1

10.6K 660 26
                                    

"Lakukan apapun yang ingin kau lakukan tak perlu meminta ijin." Naruto menatap perempuan cantik berstatus istrinya itu dengan tanpa minat.

"Boleh kuajukan satu syarat yang lupa kutulis di perjanjian?" Hinata melipat lengannya dan bersedekap di hadapan pria itu.

"Apa?" Naruto mengangkat alisnya, dia pikir surat perjanjian itu telah memuat semuanya.

"Jangan bawa wanita lain ke rumah ini dan aku juga tak akan membawa pria lain menginjakan kakinya di rumahmu ini sampai perjanjian kita berakhir." Hinata berujar tanpa ragu, meski dia hanya menduduki status sebagai istri kontrak yang di dasari hitam di atas putih, dia tetap memiliki harga diri dan tak ingin melihat suaminya berselingkuh apalagi membawa wanita simpanan di rumah ini, rumah yang juga akan dia tempati mulai hari ini.

"Kau takut aku berselingkuh?" Naruto bertanya tanpa mengindahkan tatapan mata amethyst yang menajam di hadapannya.

"Aku hanya tidak mau berada di bawah atap yang sama dengan wanita simpanan atau semacamnya." Hinata mendengkus dan berujar serius.

Naruto mengerti, dirinya sendiri pun pasti akan menghabisi pria manapun yang berani menyentuh Hinata, mengingat sekarang status perempuan itu adalah istrinya. Lebih dari soal rasa cemburu yang pastinya tak akan dia rasakan, dia lebih takut harga dirinya tercoreng jika saja istrinya kedapatan main belakang dengan pria lain. "Ya, aku setuju. Syarat itu juga berlaku untukmu, sesuai kesepakatan kita. Tak ada perselingkuhan jenis apapun selagi kita bersama." Sebenarnya itu sudah diatur di perjanjian hanya saja kurang spesifik.

Keduanya berdiri di balkon lantai dua, menatap para pekerja agen pindah rumah yang memasukan barang-barang milik Hinata ke dalam rumah besar ini. Rumah yang akan mereka berdua tempati hingga tiga tahun ke depan.

"Kau pikir menikah denganku adalah keputusan yang benar?" Naruto kembali bertanya dan melirik perempuan itu.

"Jika kau tanya aku, maka jawabannya adalah tidak." Dia hanya mengikuti ego keluarganya untuk menikah dengan pria yang dia tak benar-benar kenal ini. Alasannya terlalu panjang untuk dijelaskan.

Naruto tak merasa tertohok, toh dia juga merasakan hal yang sama. Dia menikahi putri Hyuuga itu untuk mengakhiri perselisihan keluarga mereka dan memastikan Hyuuga tak akan menusuk keluarganya dari belakang selama project baru properti mereka berlangsung.

"Bagaimana jika salah satu dari kita jatuh cinta?" Naruto tertawa renyah, merasa geli dengan ucapannya sendiri.

Hinata melirik pria itu "bukan tanggung jawabku jika kau nanti jatuh cinta."

Naruto menatap wanita itu "bagaimana jika kau yang jatuh cinta?" Ucapan percaya diri yang Hinata lontarkan tadi terdengar manis karena yang dia tahu, seorang Hyuuga Hinata adalah perempuan kelewat anggun yang lebih banyak menutup mulut daripada berbicara. Tapi ucapannya barusan seperti keluar dari karakternya.

"Itu juga bukan tanggung jawabmu." Hinata menatap lurus ke balkon. "Kau boleh bersikap seolah tak peduli."

"Ya, kuharap hal merepotkan seperti jatuh cinta tak akan terjadi." Naruto ingin berpikir realistis. Saat pria dan wanita dewasa tinggal bersama, bukan tidak mungkin akan ada singgungan perasaan. Terlebih yang jadi istrinya adalah seorang Hyuuga Hinata, putri Hyuuga yang tersohor akan kecantikan dan keanggunannya. Dirinya bisa menyebut diri sendiri beruntung karena berhasil mendapati wanita itu sebagai istri namun masalahnya dia tak benar-benar mengenal wanita itu.

AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang