POV Ekhan.
Hi, nama gue Ekhan Addison. Dan Abang gue namanya Ethan Addison. Kita berdua kembar, tapi sifat kita jelas jauh berbeda. Ethan itu definisi sempurna, dia orangnya murah senyum, ramah, tapi kadang cerewet, bawel juga.
Nah sifat gue keterbalikkan dari dia. Gue lebih kalem, lebih suka ketenangan, dan gue termasuk orang yang gak banyak bacot. Gue sendiri gak tau kenapa sifat kita beda banget, padahal kita kembar.
Dan fyi aja sekarang dia lagi tiduran di paha gue sambil main hp. Gue berharap tuh hp jatoh ke mukanya, biar tau rasa.
Hari ini adalah hari Minggu sore, dari tadi pagi si Ethan pengennya nempel mulu sama gue, sebenernya gue sendiri gak bisa jauh dari dia. Gak ada dia sedetik aja rasanya kek ada yang kurang.
"Ekhan?"
"Iya?" Gue sontak melihat ke bawah, bisa terlihat jelas si Ethan lagi natap gue seintens itu.
"Lo pake lip balm?" tanya dia ke gue. Gue bingung kenapa dia mikir kek begitu?
"Engga kok." kata gue jujur.
"Masa? Kok merah banget?"
"Udah dari sononya." gue kembali fokus ke televisi.
"Pasti rasanya manis kan? Jadi pengen nyicipin juga." Gumam Ethan tapi masih bisa gue denger.
"Iya." gue masih belum ngeh sama omongan dia.
"Boleh nyicip? Dikit aja,"
"Hm boleh— eh ngomong apa lo barusan than?" kuping gue gak salah denger kan? Dia bilang mau nyicip apa?
"Cih, makanya jangan terlalu fokus sama TV, jadi budeg kan." Ethan kembali sibuk ama hp nya. Gue cuma mengangkat bahu acuh tak acuh.
"Dasar gak peka." lah nih anak malah ngedumel. Sebenernya yang abang siapa sih than? Gue apa lo? Hobi bener ngambek kek bocah. Ya Ethan juga orangnya manja, tapi ke gue doang.
"Ethan, lo mau apa dari gue hm? Gue bakal turutin deh asal lo jangan ngambek lagi, kek anak kecil tau gak, inget umur." terpaksa gue harus ngalah lagi, dari pada ntar gue di diemin sama dia.
Dia berhenti main hp nya, sekarang dia malah menatap gue intens tanpa berkedip. Bikin ambigu kan.
"Apapun kan?" kalo dia dah nanya begitu, firasat gue jadi gak enak nih. "Iya, apapun—" tanpa persetujuan dari gue, si Ethan langsung narik tengkuk gue agar mendekat ke arah wajahnya.
Disaat wajah kita dah deket banget, tiba-tiba Ethan mencium bibir gue. Ya! Dia cium bibir gue. Entah apa yang ada dipikirannya.
Tanpa pikir panjang gue menjauhkan wajah gue dari wajahnya, bisa-bisanya dia kepikiran buat ngelakuin hal kek begitu.
"Ethan!" gue mengusap mulut gue dengan kasar.
"Apa? Kenapa reaksi lo kek begitu? Cuma nempel doang kok." jawabnya santai.
"Gue kembaran lo kalo lo lupa."
"Gue gak perduli, tadi lo sendiri kan yang bilang bakal turutin apa mau gue? Ya itu mau gue."
Gue mencoba menahan diri agar tidak mencekik dia sampai mati. Gak lucu kalo si Ethan mati, nanti gue gak ada yang nemenin:(
"Sono cari pacar, kalo lo lagi nafsu minta ke pacar lo, jangan lampiasin ke gue." ketus gue. Sialnya kenapa badan gue jadi panas dingin begini.
"Gak, punya pacar ribet."
"Serah lu." gue beranjak dari sono, tiba-tiba pergelangan tangan gue di tarik sama dia. "Lo mau kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My twin but I Love You
Randombuku ini menceritakan tentang si kembar yang sangat dekat satu sama lain, bahkan kedekatan mereka melebihi batas selayaknya saudara. tidak pernah terpisahkan dan selalu menempel kemanapun mereka pergi. bagaimana jika diantara mereka memiliki perasaa...