SELAMAT JALAN YOGA

168 1 0
                                    

"Ma, papa pulang" ucap Rama memanggil istrinya seraya memasuki rumahnya.

"loh, papa udah pulang? Tumben banget jam segini uda pulang pa" Raya menghampiri suaminya, mencium punggung tangan Rama lalu mengambil tas Rama.

"iya nih, gak tau kenapa malam ini papa kangen banget sama mama"

"ih, si papa ah masih aja gombal. Gimana syutingnya hari ini sayang? Kok tumben baru jam 9 kamu uda pulang?"

"kebetulan hari ini syutingnya lancar, gak tau kenapa sih hari ini aku lagi males aja ngambil scene yang panjang. kamu gimana keadaannya hari ini? Ada masalah? Kamu gak kerja berat kan? Uda makan malam?" tanya Rama sambil mengelus perut Raya yang sedang membuncit. Saat ini Raya tengah mengandung anak pertama mereka setelah pernikahan mereka setahun yang lalu. Usia kandungan Raya memasuki usia 8 bulan.

"ya ampun sayang, kalau nanya tuh satu - satu donk. Hari ini gak ada masalah kok pa, aku juga gak kerja yang berat - berat kok, Cuma sedikit bantuin mbok yem aja di dapur tadi. Lagian kan kandungan aku juga baik - baik aja kok. Aku juga tadi uda mkan malam. Kamu uda makan malam? Atau mau aku siapin lagi?"

"iya deh iya, aku percaya kok sama kamu. Tadi sih aku uda makan malam di loksyut. Aku mau mandi aja deh sayang, gerah nih"

"ya uda, kalau gitu kamu tunggu sebentar ya, aku mau siapin dulu air hangat bat kamu."

Raya pun beranjak pergi meninggalkan Rama menyiapkan air hangat untuk mandi suaminya. Sementara Rama berjalan menuju ruang kerjanya, merapikan beberapa naskah film yang sedang disutradainya saat ini.
Saat sedang membereskan beberapa lembar naskah matanya menatap sebuah bingkai foto di atas meja kerjanya, foto resepsi pernikahannya dengan Raya setahun yang lalu.

Dalam foto tersebut juga terdapat beberapa teman dan sahabat mereka yang menghadiri acara pesta pernikahannya. Ada Andra, Leo, Cristy yang saat itu tengah mengandung 6 bulan, Cherry, Frans, Natali, Ayu, Gigi, Raffi, dan Yoga.

Rama memandang foto Yoga dengan penuh kerinduan. setahun sudah lamanya ia tak bertemu dengan sahabatnya itu, dan selama itu pula Yoga menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di negeri singa. Setahun sudah Yoga menderita sakit dan harus mendapat penanganan medis oleh dokter ahli dan peralatan rumah sakit yang lengkap di luar negeri. Rama dan Raya bukan tak ingin atau tak punya waktu untuk sekedar menjenguk Yoga, hanya saja pihak rumah sakit hanya mengizinkan pihak dari keluarga saja yang boleh menjenguk dan menemani Yoga.

Rama menghembuskan nafas panjang saat ia mengenang kembali kebersamaannya dengan Yoga. Bahkan pertemuannya dengan Raya juga melalui perantara Yoga.

Bagaimana ia dulu berusaha meyakinkan Raya bahwa ia benar - benar serius dengan hubungan mereka dan bahwa memang ia sudah berubah dari seorang Badboy, semua itu dapat ia lakukan dengan bantuan Yoga. Bahkan untuk bulan madu mereka setelah menikah, Yoga yang memberikan ide tempat bulan madu yang luar biasa dan gak pasaran tentunya. "cepat sembuh ya bro, ponakan lu bentar lagi lahir, lu pastinya gak mau kan jadi om yang gak di kenal sama anak gue ntar?" gumam Rama lirih memandang foto Yoga.

"sayang, kamu dimana? Air hangatnya uda siap nih" suara Raya sontak membuyarkan lamunan Rama. Dengan bergegas ia pun merapikan meja kerjanya dan menghampiri Raya.

Selesai mandi, Rama menghampiri istrinya yang tengah duduk bersandar di atas ranjang sambil membaca majalah tentang ibu dan anak. "kamu lagi apa? Kok belum tidur?" tanya Rama begitu duduk di tepi aranjang sambil mengelus sayang kepala Raya.

"aku lagi baca - baca majalah baby nih sayang, lagian aku juga belum ngantuk."

"ciye...ciye... yang bentar lagi bakal jadi ibu." Goda Rama, kali ini ia sudah naik ke atas ranjang dan mengambil tempat di sebelah Raya.

short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang