak akan bikin saya nggak lulus Pak, lagian saya masih bisa kebut nanti malem."
"Saya bantu kamu."
"Bantu apa?"
"Bantu kamu kerjain skripsi."
Taeyong ketawa kecil, jangan keras-keras nanti adek Sungchan bangun. "Bantu doa aja Pak."
TBC
[6/11/2021]
KAMU SEDANG MEMBACA
Duren✅
Fanfiction[END] Nasib Taeyong ditaksir duren anak tiga. [⚠] BxB, Mpreg, Non-baku. © kelonin, 2021.