Dinda melirik Imran yang duduk di sampingnya dengan memangku laptop.Suaminya itu tumben malam ini tidak usil."Mas Imran...!"panggilnya
Imran menoleh seketika,"Ya..?"
"Ehm...aku ingin membicarakan sesuatu!",ucap Dinda
Imran memicing sesaat, malam ini aneh sekali istrinya itu.Sekalinya mau bicara malah tampak misterius seperti itu.Namun rasa cinta di hatinya menuntunnya untuk menanggapi sang istri dengan lembut."Sebentar!"sautnya, segera menyimpan berkasnya dan mematikan laptopnya lantas meletakkan laptop itu di nakas sampingnya."Bicaralah!",ucapnya dengan lembut membuat hati Dinda terasa hangat
"Ehm...dulu kan mas Imran dan Papi pernah menawariku untuk kuliah.Setelah bertemu Kirana tadi aku berfikir untuk kuliah di kampusnya.Mas Zayn juga kuliah di sana kan?",celoteh Dinda menyampaikan keinginan hatinya.
Pertemuan siang tadi membuat ia senang, ia bercerita pada Kirana jika ia telah menikah dengan Imran karena permintaan Jaacky, yang merupakan sahabat ayahnya.Kiranapun sempat bercerita jika ia pernah bertemu dengan Imran dengan pertemuan yang kurang baik.Namun hanya pada Dinda Kirana menceritakan pertemuan buruknya dengan Imran, karena Salman mengarang cerita saat Kirana dan Imran hampir ribut lagi karena pertemuan kembali mereka.
Hal itu dilakukan Salman demi menahan keributan panjang andai sang nenek ikut campur.Salman mengatakan jika ia dan Imran pernah tidak sengaja menabrak Kirana, beruntung Kirana yang tak mengerti alasan Salman bisa mengikuti drama Salman, begitupun dengan Imran yang tahu alasan Salman juga mengikuti drama Salman. Imran berusaha menahan rasa kesalnya pada Kirana terlebih setelah melihat sang istri yang sudah melampiaskan rasa senangnya dengan memeluk Kirana.Rekha sempat bertanya-tanya bagaimana Kirana dan Dinda bisa saling mengenal?, tapi ia tak memiliki kesempatan untuk bertanya langsung, karena Virgie sibuk mengajaknya bicara.
"Kau ingin kuliah?",Imran memastikan
Dinda mengangguk,"Aku jenuh di rumah seharian tanpa melakukan apapun!",ucap Dinda
"Bukannya kau punya tempat ternyaman di rumah ini?",sindir Imran
Dinda berfikir sesaat,"Galeri Mas Rizky?"tanyanya naif.Imran mengangguk, hatinya sedikit nyeri teringat fakta antara Dinda dan Rizky
Dinda menghela nafas dramatis,"Memang aku nyaman di sana, tapi kalau seharian bosan juga!",ucapnya nampak manja, membuat Imran merasa gemas dan melupakan rasa sedihnya akan fakta rasa yang mungkin ada di antara Dinda dan Rizky
"Kalau aku mau menuruti permintaanmu, apa kau mau menuruti permintaanku?"tanya Imran
"Memangnya apa permintaanmu?",wajah Dinda berubah tak suka
Imran mencolek hidung mancung istrinya,"jangan kesal dulu,permintaanku sederhana kok!"
"Apa?",tanya Dinda masih dengan wajah datarnya
Imran menggenggam telapak tangan Dinda dan menatap dalam bola mata Dinda,"jadilah istriku sepenuhnya!"
Degh____,fikiran Dinda berjalan ke hal negatif,Dinda berfikir jika Imran menginginkan tubuhnya.Dengan lesu Dinda menarik tangannya,"tidak jadi kalau begitu!",Dinda sudah mengubah posisinya, rasanya sangat kecewa karena syarat yang diajukan Imran terlalu berat untuk ia lakukan.Ia tahu dan sadar dengan pasti apa yang diminta Imran adalah hal yang wajar, namun ia sulit mengabulkannya.Ia jadi teringat Rizky,kenapa semua pria sama saja,selalu mengajukan syarat untuk mengabulkan keinginannya, dan keinginan Imran ini teramat sulit baginya.
Imran diam memperhatikan istrinya, yang mulai berbaring membelakanginya.Imran mendekatinya lalu menumpangkan dagunya di lengan Dinda,"Apa sih susahnya mencintaiku?,apa aku kurang tampan?, apa aku kurang romantis?,atau......"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikuti Takdir
FanfictionDinda hanya bisa mengikuti kemana takdir akan membawanya,setelah kepergian sang ayah.Tanpa Dinda duga,sahabat sang ayah memintanya untuk menikahi Imran,putra dari sahabat ayahnya itu.Dan disana dia bertemu dengan Rizky,adik Imran yang sepertinya men...