Pelan - pelan aja yahh.. scrollnya :)
Warning!! Berisi "1555" kata:)
Chapter 2.
"See u"(*)
Sebuah mobil truk melaju dengan kecepatan tinggi berliak liuk tanpa kendali, menyalip tiap mobil yang ada di depannya. sang supir yang sepertinya di bawa pengaruh alkohol menerobos rambu rambu lalulintas, tidak melihat adanya mobil yang akan menyebrang.Dan dalam sekejap menabrak mobil putih yang berisikan dua orang wanita, ibu dan anak.
Mobil terseret sejauh 20 meter sampai akhirnya berguling dan berhenti ketika menghantam tiang listrik jalan.
"Mamah.." suara gadis kecil dengan lirih memanggil ibunya yang sudah bersimbah darah. Tangan mungilnya berusaha menggapai ibunya namun tidak sampai, hanya seruan lemah dengan harapan ibunya menjawabnya.
"Mah..."
"Ma.. mah"
"Mamah..."
"MAMAH!"
Metha membuka matanya dengan nafas terengah-engah, Keringat dingin membasahi pelipisnya, dadanya Naik turun tak terkendali kondisi Metha seperti seorang yang tengah berlari marathon. Hanya saja metha berada di ranjang dengan piyama menempel di tubuhnya.
Metha mengatur nafasnya. Mata yang terbuka dengan lebar kini sayu saat sadar jika kejadian yang barusan itu adalah mimpi, potongan kejadian yang terjadi tergambar jelas di mimpinya.
Metha mendudukan dirinya, memegang kepalanya yang berdenyut. kejadian yang ia impikan kembali hadir, kejadian 6 tahun lalu itu selalu hadir melalui mimpi saat ia berusia 11 tahun. Namun sudah sangat lama mimpi itu tak muncul, tetapi kini kenapa mimpi itu kembali menghantuinya?
"Kejadian itu.. " Gumamnya
Metha melirik jam weaker digital di atas nakas samping ranjangnya.
6:03
Tak luput dari pandangannya foto di samping jam weaker itu membuatnya ingin meneteskan air mata. Orang yang sangat ia cintai tersenyum begitu tulus dan cantik di foto itu bersama dengan metha kecil.
"Mamah..." ucapnya lirih
Setelah menenangkan diri, metha beranjak dari tempat tidurnya, membuka gorden berwarna kelabu dan menyisahkan gorden putih transparan, dan membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam kamarnya, menerangi seisi kamar metha.
Untuk sesaat metha menghirup udara dengan rakus, setelahnya ia Melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
6:35
Metha sudah siap dengan seragam yang ia balutkan jaket kulit berwarna hitam, dan celana jeans hitam menggantikan rok sekolah yang ia masukan ke dalam tas punggung miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMBATAS [ DISCONTINUE ]
RandomKetika kepercayaan berubah menjadi kekecewaan, dan ketika rasa cinta berubah menjadi kebencian. Menjadi seorang pembenci, bukan keinginannya. Menjadikan orang terdekat asing baginya bukan kehendaknya. Tapi terlalu sulit untuk menerima, kenyataan b...