4. Empat

2.4K 220 38
                                    

'Jangan sok berkuasa, gue jijik liatnya!'- Nassandra Aquila Montile.

****

4. Penasaran.

Saat ini Zio dan Bagas berada di TPU Anggrek dan ini adalah TPU terakhir yang ia kunjungi bersama Bagas, ingin mencari tahu tentang apa yang sudah kepala bodyguard keluarganya bilang.

"Yo, gimana kita bisa cari tau siapa yang udah bunuh suruhan lo, bahkan pembunuhnya gak ninggalin jejak atau petunjuk sama sekali." Ujar Bagas kepada Zio yang sedang memejamkan mata seraya menghirup bau anyir yang masih baru.

Zio membuka mata nya memperhatikan kepala orang suruhannya yang sudah pisah dengan tubuhnya. "Gak ada sayatan sama sekali, gak ada pukulan. Pembunuh langsung nebas kepalanya. Dia bukan psikopat."

"Lo tau dari mana kalau dia bukan psikopat? Bahkan dia bunuh lima orang sekaligus."

"Psikopat itu paling suka sama suara rintihan korbannya dan dia selalu nyiksa terlebih dahulu korbannya. Dan dari kelima korban yang di sayat cuma satu di bagian leher, dan itu langsung kena kerongkongan nya, jadi langsung mati.

Kelima korban itu gak di siksa dulu tapi langsung di bunuh. Gue simpulin dia bukan psikopat tapi dia punya rasa takut dan spontan, jadi dia bunuh suruhan gue."

"Maksud lo, dia waktu tau kalau di ikutin orang suruhan lo, dia takut dan langsung bunuh suruhan lo?" Dan di angguki oleh Zio.

"Yang ngebunuh bukan satu orang, sehebatnya seseorang pasti dia butuh partner buat ngurusin semua ini. Dia gak mungkin nyelesain semuanya sendiri dengan cepat." Lanjut Zio.

"Bener juga sih. Masa mereka yang bunuh suruhan lo sih?"

"Kalau itu gue gak percaya, karena kita udah cari tau tentang mereka, gak ada hal yang janggal di identitas mereka."

"Ya siapa tau di sembunyiinkan kan?"

"Lo ngeraguin bawahan bokap gue?" Bagas hanya menggelengkan kepalanya.

Hening.

Mereka berdua diam dengan pemikirannya masing masing.

"Tuan muda." Kepala bodyguard keluarganya Giorgia bernama Shinto datang, memecah keheningan di antara mereka berdua.

Zio berbalik dan menatap Shinto dengan alis terangkat satu.

"Saya menemukan pin di salah satu kuburan, tuan muda." Ujar Shinto sembari menyerahkan pin yang bergambar ular melilit pedang dan di terima oleh Zio.

"Lo nemuin ini pin di kuburan mana, Shinto?" Tanya Bagas.

"Di TPU Boner, tuan, tadi anak buah saya menemukan itu saat ingin menutup liang lahat."

"Yang di kubur hidup hidup tadi?" Dan di balas anggukan oleh Shinto.

"Kaya nya pas ngubur suruhan lo, pin nya jatuh deh atau memang segaja dia jatuhin sama tuh orang?"

"Gue gak pernah liat pin ini sebelumnya. Shinto ada gengster atau mafia dengan lambang ular?" Tanya Zio kepada Shinto.

Shinto terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan dari tuan muda nya. Ia berfikir apakah ada, selama ini ia tidak pernah melihat lambang itu sebelumnya. "Seperti nya tidak tuan, selama ini saya tidak pernah melihat pin seperti itu sebelumnya. Saya baru menemukannya."

"Pin ecek ecek doang kali, Yo." Sahut Bagas saat mendengar ucapan Shinto.

"Gak mungkin, gue yakin ini bukan pin biasa."

Zion : My Boyfriend is PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang