double up for today 😙
Oleh sebab itu yukkk mari vote dan komennya yukk!!"Makin pindah ke apartemen makin jarang aja kamu ke rumah" Ujar Pandu Marvin Jeremy yang di kursi utama meja makan.
Panji yang mendengar ucapan sang Ayah hanya diam malas untuk menganggapi. Lagi pula sebelum pindah ke apartemen juga, Panji sudah jarang mampir ke rumah tempat Ayahnya tinggal.
Rumah yang sebelumnya Panji tinggali adalah rumah mendiang sang Ibu sebelum bertemu dengan Ayahnya. Karena jarak rumah itu cukup jauh dengan kampus akhirnya Panji memutuskan untuk pindah.
Panji lupa kapan terakhir kalinya lelaki itu menginjakkan kaki di rumah yang menyimpan banyak kenangan ini. Panji memang beberapa kali mampir ke rumah Ayahnya hanya karena menghargai ajakan sang Ayah.
Seperti pesan terakhir sebelum sang Ibu kembali ke Pencipta, wanita paling cantik di mata Panji itu berkata "Mau seperti apa Papamu itu, dia tetap Papa kandungmu. Mama minta kamu tetap hargai dan hormati Ayahmu"
Setelah mengucapkan pesan itu, Dayana Marvin Agustin meninggalkan Panji untuk selama-lamanya.
Dayana meninggal dikarenakan kanker rahim stadium akhir. Kondisi Dayana semakin memburuk saat Pandu sang suami harus menikah dengan wanita lain karena harus menyelamatkan perusahaan.
Sampai sekarang Panji heran kenapa sang Ibu masih bisa terlihat mencintai orang sepicik Pandu. Orang yang terus memberi rasa sakit ke Dayana.
Semasa sekolah Panji meyaksikan betapa seringnya sang Ibu menangis karena Pandu. Panji tidak berani melawan karena Dayana selalu bilang bahwa harus menghormati Pandu.
Puncak amarah Panji saat Dayana meninggal. Panji yang saat itu kehilangan orang yang disayanginya langsung mencari kambing hitam.
Panji memberontak dan dengan gesit memberi bogeman tinju ke wajah Pandu. Panji marah karena Dayana meninggal gara-gara Pandu menikah lagi. Pandu terlalu memikirkan perusahaan sehingga menyampingkan perasaan istri dan anaknya.
Seminggu setelah kematian Dayana. Istri baru Pandu yaitu Dahlia, awalnya tinggal di rumah lain kini pindah ke rumah masa kecil Panji. Amarah Panji semakin menjadi-jadi dan berakhir dengan keputusan dirinya untuk angkat kaki dari rumah itu.
Satu-satunya pilihan Panji saat itu adalah sekolah di luar negeri sehingga tidak perlu melihat wajah Pandu lagi.
"Apartemen yang sekarang nyaman gak ji?" Tanya Dahlia yang duduk disebelah Pandu.
"Nyaman kok tan" Sampai sekarang lidah Panji masih belum bisa memanggil wanita dengan sebutan seorang Ibu.
"Kalo gak nyaman nanti tante carikan apartemen lain lagi" Ujar Dahlia yang hanya dijawab anggukan oleh Panji.
Selesai makan, Panji dipanggil Pandu untuk ke ruangan kerja karena ada beberapa hal yang ingin dibicarakan.
"Sering-sering mampir kesini ji" Pandu membuka pembicaraan dengan ajakan Panji agar sering berkunjung.
Panji hanya terdiam. Lebih tepatnya malas untuk berbicara takut lelaki itu tidak bisa mengontrol emosi.
"Minggu depan kamu ada kelas bisnis" Ucap Pandu.
"Sampai kapan Papa atur hidup aku?"
"Udah saatnya kamu belajar untuk melanjutkan perusahaan yang susah payah Papa rintis" Balas Pandu dengan duduk bersandar di kursi kerja.
"Yang mau melanjutkan perusahaan Papa siapa?" Ujar Panji dengan nada meremehkan lalu meninggalkan ruangan kerja Pandu.
Panggilan Pandu yang menyebut namanya itu tidak diperdulikan oleh Panji. Dahlia yang melihat kejadian itu hanya menghela nafas berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mistake [Jihoon x Giselle]
De TodoTentang Giselle Aeri Dayana yang belum damai dengan masa lalunya. Tentang Panji Marvin Hunanta yang menjadi mengikuti permainan dari seorang gadis yang tiba-tiba mengajaknya pacaran saat Pesta Halloween. Setelah itu muncul kesepakatan-kesepakatan y...