Hari ini hari-hari membosankan lainnya. Di kelas, tanpa ditemani oleh Suhaa membuat Leya merasa sangat bosan dan tidak bersemangat.
Lelaki itu tak kunjung datang ke sekolah sementara pelajaran sudah berlangsung selama satu jam. Sebentar lagi jam istirahat akan tiba.
Kemana lelaki itu, entah apa yang terjadi, tetapi Leya merasa khawatir. Semoga saja tak terjadi sesuatu yang buruk kepada Suhaa.
"Kenapa Ley?" Dela yang berada tepat di depan bangku Leya bertanya dengan suara yang pelan.
"Nggak kenapa-napa, cuma kangen sama Suhaa," balas Leya cepat dengan nada suara lesu.
"Gitu amat neng, galau mulu. Perasaan lu kemarin ketemu dia, kan?" Dela mengubah posisi dan kembali melanjut catatannya.
"Iya sih, tapi masa dia nggak dateng ke sekolah," kembali Leya membalas dengan cepat.
Baru saja ingin membalas kalimat Leya, Dela terhenti saat mendengar bel jam istirahat berbunyi. Segeralah ia membereskan buku-bukunya dan bersiap pergi ke kantin.
Sementara Zaki sudah selesai merapihkan meja dan buku-bukunya tengah menunggu di depan pintu kelas.
Setelah Leya juga selesai membereskan mejanya, ia melangkah di sebelah Dela menuju Zaki yang masih berdiri menunggu.
Tetapi, baru saja ingin keluar dari kelas, tiba-tiba saja Leya terhenti karena seseorang menyentuh bahunya dari belakang.
Bu Lastri, wali kelas mereka yang telah menghentikan langkah Leya. Dengan bingung Leya berbalik menghadap wali kelasnya.
"Ibu cuma mau ngasih tau, Suhaa nyuruh ibu kasih tau kamu kalau dia ada di ruang BK karna terlambat datang." Bu Lastri mulai menjelaskan.
Mendengar itu tentu saja membuat Leya terkejut, lelaki itu terlambat setelah diperingatkan kemarin oleh kepala sekolah.
"Jangan khawatir, Suhaa nggak bakal kena hukuman. Dia cuma nyatat beberapa materi yang ibu kasih ke kalian tadi."
"Ibu minta dia nyatat itu di ruang BK supaya dia jera dan nggak terlambat lagi," lanjut Bu Lastri.
"B-boleh nggak Leya ke ruang BK buat ketemu Suhaa Bu?" Leya meminta izin kepada gurunya, ia ingin melihat Suhaa sebentar saja.
Menanggapi hal itu, Bu Lastri menggeleng dengan pelan, "Maaf ya, kepala sekolah ngelarang. Nanti pas pulang aja 'ya kamu ketemu dia."
Jadi, Leya tidak akan bertemu Suhaa seharian ini, jam pelajaran berikutnya? Apakah Suhaa akan tetap berada di ruangan itu?
Leya mengangguk pasrah, ia tak bisa membantah. Ia takut menambah hukuman Suhaa jika ia membantah perintah kepala sekolah.
Setelah menerima jawaban dari Leya, Bu Lastri pergi dari sana dan melangkah menuju kantor.
***
***
"Eh bocah, lu mau kemana?!" Dela berteriak saat melihat Leya tiba-tiba pergi setelah jam terakhir selesai."Kalian pulang aja duluan, Leya mau ketemu Suhaa!" balas Leya dengan teriakan yang cukup keras sambil terus berlari menuju BK.
Setelah mengatakan itu, Leya lanjut berlari menuju ruangan dimana lelaki itu berada untuk bertemu dengan Suhaa.
Saat ini, ia begitu ingin menemui lelaki itu sekarang juga. Ia sudah menahan diri sejak tadi, ia sudah tak mau menunggu lagi.
Sedari tadi ia begitu gelisah karena ingin sekali bertemu lelaki itu, tetapi ia berusaha menjadi siswi yang baik dengan cara mendengarkan perkataan gurunya.
Bahkan setelah menunggu selama hampir lima jam, ia masih tak diizinkan untuk menemui Suhaa meskipun ia telah meminta izin berapa kali pun.
Ia tak bisa menahan dirinya lagi, ia akan langsung berlari dan mencari lelaki itu kemudian memeluknya untuk melepas rindu.
Sayangnya, hal itu tidak terjadi. Ketika Leya sampai di ruangan itu, seorang guru telah mengatakan jika Suhaa telah pergi sepuluh menit yang lalu.
Sambil menetralkan napasnya, Leya hanya berdiri mematung di samping pintu ruang BK. Padahal ia sudah menunggu untuk menemuinya..
"Leya!" Suara ringan dan lembut memanggil Leya dari arah kanan. Lagi-lagi Bu Lastri yang telah memanggilnya.
Setelah wali kelasnya sampai di depannya, Leya menghadap ke samping untuk mendengarkan apa yang akan dilontarkan gurunya.
"Suhaa udah ke Cafe, maaf ibu lupa ngabarin kamu, tadi ibu sibuk di kantor jadi..," Bu Lastri tidak melanjutkan kalimatnya setelah melihat wajah murung anak walinya.
"Nggak apa-apa bu, pasti ibu sibuk banget sampe lupa ngasih tau itu," balas Leya sambil tersenyum.
"Saya udah tau sekarang, jadi ibu nggak usah khawatir lagi," lanjutnya tanpa memudarkan senyumnya.
Mendengar itu, Bu Lastri hanya bisa menepuk pundak Leya singkat. Ia lalu pergi dari sana meninggalkan Leya sendiri.
Sementara itu, Leya masih tak meninggalkan tempatnya. Ia lebih memilih untuk meraih ponselnya dan mengecek apakah Suhaa meninggalkan pesan atau tidak.
Angan-angannya terlalu tinggi, ia kembali merasa sedih ketika tahu bahwa Suhaa tak meninggalkan pesan apapun melalui ponsel.
Mau tak mau, Leya harus pulang ke rumah dan menunggu telepon dari kekasihnya setelah Suhaa pulang dari cafe.
Apakah Leya egois jika ia ingin tahu kabar Suhaa lebih cepat dibanding siapapun?
Apa Leya terlalu ikut campur dengan kehidupan pribadi Suhaa? Bagaimana kalau lelaki itu kembali risih kepadanya?
Benar, Leya adalah gadis yang kesepian, tak heran ia sangat merasa kehilangan saat lelaki itu tak mengabarinya langsung dan memilih mengabarinya lewat orang lain.
Seharusnya Leya sadar akan hal itu. Kekasihnya pasti sangat sibuk sehingga tak sempat meninggalkan pesan untuknya melalui ponsel.
Kenapa Leya baru merasa khawatir sekarang, kekasihnya tidak mungkin melupakannya, pasti begitu. Buktinya Suhaa masih bisa meninggalkan pesan untuknya meski melalui orang lain..
"Pulang aja deh, Suhaa pasti ngasih kabar kalau dia udah pulang..."
***
***
Hari ini, jam dinding telah menunjukkan pukul 23.35, namun Leya tak kunjung tidur karena menunggu telepon dari Suhaa.Ia masih membuka matanya lebar-lebar dan menyiapkan kopi hanya untuk mendengar kabar dari kekasihnya.
Rasa khawatirnya terus bertambah, padahal ia sudah diberitahu jika lelaki itu tengah bekerja, tangannya sudah gatal ingin menekan nomor telepon Suhaa.
Sementara ia menunggu, ia membuka akun sosial medianya dan melihat postingan-postingannya bersama Suhaa.
Leya kembali menekan kolom komentar untuk membaca semua komentar-komentar terbaru dari orang-orang.
Bukannya merasa baikan, Leya malah merasa kesal bercampur sedih. Semakin banyak orang-orang yang menjelek-jelekkan dirinya dengan sebutan orang tidak waras.
Dada Leya sesak saat kembali menemukan komentar yang memperlihatkan gambar seorang gadis berfoto bersama Suhaa di cafe.
Sepertinya kekasihnya semakin populer, bahkan Suhaa tak tahu mengapa ia tiba-tiba populer di sosial media.
Padahal Leya lah yang telah membuat lelaki itu populer. Sayangnya Suhaa tak mau memiliki akun di sosial media dengan alasan ia tak akan pernah menggunakannya.
Sehingga lelaki itu tidak tahu jika kekasihnya mendapat hinaan dari dunia sosial media karena beberapa foto kebersamaannya bersama Suhaa.
Lima menit lagi jam dua belas malam, namun Leya tak kunjung menerima panggilan dari Suhaa.
"Suhaa masih sibuk kali, ya?.." gumamnya sambil melihat foto kekasihnya.
"Gimana dong, Leya nggak bisa tidur.."
"Kalau Leya nelpon Ara takutnya dia udah tidur. Kenapa Leya nggak nelpon Ara dari tadi, ya?"
"Di liat-liat Suhaa keliatan serasi sama cewek ini," kembali Leya bergumam sambil melihat foto Suhaa bersama gadis lain.
"Gimana nih, Leya ngerasa ada yang janggal.."
***
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Suhaa (END)
RomanceWARNING! (Peringatan!) Please everyone who sees this, please stop and never plagiarize/copy other people's work!!! I beg you so much! whoever it is! (Siapapun yang melihat ini, tolong berhenti dan jangan pernah menjiplak/menyalin karya orang lain...