KITAB MUTHOLAAH

7 1 0
                                    

°
°
°
°
°

Setelah selesai dengan hukuman mereka lonceng tanda selesai jam istirahat pun berbunyi,

"Cengg cengg cengg"

"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga" ucap Arumi sambil meregangkan otot-otot tangannya,

"Ayok ke kantin, aku lapar setelah kerja rodi" ucap salsa sambil mengumpulkan alat kebersihan,

"Aku juga lapar, ayoo" ucap Tyas dan mereka berlima pun beranjak dari tempat itu,

Arumi POV

Aku dan teman-teman ku berjalan menuju kantin, karena setelah jam olahraga selesai adalah waktu Free untuk santriwati dan karena kami sudah selesai menjalankan hukuman jadi kami bisa menikmati waktu free kami, karena ini sangat jarang terjadi, masih ingat kan jika kami sedang menjalankan hukuman pasti selang air selalu hilang jadi kami biasanya menghabiskan waktu sore dengan mengepel aula hingga sebelum waktu solat Maghrib,

Untung saja tadi ada ustad Adnan yang berbaik hati memberikan selang, jadi pekerjaan kami sedikit lebih ringan,

Owhh ya, jika kalian bertanya kenapa kami memanggilnya ustad padahal kan masih SMA, karena beliau juga kadang mengajar ngaji, jadi kami terbiasa memanggilnya ustad,

Setelah kami selesai mengisi perut kami pergi ke kamar mandi untuk mengantri mandi, jadi semua kegiatan di asrama itu harus Mengantri, seperti mandi,makan,nyuci semuanya harus Mengantri dan kami sudah terbiasa untuk itu,

Selagi mengantri aku pergi ke koperasi santri watu untuk membeli kitab mutholaah karna ada yang harus aku hapalkan besok di sekolah,jadi kami santriwati biasa menggunakan waktu luang kami untuk menghapal apapun,

Apalagi di musim ujian, kalian akan menemukan santriwati dimana pun membawa buku, entah itu sambil mengantri makan,mencuci atau mengantri mandi seperti aku saat ini,

Tapi di perjalanan ke koperasi aku melihat ustad Adnan sedang berbicara dengan ustadzah Maimun, jika di perhatikan ustad Adnan sangat tampan dan sopan, meskipun ia anak kiyai tapi dia tetap sopan dengan semua ustazah dan santriwati, wahhh kadang aku berpikir siapa yang akan menjadi jodohnya ya, pasti sangat beruntung,

Di tengah kekaguman ku aku di panggil oleh ustad Adnan yang ternyata sudah selesai berbicara dengan ustzah Maimun, lahhh kemana perginya ustazh Maimun kok tiba-tiba sudah hilang,

Aku yang sadar di panggil langsung menghampiri ustad Adnan dengan tergesa,

"Assalamualaikum ustad" ucapku sambil tersenyum yang aku usahakan manis (hehehe)

"Waalakumissalam" jawabnya sambil tersenyum dah wahhh subhanallah senyumnya menggoyahkan iman ku, ehh

"Astaghfirullah hal adzim" ucapku pelan,

"Kenapa istighfar ?"

"Haaa-hh?, Owhhh Afwan ustad," aku tersenyum bodoh, astaghfirullah Arumi bisa-bisa kamu kehilangan kontrol wahh gawat ini,

"Ada apa ya ustad ?"

"Owhh tidak, saya hanya ingin menyapa, apakah anti (sebutan kamu untuk perempuan dalam bahasa Arab) tidak memiliki kegiatan ?"

"Saya sedang mengantri mandi ustad, tapi selagi mengantri saya mau ke koperasi ingin membeli kitab"

"Kitab apa ?"

"Mutholaaah"

"Owhh tunggu sebentar"

setelah mengatakan itu usatd Adnan pergi dan aku berfikir ngga mungkin kan ustad Adnan bakal bawain kitab buat aku, kan kita beda kelas tapi pertanyaannya di otakku segera mendapatkan jawaban setelah melihat tangan ustad Adnan yang membawa kitab yang aku maksud,

"Ini, pakai ini saja" ucapnya sambil tersenyum,

Lahh lahh ini maksudnya apa woyy, ustad Adnan ngasi aku kitab? Ngga salah nihhh wahh wahh, aku yang masih ragu hanya melihat saja tanpa berani mengambil kitab itu,

"Kenapa? Tidak mau?"

"Ini buat saya ustad?"

"Iyaa buat anti, sudah ada artinya dengan tulisan tangan saya, akan lebih mudah jika menggunakan ini"

Aku dengan sedikit keraguan mengambil kitab itu,

"Syukron ustad" aku mengucapkan terima kasih dan di balas senyuman yang selalu manis dari ustad Adnan,

"Sama-sama ya sudah lanjutkan mengantrinya, sampai jumpa di pengajian nanti usai sholat Maghrib"

Setelah mengucapkan itu ustad Adnan pergi dan lagi, ia mengusap kepalaku pelan, dan lagi rasanya hati ku merasakan perasaan aneh lagi, dan ini sangat tidak baik untuk kesehatan jantungku,

Setelah ustad Adnan pergi aku kembali ke kamar membawa kitab itu dan mengahampiri teman-teman ku yang Menganti di kamar mandi,

Aku menyentuh dada kiriku, rasanya sangat menyenangkan, usatd Adnan, astaghfirullah rasa apa ini,



TBC,

UHIBBUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang