Banyak orang mengatakan masa SMA itu masa terindah di dunia pendidikan. Kata mereka sih masa-masa ini banyak sekali kenangan yang bisa di peroleh, mulai dari pertemanan, percintaan, hingga prestasi. Berbicara tentang masa SMA, kisah ku juga bermula pada masa ini. Bisa dikatakan happy ending dan juga bisa dikatakan sad ending. Kisah dengan ending yang membingungkan.
Namaku Clara Danilova. Teman-teman biasa memanggil ku dengan Ara. Aku adalah orang yang berotak pas-pasan, namun tetap mengambil resiko bersekolah di sekolah favorit. Entah apa yang merasuki ku saat itu.
SMA Internasional Smart Brain itu nama sekolah ku. Dari namanya saja sudah bisa ditebak siswa dan siswi di sekolah ini punya otak yang pintar. Sebenarnya sih yang membuat aku insecure itu bukan hanya kepintaran mereka saja. Namun, keuangan mereka juga. Jika mama tidak memaksa ku, aku tidak akan pernah mau di sekolah ini. Ya... mau tidak mau aku harus nurut kata mama juga sih.
Ku sudahi perkenalan ku dan akan ku mulai kisah ku. Di SMA ini ada satu cowok yang bikin aku terkagum-kagum. Namanya Alvaro Mahendra. Ya ampun... namanya aja udah keren, apalagi orangnya. Dia kelas 10 IPA 3 dan aku kelas 10 IPA 2. Dia kapten basket dan juga ketua eskul karya ilmiah remaja. Jangan tanya lagi dia famouuusss banget. Hampir semua cewek-cewek di sekolah ngefans sama dia. Varo emang ganteng, pinter, jago basket, ramah, pokoknya multi talent. Siapa sih yang nggak suka sama cowok sekeren Varo? Aku aja tervaro-varo haha.
Pada suatu hari, tepatnya saat aku kelas 10 semester 2. Waktu itu aku dan sahabatku Alena sedang berjalan menuju kantin. Kami berdua berjalan beriringan di pinggir lapangan basket. Aku melihat tim basket di sekolah kami sedang bermain basket. Mereka saling melempar bola dari satu anak ke anak lainnya. Aku tidak terlalu menghiraukan karena sedang asik berbincang dengan Lena.
"Len nanti ke rumah ku ya. Mama kemarin membuat cake rasa strawberry kesukaan mu." Kataku. Aku dan Alena sudah bersahabat dari TK dan tak heran jika kami mengetahui masing-masing yang disukai.
"Pasti dong Ra. Cake strawberry mama mu paling best deh."
Saking asiknya kami berbincang, kami tak menghiraukan keadaan di sekitar.
Duk...
Bola basket menimpa kepala ku hingga aku terhuyung ke samping dan jatuh. Sakit yang ku rasa di bagian kepala ku. Terkejut? Sudah pasti. Hanya satu kata yang terpikir untuk diucapkan saat itu.
"Anj*ng!" Umpat ku. Aku melihat Lena hanya menertawakan ku.
"Ehh Ra nggak papa?" Tanya Alena. Selang beberapa detik setelah ngetawain aku Lena menolongku sambil sedikit tertawa. Kebiasaan deh liat temennya celaka bukannya langsung nolongin malah ketawa dulu. Tapi biasanya kalau Lena jatuh aku juga gitu sih haha.
"Clara nggak papa? Maaf ya tadi aku nggak sengaja." Ucap lembut seseorang yang tampan.
"Ohh Alhamdulillah nggak papa kok." Waktu itu tanpa sadar aku mengalimkan diri di depan dia. Ya... masa cewek cantik kayak aku ngumpat sih. Bisa bikin first impression jelek. Ooiya saat itu aku belum tau bahwa yang melempar bola ke arah ku adalah Alvaro.
"Ayo aku antar ke UKS!" Tanya Alvaro khawatir.
"Nggak usah nggak papa kok. Aku mau ke kantin aja. Mau ikut?" Tanyaku sok kenal. Setelah beberapa detik berbicara dengan dia, aku Clara Danilova menyatakan suka dia. Fix sih ganteng banget astaga.
" Nggak deh latihannya belum selesai. Kalian duluan saja. Lain kali aku traktir ya. Sekali lagi maaf ya Clara."
Sejak itu lah aku menyukai secara diam-diam seorang cowok bernama Alvaro. Cowok tampan, pintar, ramah, sweet pula. Ya Allah kok ada cowok sempurna seperti Varo. Tapi itu dulu sih sekarang menurutku sudah tidak seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
©lavaro •Clara & Alvaro•
Short StorySebuah kisah yang ditulis untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia semata, bukan berdasarkan kisah nyata penulis. Semua tokoh, tempat, dan alur hanya karangan penulis. . . . Selamat membaca🤗 ~Inayah Putri Wibowo