Setelah perdebatan panjang yang terjadi sebelum tidur siang. Akhirnya, Tata bisa merasakan, lagi, tidur siang lumayan lama. Hampir tiga jam Tata tidur di kamar Samuel atas kehendak Tante Santi.
Tata merenggakan otot-ototnya sebentar, menggerakan lehernya menimbulkan suara "krek".
Sebelum turun dari ranjang, Tata diam sebentar, mengingat ucapan Alfa tadi, "Lo seasing itu ya sama kita?" Tata mendengarnya walaupun suara Alfa pelan dan Tata menyadarinya.
Karena, Tata tidak mau berekspetasi tinggi seperti dulu.
***
"Nyenyak banget ya tuan putri tidur siangnya?"
Tata tak menghiraukan sindiran Yani. Dia duduk di samping Tanto yang sedang memakan martabak. Tata mengalungkan tangannya di lengan Tanto lalu memeluknya.
Tadi setelah izin pamit pada Tante Santi, Tata langsung pulang. Untuk Alfa dan Rara masih betah main di rumah Samuel.
"Kenapa ya kisah percintaan mereka tu kayanya lancar-lancar aja gitu," celetuk Tata tiba-tiba. "Kaya mulus banget gitu tanpa gangguan jerawat." Sambungnya.
"Curhat, Ta?"
Tata memutar bola matanya malas. "Puisi," jawabnya asal.
"Ya lagian lo tiba-tiba banget ngomong soal cinta-cintaan gimana Yani ngga heran?" Timpal Dini.
"Tapi, bener juga sih kata Tata," Hendra menganggukan kepalanya. "Gue juga sempet mikir gituan, tapi karena gue cowo ya ngga terlalu mikirin karena cowo kan gampang kalo suka langsung nembak apalagi gue ganteng," Hendra dengan percaya dirinya.
Tata langsung menjambak rambut Hendra yang ada di bawahnya, karena Hendra duduk lesehan sedangkan Tata dan Tanto di kursi panjang.
"Sakit bego," Hendra mendelik kesal sembari mengelus rambutnya yang dijambak Tata.
"Lo ada masalah?" Luna dan Nisa menaruh beberapa piring berisi nasi goreng yang baru saja dibuat.
"Mantap nihhh!!" Seru Tanto mengambil satu piring nasi goreng setelah menghabiskan beberapa potongan martabak.
"Lo udah makan banyak buset, ngga ada kenyang-kenyangnya ni anak," heran Yani.
"Biarin aja dah anggep aja kita lagi ngurangin beban nyokapnya,"
"Sialan,"
Nisa menghampiri Tata dan duduk di sampingnya. "Ada masalah? Cerita aja nggapapa, kalo aku yang ngga cerita kamu bujuk aku terus biar cerita. Masa giliran kamu sendiri ngga mau cerita."
"Tau si Tata emang suka gitu. Diantar kita berlima lo yang jarang cerita, Ta."
"Ngga ada yang perlu diceritain." Akhirnya Tata menjawab.
Hendra yang mengerti ini masalah cewe dia mengkode Tanto untuk menyudahi acara makannya. Tanto yang paham dengan kodean Hendra langsung menelan suapan terakhirnya kemudian meminun segelas air putih.
Hendra lebih dulu beranjak. "Gue duluan ya? Mau ada perlu sebentar." Pamitnya yang dibalas anggukan mereka dan diacungi jempol oleh Dini atas kepekaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Masa Lalu
Teen FictionGimana mau selesai sama masa lalu, kalau tiap malem di datengin mulu.