22. VIRULEN

130 16 2
                                    

[22. Awal keretakan itu bermula]


"Mau ngapain lo bawa kita ke sini?" protes Clarin ketika Lista membawanya ke lorong sekolah yang sepi.

"Gue mau tanya sama lo berdua. Lo dapet flashdisk yang isinya rekaman drama tadi dari mana?" tanya Lista tanpa basa-basi.

"Gue dapet dari si Corbek," balas Aidan karena lelaki itu yang menerima dari Elin kemudian di berikan pada Clarin selaku panitia.

"Kenapa isinya malah jadi curhatan si Elin. Lo gak ganti flashdisk nya kan?" Kini giliran Clarin yang ditanya.

"Enggaklah gila lo. Masa gue ganti flashdisknya dan ikut ngacauin acara puncak. Elin pasti gak sengaja salah kasih, jadinya isinya bukan drama malah curhatannya!" jawab Clarin menyolot.

"Ah anjir! Bisa di depak dari sekolahan gue. Kenapa tadi lo gak matiin aja rekamannya bego!" maki Lista.

"Bukan lo yang paling terancam. Justru Elin gara-gara ajakan gila lo, ia akan mengalami banyak-" perhatian Clarin teralihkan tatkala ponselnya berbunyi, ia memeriksa pesan yang masuk.

"Urusan lo sama gue belum selesai Lista," ujar Clarin tajam. Kemudian setelah membacanya ia memilih akan pergi dari sana.

"Ya Allah. Kumaha wae si Elin anying!" ucap Lista frustasi ia duduk di bangku sana untuk menenangkan dirinya. "Eh astaghfirullah," ralatnya.

Mengingat bahwa anak Cakrawala itu sangat keras, Lista memang pemberani tapi mereka yang mengetahui kejahatan Elin dan Lista ia bisa di serang mati-matian dan tentunya Lista tidak akan mampu melawan.

"Dasar manusia. Di jatuhkan dulu baru inget sama Tuhan," ujar Aidan yang ikut duduk di samping Lista.

Lista mengabaikan ucapan Aidan, ia memilih untuk merampas minuman kaleng yang ada di cowok itu lalu meneguknya sampai habis.

"Gua tahu sifat lo, dan lo emang benci banget sama Aza,"

Aidan tahu kalau sejak awal Lista sering membuat rencana buruk untuk Aza, bahkan Lista pernah menuduh seseorang yang membakar esay seleksi olimpiade fisika milik Aza agar gadis itu gagal memasuki seleksi kompetisi Olimpiade waktu itu.

"Gue gak tahu apa penyebab lo sampai segitunya bisa benci sama Aza. Tapi..."

"Lo udah kelewatan sama Aza gue jadi kasihan sama dia. Gak hanya itu kelakuan lo malah akan di benci sama semua orang, gue gak mau hal itu terjadi," tutur lelaki itu serius membuat Lista merasa bersalah atas tindakannya.

"Lo mau mati?"

Dahi Aidan berkerut dalam menatap Lista bingung. "Maksud lo Beb?"

"Tumben waras dikit kasih nasihat pula,"

"Kan gue sayang sama lo,"

"Tai."

"Gak bisa di ajak serius lo!" Aidan merubah posisinya menghadap pada gadis itu. "Selama ini gue hanya diam padahal gue tahu kelakuan lo itu gimana,"

Lista menatap Aidan lekat, sungguh ia cukup tertegun mendengarnya. Biasanya ia dan Aidan hanya mendebatkan suatu hal yang tidak penting bahkan mereka pun jarang bicara seserius ini apalagi Aidan yang pembahasannya cewek melulu. Tapi sekarang berbeda.

"Lo gak akan ngerti, lagi pula lo tahu sifat gue dan kalau lo nyesel kenal sama gue. Yaudah pergi!" gadis itu memalingkan wajahnya enggan untuk menatap Aidan.

"Gue gak pernah nyesel kenal sama lo bahkan gue gak masalah sama sifat lo yang sering menzalimi orang termasuk gue. Tapi seenggaknya gue ngasih tahu karena gue sayang lo Putri, eh." Aidan refleks menutup mulutnya ketika menyebutkan cewek bernama Putri yang sekarang menjadi incarannya.

VIRULEN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang