Apa ia baru saja bilang ia mengetahuinya?
"Katakan padaku, Harry, katakan. Aku tidak bisa berpura-pura tidak mempedulikan apa kata orang-orang tentang aku dan Niall," aku memegang lengan Harry dan menggoyang-goyangkannya. Niall terus menunduk dan melirik Zayn.
"Aku akan menjelaskan padamu. Tapi nanti," Harry memegang punggungku lalu mulai memelukku. Aku membalas memeluknya dan aku sempat melihat Niall menitikkan air matanya dan mengusap air matanya. "Ayo kita pulang,"
Aku menggeleng. "Aku... ada perlu dengan Niall,"
Harry menatapku dengan sangat kaget dan melirik Niall tajam. Mukanya memerah dan Louis yang sadar langsung menyenggol punggung Harry.
"Tidak bisa,"
Aku melotot ke arah Harry. "Apa? Kenapa?"
"Aku tidak mau kau kenapa-kenapa,"
"Harry, apa kau menyangka Niall bukan anak baik-baik? Harry! ku pikir kau sahabatnya. Mana Harry yang kukenal dulu? Mana Harry yang baik pada sahabatnya? Mana?"
Harry menunduk dan suara serak beratnya bergetar. "Baiklah. Tapi kau harus tetap menghubungiku,"
Aku langsung berdiri, menghapus air mataku dan memeluk Harry. "Terima kasih, Harry," Aku melingkarkan tanganku di lehernya dan menciumnya. Ia memegang pinggangku dan mengangkatku dan menciumku kembali.
"I love you, Luna," ia berbisik di telingaku.
"I love you too, Harry,"
--
"Kau tunggu disini dulu, ya. Aku mau mengambil bajuku sebentar," Niall meninggalkanku di depan bersama Lou, Harry, Liam, Louis, dan Zayn. Raut wajah Harry terlihat lebih masam dari sebelumnya. Jujur aku menjadi merasa tidak enak padanya. Tapi aku memang butuh waktu tanpanya, dan dengan Niall. Tapi karena aku merasa masih menjadi kekasih Harry, akhirnya aku menghampirinya.
"Harry?" ia membelakangi tubuhku. Ia menengok. "Kau baik-baik saja?" aku menggigit kukuku.
"Ya," ia mengangguk. Aku tahu ia berbohong.
"Aku harap kau mengerti, Harry, karena ini semua terlihat tidak masuk akal dan..."
Harry memotongku dengan langsung memegang kepala belakangku dan menciumku dengan penuh passion. Mulutku kaku mendapat ciumannya yang mengagetkan itu. Tapi aku membalas ciumannya dan aku menariknya saat aku melihat Niall keluar dari ruang gantinya.
"Terus kabari aku, oke?" Harry mengecup keningku dan mencium tanganku.
"Oke," aku tersenyum dan mengangguk.
"Kita jalan sekarang?" Niall melirik ke arahku. Aku mengangguk.
"Hati-hati, Luna!" Harry berteriak dan melambaikan tangannya padaku. Aku berbalik badan dan lari ke arah Harry lalu memeluknya erat. "Hey, kau kenapa?"
"Aku mencintaimu,"
"Aku juga mencintaimu,"
Lalu aku kembali berlari lagi menuju Niall yang menungguku di depan mobilnya.
"Kalian berdua lucu sekali," Niall berbicara padaku sambil menyetir. Nadanya seperti menyindir.
"Jadi, Niall, kau mau menceritakannya padaku?"
────
-Niall Horan's POV-
Bagaimana ini? Bagaimana aku harus menceritakannya pada Luna? Ini memang kesempatan baik bagiku untuk mengajaknya ke tempat yang mungkin akan membuatnya ingat padaku. Tapi, kalau aku menceritakan pada Luna langsung tentang kejadian ia amnesia, dan semacamnya, ia pasti menyangka aku bercanda karena itu semua pasti terdengar tidak masuk akal. Lagipula Zayn juga sudah menyuruhku untuk membuat Luna kembali lagi padaku. Tapi itu semua terdengar sangat tidak masuk akal.
"Niall? Kau jangan melamun," Luna membuyarkan lamunanku. "Jadi.. bagaimana ceritanya?"
Aku menghela napasku. "Itu cerita panjang," Aku mencoba untuk mengganti topik. "Ohya Luna, bagaimana permodelanmu?"
Luna terkikik. "Masih seperti biasa. Tidak banyak berubah. Lagipula, kau tidak bagus saat mengganti topik, Niall,"
Aku merasa pipiku memerah mendengarnya. Ia mengerti bahwa aku mengganti topik. "Bagimana kalau kita makan malam dulu?"
"Aku tidak lapar," Luna tidak berubah. Tetap tidak pernah merasa lapar walaupun melewatkan makan siangnya. Seketika aku ingat saat tahun lalu, di ulang tahun Mom, aku, Luna, Mom, dan Chris makan bersama di Fish&co, sesaat sebelum Luna ditabrak oleh Harry dan koma selama setahun dan akhirnya amnesia. Entah setan apa yang merasukiku tapi aku ingin mengajaknya kesana. Mungkin ia akan mengingat semuanya sehabis ini?
"Fish&co?"
Luna mengangguk. "Boleh,"
Aku memarkirkan mobilku di depan Fish&co. Kami dibukakan pintu oleh seseorang yang sepertinya pernah ku kenal.
"Malam, Niall dan Luna. Ingat saya?" aku melihat name tagnya. Joseph Clark as Manager. Ahya. Ia manager yang waktu itu memberi kami diskon.
"Ya! Yang waktu itu memberi diskon dihari ulang tahun ibuku, kan?"
"Ya, waktu itu saya sedang dinas di Irlandia, dan sekarang kembali lagi ke Amerika. Halo Luna, apa kabar?"
Luna terlihat bingung lalu memalsukan senyumnya. "Halo, aku baik-baik saja,"
"Mari duduk disana," Joseph mengantar kami ke tempat duduk di pojok dekat jendela. Joseph memberi kami menunya dan kami pun memilih.
"Kamu mau apa?" Aku bertanya pada Luna. Luna memegang kepalanya. "Kau baik-baik saja?"
Luna mengangguk pelan. "Aku.. aku seperti merasa bahwa aku pernah kesini. Ya, de javu. Aku melihat ada kau, aku, seorang wanita, dan laki-laki. Mereka berdua tua. Ohiya, aku juga melihatnya, pelayan itu yang bernama Joseph. Lalu aku... ya, ada toko boneka di seberangnya dan aku ke sana lalu semuanya gelap,"
~~~~~~~~~~~~
Finally gue bisa update YAYYYY *lemparbomApa kabar guyz guyz?
Sorry ya kalo gajelas dan garing dan membosankan bcs mulai selasa gue udh mulai ujian hella sekolah.
Kalian tau artinya? Artinya gue mungkin bakal jarang update buku ini, Uninvited Guest (hs), dan Introducing (hs). Tapi kalo gue sering liat notif wattpad lo semua pada vomments gue bakal update kokkk.DOAIN GUE BISA USNYA YAAA DAN VOMMENTS
-whatevs
Ps: harry di mulmed lucu bgt ya di Cape Town
KAMU SEDANG MEMBACA
Somebody to Love {Niall Horan}
Fanfiction"I always love you. And i will always do" WRITTEN IN BAHASA INDONESIA cover by: MirabelleM Copyright ©2015 by ohyeahstyles