ˢⁱˣᵗʰ ʰᵃᵗᵉ

41 1 0
                                    

Istirahat pun telah tiba, sudah saatnya mereka berdua menuju ruangan Bu Taeyeon.

"Ra! nanti kamu ke kantin saja ya setelah selesai menemui Bu Taeyeon." ucap Rania.

"Baiklah." ucap Yura.

"Ya! kau lamban sekali. Lebih baik aku duluan saja kesana." ucap Daniel.

"Siapa yang menyuruh kau untuk menungguku? Kau duluan saja, nanti aku menyusul." ucap Yura. Daniel pun langsung meninggalkan Yura.

"Padahal ingin jalan berdua. Dasar tidak peka." batin Daniel.

Mereka pun akhirnya sampai di ruangan Bu Taeyeon. Tidak lupa mereka mengetuk pintu untuk masuk ke ruangan terlebih dahulu.

"Selamat pagi, Bu Taeyeon." sapa mereka berdua.

"Nee, selamat pagi. Silahkan kalian berdua duduk dulu." ucap Bu Taeyeon yang mempersilahkan mereka berdua untuk duduk.

"Nah berhubung kalian sudah ada disini. Ibu meminta kalian untuk kesini karena ibu ingin memberitahu kalian tentang sesuatu. Minggu lalu, sekolah kita mendapat undangan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pekan pelajar global. Tujuan diadakan kegiatan ini untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan meningkatkan interaksi kita sesama sekolah seperti menguji kemampuan peserta didik kita. Nah, untuk kegiatan itu masing-masing pihak sekolah sudah sepakat bahwa satu sekolah berhak mengirimkan 4 siswa untuk ikut berpartisipasi. 2 siswa untuk menampilkan bakat mereka, dan 2 siswa lagi itu wajib mengirimkan ketua osis dan wakilnya." ucap Bu Taeyeon sambil menarik nafasnya lagi.

"Untuk 2 siswa yang akan menampilkan bakatnya itu kalian berdua. Ibu sangat tahu potensi kalian berdua dan ibu rasa kalian akan cocok menjadi pasangan pelajar yang teladan. Ibu berharap, kalian berdua akan dapat menjaga hubungan dengan baik dan dapat bekerja sama saat kegiatan berlangsung. Untuk lengkapnya akan dijelaskan besok oleh Mr. Yeonjun ya." ucap Bu Taeyeon.

"Apa kalian berdua mengerti apa yang ibu bicarakan?" tanya Bu Taeyeon. "Mengerti bu." ucap keduanya.

"Apakah kalian bersedia mewakili sekolah kita?" tanya Bu Taeyeon.

"Kita bersedia bu." ucap keduanya.

"Baiklah. Jika nanti ada yang kalian kurang mengerti, bisa tanyakan besok ke Mr. Yeonjun atau ke ibu juga bisa ya." ucap Bu Taeyeon.

"Baiklah bu." ucap keduanya.

"Yasudah kalau begitu, kalian bisa meninggalkan ruangan ibu. Kalian bisa beristirahat." ucap Bu Taeyeon.

"Baik bu, terima kasih atas informasinya. Kita berdua permisi dulu." ucap Yura dengan tersenyum. Tak lupa sebelum meninggalkan ruangan, mereka berpamitan dengan Bu Taeyeon.







"Woah! Ternyata kita dipilih untuk mewakili sekolah pada tahun ini." ucap Yura dengan gembira.

"Sudahku duga, aku anak teladan di sekolah ini." ucap Daniel berbangga diri.

"Aish! terlalu berharap." ucap Yura.

"Ya! kau tak percaya? Bu Taeyeon saja mengakuinya." ucap Daniel.

"Astaga, bukan kau saja ya. Tapi aku juga." ucap Yura.

"Tapi kenapa dengan kau lagi? Aku sudah bosan melihat kau." ucap Yura dengan raut muka kesal.

"Sudahku bilang, kita berdua itu berjodoh." ucap Daniel. "Percaya diri sekali." ucap Yura.

"Kau menganggap berjodoh dalam hal apa? Aku menganggap kita berjodoh hanya untuk hal yang berhubungan dengan pendidikan bukan tentang perasaan, kau berpikir seperti itu bukan?" tanya Daniel.

Sebenarnya awalnya Yura berpikir bahwa Daniel mengatakan berjodoh karena perasaan, namun ia tidak yakin.

"Perkataanku benar kan?." tanya Daniel.

𝑯𝒐𝒍𝒅 𝑩𝒂𝒄𝒌 𝑾𝒊𝒕𝒉 𝑴𝒆 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang