•
•
•Alika dan Rizhan sedang berjalan di trotoar jalan, di iringi oleh tiga teman Rizhan, di samping jalan itu terdapat pohon besar, di sana ada Rena yang duduk sendirian.
"Satu persatu sifat gue udah terbongkar, jangan sampai deh mereka tau bahwa gue yang nabrak Alika," ucap Rena.
DEG
Rizhan mendengar itu, awalnya mereka tidak mengira yang duduk di bawah pohon itu adalah Rena, tapi setelah mendengar bicaranya mereka tercengang kaget melihat Rena yang berucap sendirian di sana.Rizhan pun menatap Alika, Alika mendongak, sedangkan Alvin hanya tertunduk. Dimas dan Aldo memperhatikan Alvin, Rizhan melihat ke arah Alvin.
"Bener Vin dia?" Suara Rizhan pelan. Alvin mengangguk.
"Oh jadi lo Ren yang nabrak Alika?" Ketus Aldo mengagetkan Rena.
Rena panik, ia takut dan gelagapan.
"Apa mereka dengar ucapanku barusan?" batin Rena."Jawab Ren! Iya lo yang nabrak Alika?" Ucap Rizhan tegas, sedikit membentak.
Rena menggelengkan kepalanya, dan hanya tertunduk diam.
"A-aku gak na-nabrak Han," ucapnya terbata-bata."BOHONG!" Rizhan tersulut emosi saat itu juga.
"Han sabar Han," Dimas mengelus pundak Rizhan, sedangkan tangan Rizhan tetap menggandeng Alika.
Rena sudah menangis, Alvin hanya diam tak berkutik, Alika mengelus punggung Rizhan, agar Rizhan tidak tersulut emosi lebih.
"A-aku gak se-sengaja Han, maaf! Maafin aku Alika," Rena memegangi tangan Alika dengan cepat, tetapi Rizhan lebih dulu menepis tangan Rena.
"Jangan sentuh Alika ku! Kalau terjadi apa-apa sama dia," tunjuk Rizhan kepada Alika, lalu kembali menatap tajam ke arah Rena, "awas aja kamu, kamu udah lari dari tanggung jawab, sengaja atau tidak kamu nabrak dia, setidaknya kamu punya rasa kemanusiaan, bantu dia yang tergeletak bukan malah kabur," Rizhan benar-benar menahan amarahnya, dadanya sudah naik turun menandakan ia sangat emosi.
Rena hanya terdiam, sedangkan Rizhan sudah berjalan dan di iringi tiga temannya itu.
"Hiks...bodoh Rena bodoh!" tangis Rena pecah ia kembali duduk dan mengusap wajahnya.Alika sedang memesankan minuman dan makanan untuk empat lelaki di sana.
"Han kata lo Alika sering sakit kepala kan?" Rizhan mengangguk.
"Apa karena tabrakan itu ya kepala Alika sering sakit, kita teman lama sama dia sebelumnya gak pernah seperti ini," ucap Dimas.
"Iya Dim, gue takut. Gue takut kehilangan dia," air mata Rizhan turun membasahi pipinya.
"Dia pasti sembuh," Dimas mengelus punggung Rizhan.
Tak lama Alika datang membawakan minuman.
"Nih bagi satu persatu ya," Alika kembali untuk mengambil makanan.Dengan cepat ia kembali duduk di samping Rizhan, lalu makan bersama saat itu juga.
_____
Rizhan dan Alika kini sedang berada di rumah.
"Sayang, aku pengen kamu jujur kamu rahasiakan sesuatu dari aku?" Ucap Rizhan lembut, mata itu sangat tulus menatap Alika berharap Alika akan jujur.Alika menggeleng, "Tidak ada sayang."
"Jangan bohong, ada yang kamu sembunyiin iyakan?"
"Kemarin ke dokter, kata dokter sakit kepalanya Alika itu hanya faktor kelelahan aja," ucap Alika dengan lembut mata Alika tak kalah tulusnya dari tatapan Rizhan.
Rizhan mengangguk, "Yaudah, jadi jangan terlalu capek ya, nanti sakit lagi." Rizhan memeluk tubuh Alika.
"Apapun itu, benar atau tidak sesuatu yang kamu sembunyikan, aku akan terus jaga kamu," Rizhan menciumi rambut Alika yang masih dalam dekapannya.
_____
Rena terus-menerus meminta maaf kepada Rizhan, tetapi lelaki itu saat berjalan sendiri di koridor kampus ia tak menghiraukan Rena sama sekali.
"Han tunggu, aku mau minta maaf, jangan benci aku ya!" Rena mengikuti Rizhan dari belakang.
Rizhan mempercepat langkahnya, dan Rena mengikutinya terus-terusan dari belakang.
"Han gue minta maaf, gue janji gak lagi."Rizhan terus melangkah, jujur ia capek di ikuti Rena dari dari parkiran ke kantin melewati sampai di koridor menuju kelas.
"Lo gak capek apa ngikutin gue terus!" Rena menggeleng dengan cepat.
"Lo berhenti ngikutin gue, gue gak mau buat Alika salah paham, dan lo terserah mau lakuin kejahatan apa yang lainnya, GUE GAK PEDULI!!" ucap Rizhan penuh penekanan di akhir kata.
"Tapi kita kan Han--"
"Apa? Sahabat? GAK LAGI!" Rizhan meninggalkan Rena sendiri di koridor itu, Alika dari kejauhan melihat suaminya berdebat dengan Rena.
"Sahabatan mereka hancur, gara-gara aku," gumam Alika, lalu ia kembali ke kelasnya.
_____
"Apa Ngga, lo mau pindah kota?" Ucap Fira kaget setelah Angga bilang bahwa ia akan pindah kota bersama maminya, karena maminya bercerai dengan papinya.
"Iya Fir, beberapa hari lagi gue pergi lo jaga diri baik-baik ya, gue janji akan lo nemuin lo lagi di sini, di kota ini." ucap Angga lembut.
Fira menahan air matanya untuk tidak jatuh, ia tak kuasa mendengar Angga ingin pergi.
"Lo akan tinggal di kota mana?" Air mata Fira sudah tak bisa ia bendung untuk turun."Belum tau Fir, jangan nangis gue jadi gak tega jangan yah," tatapan itu sangat tulus kepada Fira.
"Lo ninggalin gue sendiri Ngga, kata lo dulu, lo gak akan ninggalin gue, dan sebaliknya, tapi ke-kenapa?" Fira menangis sesenggukan.
"Gue juga gak ingin begitu, tapi gimana lagi?" Angga juga sangat menahan air matanya untuk turun, ia semakin tidak tega melihat Fira yang sudah menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.
_____
"Mami Alvin mau ikut mami sama Angga pindah kota, Alvin gak mau tinggal sama papi."
"Papi kamu akan marah nanti kalau kamu ikut kami."
"Mi, yang ada nanti hidup Alvin berantakan sama papi, mami tau sendiri bagaimana papi, papi hanya menyayangi aku dengan memberikan beberapa fasilitas, tapi tidak dengan belaian kasih sayang, selama hidup dua puluh tahun, selama ini rasa kasih sayang itu aku dapatkan dari mami," Alvin memeluk maminya, walau mami tiri, maminya itu sangat menyayangi Alvin dan menganggap Alvin sebagai anaknya sendiri.
"Iya sayang, kamu boleh ikut kami, mami sayang kalian berdua," maminya memeluk kedua putranya itu.
Alvin sejak kecil tak pernah mendapatkan kebahagiaan dan kasih sayang seorang ibu, ibunya meninggal saat melahirkan dirinya, ia di asuh oleh neneknya, lelaki yang ia sebut papi hanya sibuk dengan kerjaan dan asik main perempuan, ia memang di manjakan dengan fasilitas, orang lain akan mengira ia di sayang penuh oleh papinya tapi salah, fasilitas tak sepenuhnya memberikan kebahagiaan, kasih sayang dari orang tua itulah yang Alvin harapkan.
•
•
•Sebelumnya mau bilang, cerita aku dari tiap part nya hanya terdiri dari 800 kata-1500 kata aja.
Jadi kalau kalian mau cari cerita yang isi tiap part-nya panjang, kalian gak akan nemu di cerita aku, baik itu cerita pertama atau kedua.
Mau ngucapin makasih, buat kalian stay di sini dari cerita sebelumnya sampai ini makasih banget, udah support dan semangatin aku, pokoknya makasih banget.
Makasih juga buat yang sering vote dan komentar, aku sayang kaliaaaan banyak²²²❤️
Stay di sini ya ikutin terus cerita Rizhan.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
RIZHAN [REVISI]
Short StoryMenceritakan tentang seorang lelaki yang bernama Rizhan Putra Muhadzib yang tak pernah menduga akan berpisah dengan sahabat kecilnya selama dua belas tahun. Saat dia bertemu sahabatnya, dan mulai dekat kembali, ia dihadapi dengan perjodohan yang di...