Sudah 6 bulan semenjak kematian White Star dan tersegelnya Dewa Tersegel. Kini kerajaan Roan sedang dalam perbaikan. Meski para naga dan anggota Cale sempat jatuh pingsan. Mereka selamat dan menjalani pengobatan selama 2 minggu lamanya.
Perayaan pun digelar sangat meriah oleh para bangsawan dan warga. Mereka bersyukur masih hidup sampai saat ini berkat para pahlawan mereka terutama Tuan Muda Perisai Perak tersayang mereka. Dia begitu mulia dan rela mengorbankan dirinya demi semua warga benua Barat. Mereka masih teringat Tuan Muda mereka yang menusuk dirinya sendiri demi membasmi White Star.
Hampir setiap toko menjual souvenir maupun acessories bertemakan para pahlawan dan yang paling terlaris dari semua itu adalah biogragfi mengenai Tuan Muda Perisai Perak. Para bangsawan rela menguras uang mereka demi mendapatkan buku yang paling terlengkap mengenai kisah penyelamat mereka. Yah, kalian tahu siapa penerbitnya.
Dan saat ini pahlawan kita berada di Istana Putra Mahkota. Walaupun dirinya enggan,tapi dia tidak bisa menolak tatapan memohon dari 3 anaknya. Sesampainya disana dirinya tidak melihat para bangsawan menatapnya dengan mata pemujaan dan penghormatan. Entah kenapa punggungnya terasa dingin.
'Apakah akan musim dingin?'
-Manusia apa kau kedinginan. Kau memang lemah, manusia lemah padahal masih belum musim dingin.Aku Raon Miru yang hebat dan perkasa akan memberikanmu sihir penghangat.
Raon dengan wujud tak terlihat memberikan sihir penghangat kepada Cale.
Salah satu anak bangsawan memberanikan dirinya berjalan kearahnya.
"Ma...maaf Tuan Muda-nim." Anak itu terlihat malu. Cale yang mendengar itu memutar badannya dan menundukkan kepalanya. Anak itu terlihat sebaya dengan On.
"Bi...bisakah aku..." Anak itu tergagap melihat pahlawannya dari jarak dekat. Cale yang tidak bisa menolak anak-anak berjongkok dan mengelus kepalanya dengan wajah tabahnya.
"Apa yang kau perlukan?" Anak itu terlihat senang dan mengeluarkan sesuatu dari tas spasialnya.
"Bi... Bisakah Tuan Muda menandatangani ini." Suara anak itu terdengar agak keras dan semangat. Hampir seluruh bangsawan mengamati interaksi mereka berdua.
Cale merasakan firasat buruk. Tangannya mulai gemetar setelah membuka sampul buku.
Buku berjudul "LEGENDA PAHLAWAN PERISAI PERAK" tertulis dengan indahnya. Sukses membuat jantung Cale sempat terhenti.
Entah dirinya sadar atau tidak anak itu terlihat gembira setelah menerima tanda tangan sang pahlawan. Anak itu berterima kasih dan menghampiri kedua orang tuanya yang menunggunya. Anak itu terlihat bahagia bersama keluarganya.
Raon, On dan Hong yang melihat ekspresi Cale yang belum pernah dilihatnya terlihat cemas. Pandangan Cale terlihat kosong melihat keluarga itu.
- Manusia kau kenapa? Apa perlu pie apel, aku masih punya banyak.
"Kau terlihat pucat,Nya"
"Apa kau sakit, Nya"
Mata Cale terlihat hampir memerah. Anak-anak tersentak kaget. Mereka melihat arah pandangan yang dilihat oleh Cale saat ini.
Di depan mereka terdapat keluarga yang bahagia. Tapi sebenarnya pandangannya terletak pada buku yang di pegang anak itu.
Choi Han dan beserta yang lainnya menghampiri Cale dan anak-anak.
"Cale-nim?"
"Choi Han, tolong jaga anak-anak. Aku ingin sendiri." Suara Cale terdengar bergetar.
"Manusia?"
Anggota Cale yang melihat kondisinya terlihat khawatir.
"Ada apa dengan Tuan Muda Cale?" Rosalyn bertanya kepada ketiga anak itu. Sedangkan On, Hong, dan Raon saling memandang dan menjelaskan apa yang baru saja terjadi.