"Assalamualaikum!"
Donghae yang lagi baca majalah langsung noleh ke pintu, naruh majalahnya buat bukain pintu.
"Waalaikumsallam..." Balas Donghae, pria tua itu tersenyum menatap sosok pria tinggi menggendong bocah kecil dan dua bocah lainnya di samping kiri dan kanan. "Masuk dulu."
"Kakek!" Jeno mengulurkan tangannya pada Donghae. "Kak Taeyong mana, Kek?"
"Kak Taeyong lagi mandi di atas." Balas Donghae. "Sini duduk dulu. Kalian mau minum apa?"
Jaehyun tersenyum. "Ngga usah repot-repot, Pak."
"Kakek! Sungchan mau ajak Kak Taeyong belanja, boleh?" Tanya si bungsu dengan nada memohon. Donghae tentu saja akan mengijinkan, tapi dia ingin melihat seberapa usaha anak ini ingin membawa putra semata wayangnya.
"Kak Taeyong lagi sibuk sekolah, jadi nggak bisa ikut." Balas Donghae.
Sungchan merengut, berbalik menatap ayahnya hendak menangis. "A-ayah!"
"Memang kalau Kak Taeyong ikut Sungchan belanja, mau dibelikan apa?"
Si kecil menatap Donghae kemudian, mengusap hidungnya yang memerah lucu. "Sungchan beliin Kak Taeyong sepeda."
Jaehyun tertawa mendengar jawaban putra bungsunya. "Sungchan punya uang mau beliin Kak Taeyong sepeda?"
Si bungsu mengangguk. "Sungchan kan punya tabungan!"
"Pa, uang tabungan Sungchan habis buat beli permen terus." Celetuk Mark, Donghae tertawa mendengarnya.
"Jadi nggak bisa bawa Kak Taeyong pergi?" Lirih si bungsu Jung.
"Aya–loh!" Taeyong terkejut ketika menuruni tangga dan mendapati tamu di bawah. "Sungchan, kok nangis?" Tanya Taeyong penasaran, di lelaki cantik menatap ayahnya bertanya. "Kenapa?"
Donghae tertawa sembari melanjutkan membaca majalahnya. "Ada yang mau ngajakin malming tuh."
Taeyong menatap Jaehyun bersama ketiga anak-anak si pria. "Bapak?"
Jaehyun mengangguk. "Anak-anak mau ajak kamu belanja, Taeyong, bisa?"
•••
"Kak! Itu permen!" Pekik Sungchan dalam gendongan Taeyong, si bungsu menunjuk rak penuh berisi berbagai macam permen. "Mau!"
Taeyong menatap si kecil. "Permen terus, nanti kalo giginya ompong kaya Kak Jeno gimana?"
Jeno yang merasa disebut namanya menatap Taeyong sebal. "Ini namanya mau ganti gigi baru!" Sanggah si tampan.
Lelaki tampan itu tertawa kecil. "Satu aja ya?"
"Iya."
"Udah semuanya?" Tanya Jaehyun menatap troli yang telah terisi penuh. "Kalo udah kita bayar semuanya sekarang, setelah itu makan malam."
Taeyong mengangguk sembari menggendong Sungchan dan menuntun Jeno di tangan sebelah kirinya. Mark berada di depan bersama Jaehyuh yang tengah mendorong troli.
Kemudian seusai membayar semua belanjaan dan memasukannya ke dalam bagasi mobil, Jaehyun mengajak Taeyong dan anak-anaknya makan di restoran Jepang yang masih berada di mall itu karena anak-anak yang minta.
"Taeyong, kamu mau pesan apa?" Tanya Jaehyun. Dia telah mencatat semua makanan yang diinginkan anak-anak dan sekarang giliran Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duren✅
Fanfiction[END] Nasib Taeyong ditaksir duren anak tiga. [⚠] BxB, Mpreg, Non-baku. © kelonin, 2021.