Kenangan Bunga Matahari

129 20 13
                                    

Disclaimer : Masashi Kisimoto

Special For NaruHina Dark Day

All The Devil In You

Revenge
.
.
.

Senyum lepas Naruto Uzumaki, mendebarkan jantung Hinata. Gadis Hyuga itu tepesona pada tawa yang baru pertama dia lihat dari orang yang sama, yang memberinya senyuman palsu sepanjang waktu mereka.

"Ayo kita makan ramen Sakura-chan, aku akan mentraktirmu."

Pandangan kekasihnya selalu tertuju pada gadis bermahkota merah jambu bernama Sakura Haruno. Gadis cantik yang Naruto kenalkan sebagai teman masa kecilnya, yang entah disadari atau tidak menjadi alasan Naruto lebih banyak tersenyum akhir-akhir ini. Membuat Hinata dilanda kecemburuan.

"Kau punya uang Naruto?"

Hinata tidak senang. Dia tidak ingin mendengar Gadis merah jambu itu menyebut nama kekasihnya. Dia tidak suka melihat mereka sangat dekat. Dia benci saat tangan itu menyentuh Narutonya.

Sebenarnya, Hinata bukan tipe orang yang mudah membenci sesuatu. Tapi kali ini dia tidak bisa mengendalikan perasaan marah dalam dirinya, setiap kali Sakura berhasil membuat Naruto tersipu.

"Aku mendapat uang jajan lebih hari ini. Sepertinya kepala kakek terbentur sesuatu." Jelas sekali Naruto sangat bahagia.

Seharusnya Hinata ikut bahagia. Tapi kenapa rasa sesak ini semakin mencekik pernafasannya?

"Baiklah. Ayo." seiring langkah yang menenjauh, jarak semakin lebar.

'Mereka serasi.' Pikir Hinata tidak rela.

"Hinata." Gadis itu terkesiap.

Hinata melihat Naruto melambaikan tangan padanya. Perlahan, sesak yang menghimpit dadanya menghilang. Dia tersenyum dan meyakinkan diri untuk berfikir lebih positif.

'Naruto-kun. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu.'

***

Sudah tiga puluh menit Hinata berdiri celingukan. Halaman sekolah mulai sepi. Matahari mulai tenggelam, meninggalkan warna kemerahan di atas sana.

Mereka membuat janji. Naruto akan menemani Hinata mencari hadiah ulang tahun untuk sang ayah. Namun, sejak bel pulang berbunyi Hinata tidak melihat kekasihnya di manapun.

"Hyuga? Apa yang kau lakukan di sini?" Uciha Sasuke.

"Aku menunggu Naruto-kun." Wajah Sasuke berubah bingung, Alisnya berkerut.

"Dia sudah pulang. Saat jam terakhir Sakura pingsan dan naruto membawanya ke rumah sakit" Sasuke mengeratkan genggamannya pada stang. Sesaat, Ekspresinya berubah kesal.

"Rumah sakit?" Kata Hinata bermonolog.

Hinata bertanya-tanya. Kenapa bukan UKS? UKS jelas lebih dekat untuk pertolongan pertama. Kenapa harus Rumah sakit? Apa Sakura punya penyakit serius?

"Mau aku antar?" Hinata bahkan lupa masih ada Sasuke didepannya.

Dia melirik motor hitam Sasuke, "tidak merepotkan?" tanyanya memastikan.

Sejauh yang Hinata ingat, meski berada dikelas yang sama mereka tidak pernah benar-benar mengobrol. Tidak dekat, hanya sesekali bertegur sapa. Dia merasa tidak enak jika Sasuke hanya berbasa-basi.

Sasuke mengangkat bahu yang tidak Hinata tahu apa maksudnya. Tanpa mengatakan apapun Hinata lekas naik ke motor Sasuke. Setidaknya, dia akan aman sampai rumah, mengingat langit mulai gelap. Dia bisa menghubungi naruto dengan telpon genggamnya yang sengaja ditinggal di rumah.

Seceria Bunga MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang