O8. Berpaling

1.3K 232 111
                                    

kring~ 🔔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kring~ 🔔

"RENJUN!" 

"Eh astaga mas santai aja kali." ucap Haechan yang kaget dan hampir menjatuhkan piring dan gelas kotor yang ada di tangannya.

Semua mata di cafe melihat ke arah orang yang baru masuk itu.

'Oh shit.. here we go again' batin Renjun. 

Renjun yang sedang menjaga kasir langsung memberhentikan Haechan yang sedang mengangkat tumpukan piring dan gelas.

"Gue aja yang cuci Chan, lu jaga kasir dulu." ucap Renjun langsung mengambil tumpukan piring kotor itu dan pergi ke belakang untuk mencucinya.

"Makasih Njunjun~" ucap Haechan mengelap tangannya lalu pergi ke tempat kasir.

"Silahkan kak mau pesan apa?" ucap Haechan tersenyum sambil menatap wajah orang itu.

"Em.. saya bisa ngomong sebentar ama Renjun ga?" ucap orang itu.

Haechan menyipitkan matanya, muka lelaki ini sangat familiar.
Sepertinya ia pernah melihat orang ini disuatu tempat.

Haechan lalu membelalakan matanya. "Jangan bilang lu Lee Jeno temen SMP gue sama Renjun dulu?!"

Lelaki yang di sebut Jeno itu kaget. Lalu ia melihat nametag yang ada di baju Haechan.

"Lah Haechan?? Anjir udah lama ga ketemu ya!"

Haechan hanya mengangguk antusias, senang karena dirinya diingat. 

Omong-omong dulu Jeno ini primadona pas SMP. Hampir seluruh sekolah tau Jeno karena paras tampannya.

Haechan bahkan sempat memiliki perasaan kepada Jeno, semacam cinta monyet gitu lah.
Tetapi ia tau Jeno menyukai Renjun, Haechan pun memilih untuk membuang perasaan itu karena tidak ingin kehilangan sahabat terbaiknya, Renjun. Dan sekarang ia berhasil, ia tidak menyukai Jeno lagi.

Hatinya sekarang tidak berdebar, tidak seperti dulu yang selalu berdebar saat berada di dekatnya.

"Sumpah Chan, dulu lu gembul, dekil, ga bisa diem, sering telat. Sekarang bisa jadi cakep gini." 

Haechan agak meringis, ternyata itu sosok dirinya dulu yang ada dipikiram Jeno.

"Trus sekarang lu masih ngejar ngejar Renjun?" 

Lelaki itu mengangguk. "Pasti lah, gue masih suka ama dia. Seneng bet gue pas tau dia kerja disini, adem juga keliatannya. Free wifi ga?" 

Haechan memukul lengan Jeno pelan pakai buku menu yang ada di sana. "Modal dikit kek Jen, udah gede juga." Jeno hanya tertawa pelan.

"Canda doang elah, btw Renjun kapan selesai dah? Gue pen ngomong ama dia." 

"Keknya Renjun masih nyuci piring ama gelas, beli kek sambil nunggu." 

Café [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang