Papa menampar pipi Gilang, refleks tangan Gilang memegang pipinya yang sudah memerah.
"Kurang ajar kamu ya, mau jadi apa kamu kedepannya?" Sentak papa.
"Kenapa sih pah?" Heran Gilang.
"Lihat nilai ulangan harian kamu, tidak sebagus abang kamu dulu, tidak ada 100" -papa
Ayah langsung melihatkan nilai ulangan harian Gilang.
Nilai ulangan
Nama: Muhammad Gilang Dika Perdana Bakhri
Kelas: XII-IPA 1Biologi: 90
Fisika: 85
Matematika: 95Sebenarnya nilai Gilang cukup memuaskan tapi tetap papa mau gilang mendapatkan nilai 100 seperti Ricky dulu.
"Apa yang salah sih pah? Nilai nya bagus kok" ucap Gilang dengan menahan untuk tidak mengeluarkan air matanya.
"Bagus apa nya tidak ada yang dapat 100" -Papa
Gilamg hanya bisa menunduk dan mendengarkan papa bicara.
"Sudah sana masuk kamar belajar" sentak papa.
Tak fikir panjang Gilang berlari menaiki tangga dengan membawa selembar kertas di tangan nya. Gilang memegang knop pintu kamarnya dan membukanya. Gilang membanting pintu itu dengan keras dan menyeluruh di balik pintu tersebut. Tak tahan menahan air mata dan akhirnya air mata itu jatuh membasahi pipi yang merah bekas tamparan dari papa.
Ya alloh kenapa hati gua sesakit ini, gua gak kuat ya alloh, gua cape, kenapa orang yang gua sayang jahat sama gua, gua capeeee" batin Gilang.
KENAPA HIDUP GUA MENDERITAAA" Teriak Gilang sambil mengepalkan tangan nya di atas rambut hingga rambut itu berantakan.
Tak lama kemudian Gilang membaringkan badannya diatas kasur yang begitu nyaman baginya. Gilangpun memejamkan matanya dan terlelap dalam tidurnya.
***
Pagi harinya Gilang sudah bersiap siap berangkat sekolah. Ia duduk di atas kasurnya dan mengambil ponsel yang ada di meja. Ternyata Ricky mengirim pesan kepada Gilang dari semalam.Bangrick
Lang, lu gak papa kan?
Perasaan gua gak enak
Lu baik baik ajakanGilang
Gua baik baik aja
Bang lu gak usah
Khawatir"Bang lu kapan pulang? Gua pengen cerita tapi gua bingung harus cerita ke siapa" ucap Gilang lirih.
Waktu sudah menunjukan pukul 07:30, Gilang sudah berada di sekolah, kini Gilang dan Fenly sedang berjalan menuju koprasi untuk membeli buku dan pulpen. Disepanjang jalan Gilang menjadi bahan tontonan orang karena pipinya memar bekas tamparan papa semalam.
"Ya ampun pacar aku kenapa?" ucap Friska salah satu murid yang termasuk fans Gilang.
"Apaan sih lu, pacar-pacar, gua nembak lu aja kagak pernah, gak usah ngarep deh" ucap Gilang sinis.
"Ihhh galak banget sih kamuuuu, aku obatin yaaa?" Tanya Friska
"Ogahhhh" -Gilang
"Friska, kekantin yu" ajak Fenly kepada Friska.
"Idihhhh ogahhh, mendingan gua jalan sama pa sapto dari pada sama lu" -Friska.
"gitu banget sama gua, ngomong ke Gilang aja aku kamu giliran ngomong sama gua aja gua lu, salah gua apa sih fris?" Kesal Fenly, Friska adalah cewe yang Fenly suka sejak kelas XI.
"Pikir aja sendiri, gua mau ke kelas bye"
"Songong banget si lu jadi cewe, bisa bisa nga gua suka sama cewe judes kayak gitu" -Fenly
KAMU SEDANG MEMBACA
Gilang's Tears (Air Mata Gilang)
Novela JuvenilCerita ini menceritakan kehidupan seorang Gilang yang di benci oleh papa & mamanya. Ia di jauhi oleh teman kecil nya. Selalu merasa tersingkirkan, merasa tak ada gunanya hidup didunia, selalu disalahkan oleh keadaan. Merasa gagal tapi tidah pern...