#51 기달려

324 62 5
                                    

"Kau mau terus menangisi lelaki seperti dia? Yena, jika kau mudah percaya, itu memberinya kesempatan."

Setelah pertengkaran di restoran itu, Jungkook tak membiarkan Yena ikut dengan Seungho. Ia segera membawanya pulang tanpa mau mendengar penjelasan apa pun. Ia hanya tak mau sang sepupu kembali jatuh pada lelaki yang sama. Apalagi, tak ada jaminan Seungho berubah sepenuhnya. Bisa saja ia hanya pura-pura.

"Apa hakmu melarangku?"

"Yena, aku tahu kau mencintainya, tapi dibutakan karena cintamu itu yang salah. Dia pria yang sama yang membuat wajah dan tubuhmu lebam. Dia juga pria sama yang berniat menikah lagi saat kau sedang mengandung anaknya. Aku hanya takut dia mengambil bayimu dan meninggalkanmu."

Yena tahu kemungkinan itu selalu ada. Namun, ia percaya Seungho sudah sepenuhnya berubah. Ia bisa merasakan ketulusan itu. Ketulusan yang sebelumnya tak pernah ada bahkan pada tatapan Seungho. Ia benar-benar menemukan versi terbaik dari Seungho.

Menurutnya, tatapan tak bisa berbohong. Itu sebabnya, ia bisa dengan yakin memberi kepercayaan pada Seungho.

Jungkook mengusap kasar wajahnya. Entah harus berapa kali lagi ia menjelaskan, Yena mungkin takkan mau mendengarkannya. Padahal, niatnya baik. Ia tak mau Yena disakiti lagi.

"Mereka saling mencintai. Kenapa tidak dibiarkan?" Tzuyu yang sedari tadi hanya memperhatikan keadaan, mulai angkat bicara. Ia lantas duduk di samping Yena lalu menenangkannya.

"Masalahnya, dia mencintai orang yang salah, Tzuyu. Dia bisa tersakiti lagi jika bersamanya."

"Aku merasa Yena benar. Kau tidak berhak memberikan larangan dalam bentuk apa pun padanya. Iya, aku tahu kau sangat khawatir padanya, tapi melihat bagaimana Yena yakin, mungkin Seungho Oppa memang berubah."

"Apa jaminannya?"

"Sebenarnya tidak ada," jawab Tzuyu dengan kurang yakin. "Tapi tidak mustahil juga dia berubah. Mungkin, kepalanya terbentur jadi dia sadar."

"Tzuyu ... Aku sedang tidak main-main."

"Kau sungguh copy-paste Hyeri Eonni. Jika ingin tahu dia berubah atau belum, kenapa tidak mencari tahunya secara langsung?"

💎💎💎

Seohyun tersenyum kemudian menuangkan teh untuk cangkir Jungkook. Ia hanya ingin berbincang dengan Jungkook sebelum pernikahan itu dilaksanakan.

"Waeyo? Kau marah karena Eomma meminjamnya sebentar?"

Tzuyu yang baru tiba, meletakkan tas tangannya. Ia terlihat dingin saat menatap Jungkook. Bahkan, ia tak menyapa dan malah memilih untuk langsung membaca buku menu.

Ia cukup kesal saat Jungkook malah mengajaknya berdebat hebat hanya karena Yena dan Seungho. Padahal, ia sudah bicara dengan baik. Namun, Jungkook malah semakin kesal dan marah padanya. Jadi, ia memilih terus diam sebelum Jungkook meminta maaf.

"Carbonara satu, lalu ... jus jeruk. Ah, aku juga ingin es krim ini. Sepertinya bisa menurunkan rasa panas yang sekarang terasa." Tzuyu memang marah pada Jungkook. Namun, tak dapat ia pungkiri, ia merindukan lelaki itu bahkan ketika tak bertemu dalam waktu sebentar. Itu sebabnya, ia datang meski sempat menolak saat Jungkook mengajak.

"Tzuyu, kau bilang ada rapat penting."

"Sebelumnya aku berpikir itu penting, tapi setelah memikirkannya berkali-kali, jadi tidak penting," jawab Tzuyu. Ia kemudian meraih ponsel dibanding bicara dengan Jungkook.

Can I Love You? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang