Menggapai Suhaa 36: Mimpi yang nyata

266 12 1
                                    

"Kita putus aja Suhaa, Leya udah nggak kuat.."

Mendengar kalimat yang baru saja dilontarkan gadis itu membuat Suhaa langsung menjauhkan wajahnya dari Leya, apa ia tak salah dengar?

Kata yang amat sangat mustahil untuk Leya katakan tiba-tiba terdengar begitu saja. Apa ini, bagaimana sekarang?

"L-Ley, denger.." Suhaa beralih menghapus air mata kekasihnya dan menyentuh kedua pundak Leya lalu menatapnya tajam.

"Lu ngomong apa hah? J-jangan becanda, gak lucu woe," ujar Suhaa merasa cemas, semoga saja apa yang baru saja ia dengar adalah salah.

"Leya udah capek, Leya udah nggak bisa nahan semuanya lagi!" Leya membalas dengan suara yang dikeraskan.

Tangisnya belum usai, malah tangisan itu terus menggema dan semakin membesar hingga membuat Suhaa merasa sesak ketika mendengarnya.

Bahkan untuk mengucapkan sepatah katapun Leya sudah sangat bersusah payah. Gadis itu benar-benar tak bisa mengontrol gejolak yang menguasainya.

"Sshh, udah.. jangan ngomong dulu Ley," ucap Suhaa menenangkan gadis itu dengan cara mendaratkan beberapa kecupan manis di area pipi nya.

Setelah itu, Suhaa kembali memeluk Leya yang masih tak mau menghentikan tangisnya. Sepertinya Suhaa sudah sangat keterlaluan, rencana yang seharusnya spektakuler malah menjadi akhir hubungan mereka.

"G-gue minta maaf, gue minta maaf Ley.. jangan nangis lagi," kembali Suhaa berucap sambil menepuk-nepuk punggung Leya.

Leya tak kunjung membaik, keringat membasahi kening Leya serta air mata semakin membuat wajah Leya tampak kacau.

Wajah gadis itu merah ranum, hidung serta matanya pun terlihat sangat merah karena air yang keluar dari sana.

Dengan cepat Suhaa mengambil gelang karet yang ia lilitkan di tangannya untuk mengikat rambut gadis itu agar tidak kepanasan.

Setelah mengikat rambut Leya, Suhaa beralih menangkup kedua pipi Leya dan kembali menghapus air mata gadis itu berulang kali.

"Denger.. dengerin gue Ley, jangan nangis terus, suara lu bisa ilang nanti," dengan suara yang diperlembut, Suhaa kembali berusaha menenangkan kekasihnya.

"K-kenapa Suhaa nggak pernah hubungin Leya.. Suhaa udah nggak sayang lagi sama Leya?" Isakan Leya semakin menjadi-jadi tanpa bisa dikontrol lagi.

"Kenapa Suhaa baru dateng pas Leya sakit?!" Leya lanjut berkalimat sambil sesekali memberontak.

"Sshh, maafin gue.. gue salah," balas Suhaa sambil terus mengusap air mata Leya lalu kembali memeluknya.

"Udah, udah.. tidur gih, yuk tidur.."

Dengan sabar Suhaa menunggu gadis itu terlelap dalam pelukannya, ia benar-benar tak menyangka jika akhirnya akan menjadi seperti ini.

Padahal jam dua belas nanti ia sudah menyiapkan hadiah untuk ulang tahun gadis itu, tetapi ia malah disambut dengan tangisan dan kemarahan kekasihnya.

"Maaf, maafin gue Ley.. setelah ini, gue nggak bakal biarin lu nangis lagi.. gue janji."
***
***
Ketika Leya terbangun dari tidurnya, ia langsung melirik ke arah jam dinding kamarnya. Jam dinding menunjukkan angka 23.40 saat Leya menatap jam itu.

Menggapai Suhaa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang