Bab 1 || Shanghai

21 3 0
                                    

Ana Uhibbuka Fillah, Kafka!

Bertemu denganmu adalah takdir yang tidak dapat terelakkan. Dan ya, aku mensyukurinya.

🇲🇨🇨🇳

Shanghai, 21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shanghai, 21.00

Hujan mulai mengguyur kota malam itu. Jalanan yang semakin padat, juga beberapa toko yang nampak sangat ramai, membuat seorang pemuda yang sedang berada di tengah-tengah kota itu menghentikan langkahnya sejenak memandang sekitar.

"Padat sekali," tuturnya.

Awalnya pemuda itu berniat untuk berteduh, namun melihat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya ia pun memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanannya. Mengingat, jaraknya menuju tempat penginapan sudah tidak begitu jauh lagi.
.


"Fiuhh ... dingin juga ternyata," pemuda itu menutup pintu kamar penginapannya.

"Lebih baik aku mandi sekarang daripada harus mengalami demam nantinya." Ujarnya lagi.

Waktu menunjukkan pukul 22.00

Pemuda tadi pun kini sudah selesai membersihkan diri juga membereskan beberapa barang bawaannya. Ia kini menelentangkan tubuhnya di atas kasur. Sejenak menetralisir rasa dingin dan juga lelahnya.

Drtttt ... Drrrttt .... Drrrttt ... (bunyi ponsel berdering)

Pemuda itu beranjak duduk di tepi kasur, meraih ponsel genggamnya yang semula berada di atas laci.

"Hallo!"

"...."

"Yes. I'm already in Shanghai."

"...."

"Thank you."

Panggilan telpon itu berakhir. Pemuda tadi pun kembali merebahkan tubuhnya. Kini kedua matanya mulai terpejam. Dan saat itu juga Ia pun akhirnya terlelap dalam tidurnya.
.

-Love Story in Shanghai-

Keesokan harinya, di sisi lain ....

Seorang gadis dengan langkah tergesah-gesah berlari menuruni tangga. Alhasil setelah berada di lantai bawah ia pun mulai kehabisan napas, dan memutuskan untuk berhenti sejenak di depan tangga. Mencoba menstabilkan deru napasnya.

"Huft. Capek!" Keluhnya.

"Lie Yue, cepatlah kemari ibu sudah memasak makanan kesukaanmu!" Nampak terdengar seorang wanita paruh baya memanggil nama Lie Yue dari arah dapur.

Gadis yang baru saja berdiri di depan tangga itu seketika mendongak. Mengedarkan pandangannya ke arah dapur.

"Iya Ma, sebentar."

Insya Allah, Sah!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang