Cast

75 7 0
                                    

Awalnya author berfikir, cerita ini akan lebih menarik tanpa cast. Tapi, setelah dipikirkan lagi, author tidak sepelit itu untuk menunjukkan beberapa karakter dari para pemain di buku ini.

Jangan buat mereka marah. Cukup lihat dan nantikan saja.


 Cukup lihat dan nantikan saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku Haechan.
Lee Haechan, dan aku tak memiliki mimpi.

Orang yang tak mempunyai mimpi. Sebut saja begitu. Atau kau mau menyebutku pecundang?

Awalnya aku hanya anak miskin yang membenci keadaan dan juga mencintai uang, uang adalah segalanya untukku. Namun segalanya berubah ketika Pemuda Huang itu datang dan berdiri didepanku. Bahu sempitnya terlihat kokoh dan tak tertembus, membuatku sedikit gentar menatapnya.

Saat itu, pukul satu malam. Jalanan sudah sangat sepi, tak ada orang yang berlalu lalang atau hanya sekedar mencari udara segar sama sekali di tempat itu. Tak ada yang tahu juga, duel gulatku dengan mafia itu. Aku duduk tepat 10 kilometer dari minimarket, ada hal yang membuatku berduel dengan orang itu.

Tentu saja itu uang.

Ditengah keheningan, sepasang kaki berbalut sepatu itu berdiri tepat didepanku. Dilihat dari sepatunya yang mahal dan bersih, ia pasti orang kaya. Aku sama sekali tak berminat untuk mendongak, kalaupun itu preman dan bedebah yang suka mencuri atau merampok orang-orang pada malam hari. Namun ketidakminatanku digantikan dengan rasa terkejut, aku sedikit terkejut kala ia menaruh sekaleng cola dan salep pereda nyeri dipangkuanku.

"Obatilah, aku tahu kau merasa kesakitan." Begitu katanya.

Tidak suka dikasihani, aku pun membalasnya dengan tegas bahwa aku tak butuh simpati dan bantuan dari nya. Aku ingin beranjak, namun kalimat yang dia ucapkan setelahnya membuatku membeku. Dia juga menjabarkan seluruh kelemahanku. Malam itu aku sadar, bahwa itu semua bukanlah rahasia semata. Pemuda Huang ini tahu segalanya tentang diriku. Dan malam itu juga aku sadar, bahwa aku telah kembali terjerumus ke dalam neraka yang gelap.

 Dan malam itu juga aku sadar, bahwa aku telah kembali terjerumus ke dalam neraka yang gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huang Renjun si anak polos.

Begitulah mereka mengenalku. Aku pintar, aku jenius, aku mudah akrab dengan semua orang, aku ramah, aku pengertian, aku tampan, aku memikat dan yang pasti ucapanku selalu berhasil menohok mereka semua tanpa mereka merasa marah padaku.

My Blood and Direction || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang