Gelap. Itu yang pertama kali dirasakan gadis cantik saat memasuki sebuah perpustakaan lama dikampusnya. Ia sedikit menggerutu kepada dosennya yang menyuruhnya mengambil sebuah buku dari perpustakaan lama ini. Entahlah, kenapa juga buku yang dicari pak kumis itu ada diperpustakaan yang lama. Apakah penjaga perpus tak mengetahui buku yang masih penting atau tidak. Matanya melirik kesana kemari berharap ada seseorang yang lewat agar suasana tak terlalu mencekam.
Tidak ada orang disini, seharusnya aku meminta Rozalin untuk menemaniku.
Noze melangkah pelan menuju depan pintu. Dengan sedikit gemetar dia membuka dan untungnya tidak dikunci.
Aneh
Dengan pelan dia segera menuju rak yang tadi sudah diberitahu oleh dosennya. Lemari tinggi dengan buku yang tampak sudah tua sedikit membuat bulu kuduknya berdiri. Tentu saja siapa yang tidak takut, ia baru pertama kali masuk kedalam sini.
Suara buku yang terjatuh segera mengalihkan perhatian nya, dengan gemetar dia berbalik dan berharap tak ada hantu atau apapun itu dibelakangnya.
"Siapa disana!!!" Noze berteriak nyaring sampai suaranya menggema dan itu justru semakin membuatnya takut.
Dengan segera dia mencari buku yang tadi diminta oleh dosennya."Oh itu dia"
Noze berjinjit berusaha menggapai buku besar yang sedikit terlalu tinggi di rak sana. Ia bahkan tak bisa mengambilnya.
"Sial, bagaimana aku mengambilnya"
Saat dilanda kebingungan, tubuhnya tiba tiba terangkat. Noze menjerit tertahan. Dia segera menoleh kebawah.
Wajah pucat dengan hidung mancung dan bibir tipisnya membuat Noze diam terpaku seketika.
"Kenapa"
Suaranya yang sedikit berat mengalun ditelingannya."Cepat ambil bukunya"
Setelah kembali dengan kesadarannya, Noze segera mengambil dua buku besar yang sekarang bisa dicapainya.
Ia merasakan kakinya sudah berada kembali dilantai sekarang.Wanita yang tadi menolongnya segera berbalik, berjalan menjauh menuju pintu perpustakaan yang sedikit terbuka.
"Tunggu, apa yang kau lakukan disini"
Noze menghentikan langkah gadis itu, berdiri didepannya dan kembali menatap wajah pucat yang semakin terlihat jelas karena mereka sudah berada diluar sekarang."Sama sepertimu" jawab orang itu singkat dan kembali melanjutkan jalannya.
Noze berlari mendekat saat orang itu sudah agak jauh darinya. Menarik pergelangan tangannya dan terkejut sendiri saat merasakan dinginnya tangan orang itu.
"Apa yang kau lakukan" orang itu mendesis dan itu mengejutkan Noze.
Dia sedikit menyeramkan
"Aku hanya ingin berterimakasih padamu"
"Sudah nona, sekarang biarkan aku pergi kekelasku"
Noze mendengus kesal, ia pikir gadis itu terlalu sombong. Menepuk dahinya dia segera lari menuju kelasnya. Si dosen yang memerintahkannya pasti sudah lama menunggunya.
~~~~~
Rozalin memandang aneh temannya yang hanya mengaduk aduk lattenya dengan tidak semangat. Sikap gadis itu sedikit aneh semenjak kembali dari perpustakaan.
"Kau kenapa eonnie?"jengah karena melihat Noze yang hanya mengaduk minumannya, akhirnya Rozalin bertanya.
"Apa kau mengenal gadis berkulit putih pucat"