Chapter 8

2.2K 445 41
                                    

Panji Hunanta. Orang-orang mengenalnya sosok yang dikagumi karena prestasi yang dicetaknya. Belum lagi kegiatan organisasi yang tiap ditangan Panji selalu sukses.

Dulu saat Panji memutuskan untuk pindah ke Chicago, guru-guru di sekolah SMA nya sangat menyayangkan hal itu. Bahkan guru bagian ekstrakulikuler kerap kali membujuk Panji untuk memikirkan kembali keputusan itu.

Orang-orang hanya tau alasan Panji pindah ke Chicago karena ingin mendapat pendidikan yang lebih baik. Bagaimanapun pendidikan di Indonesia tidak semaju di USA.

Sahabat-sahabat Panji sempat heran karena lelaki itu saat kuliah memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Padahal jika Panji lanjut di US bisa saja lelaki itu masuk ke Universitas Top Dunia.

Kembalinya Panji ke Indonesia merupakan salah satu misteri yang bahkan tidak coba dipecahkan oleh sahabat-sahabatnya. Mereka merasa, Panji pasti punya alasan sendiri dan tidak ingin orang lain mengetahuinya. Hanya satu hal yang sahabat-sahabatnya ketahui, Panji sangat membenci nama tengahnya yang dia dapatkan dari keluarga sang Ayah.

"Iya kenapa pak?" Dengan sebuah ponsel yang melekat di telinganya, Panji terlihat terburu-bur pagi ini.

"Emang ada apa dirumah?" Tanya Panji yang kini sudah keluar dari pintu apartemen miliknya.

"Panji gak mau pulang pak bilangin ke Papa" Ucap Panji lalu mematikan ponsel miliknya.

Tak lama sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Papa : ada yang mau Papa bicarakan.

Papa : papa tunggu dirumah hari ini.

Panji menghela nafas berat. Dia benci ketika dirinya tidak berdaya melawan sang Ayah.

Panji : iya.

---

Mata kuliah perbandingan politik cukup menguras tenaga Panji karena sistem belajar kali ini menggunakan sistem debat. Apalagi tadi Panji mendapat lawan bicara yang cukup sengit.

Panji tau jika lawan bicaranya tadi mengerti apa yang diucapkan oleh Panji hanya saja sang lawan bicara sengaja membuat Panji terlihat tidak menguasai materi.

Selesai kelas, Panji segera bergegas untuk mengambil tas lalu melangkah keluar kelas. Hari ini dia ada janji rapat konsolidasi dengan fakultas hukum. Kebetulan Panji diutus oleh ketua BEM untuk menghadiri rapat itu.

Jarak antara fakultas hukum dan fisip tidak begitu jauh. Namun jika jalan kaki cukup menguras tenaga juga. Panji menaiki mobil range rover hitam miliknya lalu menacap gas.

Biasanya Panji menggunakan vespa mint miliknya untuk pergi ke kampus tapi berhubung hari ini dia harus mampir ke rumah, tampaknya lebih baik menggunakan mobil.

Tak lama mobil range rover hitam milik Panji sudah terparkir di lokasi parkiran depan fakultas hukum.

Saat menuju ruangan rapat, Panji kerap kali bertukar sapa dengan beberapa temannya yang berkuliah di fakultas hukum.

"Udah sampe aja pak Panji" Sapa Haikal Saskoro yang merupakan ketua BEM fakultas hukum.

"Kebetulan selesai kelasnya cepet" Jawab Panji yang kini duduk bersama Haikal.

"Udah dikasi tau Malik kan hari ini mau bahas apa aja?" Tanya Haikal.

Panji mengangguk. Tadi malam Malik menelpon Panji untuk menghadiri rapat penting ini karena sang Ketua BEM harus bertemu dengan Gubernur terkait seminar nasional yang akan diadakan fisip.

Beautiful Mistake [Jihoon x Giselle]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang