22. hari ini kamu ulang tahun...

761 173 47
                                    

Sedih nggak? Sebentar lagi mau pisah sama Haikal dan kawan-kawan karena booknya hampir selesai :]

•••

Haikal:
Aku didepan

Andara:
Iyaaa sebentar ya


Haikal senyum, ngeliatin perempuan yang sekarang berdiri kikuk depan pager rumahnya, cariin motor. Padahal Haikal parkirin mobil pas di samping rumahnya, tapi Andara nggak ngeh karena taunya Haikal bawa motor. Dia bahkan udah megangin helm warna biru, punyanya dia.

Andara masih celingukan, sebelum akhirnya buka hp dan kedenger notif pesan masuk di hp Haikal, nanyain dia dimana.

"Disini." Haikal buka jendela, nyalain klakson. Andara kehentak kaget, terus ketawa malu karena baru sadar kalau Haikal ngeliatin dia dari tadi.

"Masih keburu nggak ya, jam segini?" tanya Haikal, ngelirik jam tangannya. Andara tadi sempet masuk dulu ke dalem rumah buat nyimpen helm, terus lari-larian kecil dan masuk ke mobil.

"Keburu, kok. Biasanya sampai jam sebelasan." Andara benerin posisi duduknya, ngeliat jam digital yang ada di hp, baru jam sembilan. Tapi rasanya udah terik banget, panas.

"Barusan anter dulu Mama arisan. Aku tinggal sama Mama sekarang, Ra."

"Serius?" Andara refleks nanya dengan nada yang bener-bener nggak percaya. Selama ini, dia taunya Haikal nggak pernah komunikasi sama Mamanya. Syukur kalau udah baikan.

Dari hari Jumat, Andara ngajakin Haikal buat healing karena tau Haikal nggak kedapetan snm. Niatnya hari sabtu mau main ke Transmart, tapi nggak keburu karena Haikal ngurusin kamar barunya, beres-beres. Janjiannya diundur ke hari Minggu, mereka mau mampir ke cfd.

Andara seneng liat Haikal yang berubah jadi lebih baik, jauh beda sama Haikal tahun lalu yang bikin Andara capek banget ngadepinnya, seolah nggak peduli sama masa depan. Tapi makin kesini, Haikal jadi seseorang yang ambis dan mau berusaha, nggak sekedar ngelakuin sesuatu karena terpaksa.

"DAR!"

"HAH." Andara megangin dada, kaget karena tiba-tiba ada yang nongol dari jok belakang.

Alanis ketawa nggak ada dosa, habis itu ngenalin dirinya. "Halo, aku Alanis. Aku adiknya Abang." Dia salamin tangan Andara—yang masih cengo. Andara merhatiin wajahnya Alanis yang ada kesamaan sama Haikal; bentuk matanya, bibirnya juga mirip.

"Sorry ya jadi bawa-bawa anak kecil, soalnya dia rewel dan nggak ada yang jagain dirumah." Terang Haikal, nyalain lampu sen sebelum belok ke arah alun-alun kota. Sebentar lagi mereka sampe, karena cfd-nya nggak jauh dari rumah Andara.

"Ih nggak papa biar seru." Andara ketawa seneng liat Alanis, terus diajakin duduk di jok depan, dipangku. Diajakin ngobrol, ditanya umur berapa dan sekolah dimana. Andara dari lama emang mau banget punya adik perempuan. Tapi nggak pernah bisa kesampaian karena orang tuanya ikut program dua anak cukup.

"Dia ulang tahunnya nanti tanggal tujuh Juli loh, Ra. Jadi kita annive satu tahun, dia pas lima tahun." Ujar Haikal. Andara ngangguk-ngangguk, merhatiin rambut Alanis yang dikucir dua, rambutnya masih lembut banget.

"Mau hadiah lol surprise yang besar yaaaaaa." Kata Alanis, denger Haikal ngobrolin ulang tahunnya.

Haikal mampir dulu ke Indomaret. Katanya mau narik uang. Nyuruh Alanis sama Andara nunggu di mobil karena nggak bakal lama. Tapi Alanis ngeyel pengen ikut, Haikal yang nggak mau ribet akhirnya nanya dia mau nitip apa, biar dibeliin. Terus Alanis jawab mau kinderjoy, yang diiyain aja sama Haikal.

Podcast Haikal [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang