Saat ini, Jisung dan Jae di sekap di sebuah gedung tua yang sudah tak terpakai namun keduanya di pisah.Jisung tak tau Jae ada dimana dan matanya sedari ia tersadar dari pingsan nya, matanya gelap karena di tutupi oleh kain yang tebal.
Ingin berteriak pun percuma karena mulut Jisung di sumpal dan di lakban, tangan Jisung juga di ikat ke belakang.
Persis seperti korban penculikan di sinetron atau Film serta drama-drama di TV.
Jisung menghela nafas panjang, suasana di sekitar sini hening sekali, sesekali hanya terdengar langkah kaki para penjaga yang mungkin tukar posisi atau berganti orang.
Saking hening nya suasana di sekitar, dengan baik telinga Jisung menangkap suara deru mesin mobil kemudian mobil itu berhenti dan mesin di matikan.
Kemudian tak butuh lama, langkah kaki pun terdengar memasuki tempat dimana Jisung di sekap.
Langkah kaki yang begitu tegas dan terdengar semakin nyaring kemudian langkah kaki itu berhenti tepat di depan Jisung.
Orang itu menundukkan kepalanya, mengulurkan tangannya membelai pipi Jisung yang refleks menjauhkan wajahnya enggan dirinya di sentuh oleh orang asing itu.
Lelaki yang barusan mendapat penolakan dari Jisung pun tersenyum, tangan nya turun untuk mengelus perut Jisung yang tidak terlalu besar padahal usia nya sudah menuju 9 bulan.
Jisung bergerak risih, seandainya kaki nya tak ikut di ikat sudah pasti Jisung akan menendang orang di hadapan nya ini tapi entah kenapa bayi di dalam perutnya ini malah merespon elusan tangan itu dengan sangat antusias sampai-sampai Jisung melenguh menahan rasa yang berkecamuk di perutnya.
Merasa gemas, lelaki itu dengan lembut melepas lakban di bibir Jisung kemudian menarik kain yang menyumpal mulut Jisung.
" Jangan sembarangan menyentuh ku, sialan." umpat Jisung begitu mulutnya tak tersumpal lagi.
" Kau marah aku menyentuh mu?" tanya lelaki itu membuat tubuh Jisung seketika menegang.
Suara ini..
Lelaki itu membuka kain penutup mata Jisung.
Jisung mengerjap pelan berusaha membiasakan matanya dengan cahaya yang temaram ini.
Selagi Jisung berusaha menstabilkan penglihatannya yang tampak buran, lelaki itu berpindah posisi menjadi di belakang Jisung setelah melepas ikatan di kaki Jisung menggunakan pisau dan sekarang ia tengah melepas ikatan di tangan Jisung.
Dan setelah ikatan di tangan Jisung sudah terlepas, Jisung buru-buru berdiri dan berlari ingin kabur dari orang itu akan tetapi dua penjaga yang sedari tadi mengawasi Jisung dengan sigap menahan Jisung agar tak kabur.
" Jangan pergi dari ku lagi, Jisung." orang itu─ Chris melangkahkan kakinya mendekati Jisung yang berusaha berontak pada dua penjaga nya dan memohon untuk di lepaskan.
Dengan cukup kasar, Chris menarik Jisung dan menatap Jisung dengan tatapan nyalang namun tatapan itu hanya bertahan beberapa detik karena Jisung balas menatap Chris dengan air mata yang berlinang.
" Jangan menangis.." gumam Chris seraya menghapus air mata Jisung.
Merasa dua manusia di hadapan mereka butuh waktu untuk berdua, kedua penjaga itupun melangkahkan kaki meninggalkan Jisung dan Chris untuk berduaan di ruangan yang terbengkalai ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[01] monster ; chansung' ✔️
Fanfiction' Jisung hidup hanya untuk di atur dan di permainkan sesuai kehendak kedua orangtuanya, ia tak punya pilihan bahkan soal pernikahan pun Jisung sendiri dinikahkan dengan seseorang yang sama sekali tak ia kenali. Warning ⚠: ─ 700-1500 Words ✒️ ─ Crac...