It's You (너라서)

VII

Ayo vote commentsnya kaka😁

Selamat membaca~

~~~~

"See?! Yoo Jimin! gue udah punya firasat jelek soal istri lo itu semenjak gue liat dia di resepsi kalian! She is bad for you!" tegas Ningning.

"Sabar Ning, sabar" ucap Giselle menenangkan Ningning yang emosi.

Sedangkan Karina hanya menghela nafas pelan mendengar suara Ningning yang meninggi. Mungkin memang salahnya yang menceritakan soal Winter yang susah diatur dan pulang pagi.

Ya niatnya ingin berbagi dan minta saran, malah berakhir terkena omelan.

"Sabar gimana?! Jimin, I'm your bestfriend! Seenggaknya, gue mau lo bahagia! Tapi gue tau kalau istri lo itu si Wanto cuma bisa buat masalah buat lo kedepannya!" tegas Ningning.

"Ning..tarik nafas Ning, jangan emosilah" bujuk Giselle.

"Gimana gue ga emosi!"

Karina mendengus lembut lagi lalu menatap jam ditangannya.

Setelah itu laki laki itu berdiri dan mengambil jasnya dan kunci mobil diatas mejanya membuat kedua orang lain di ruangan itu menatapnya bingung.

"Jimin, mau kemana?" tanya Ningning pada Karina yang memakai jasnya bersiap pergi.

"Gue mau pulang sebentar, anter istri gue ke kampus" jawab Karina.

"Dia sudah dewasa, Yoo Jimin!"

"Tapi kaki dia sakit, Ning"

Mendengar jawaban Karina, Ningning malah curiga.

"Sakit gimana? Sakit bagian mananya?"

Karina gedikan bahunya.

"Gatau juga, makanya gue mau cek keadaannya. Cuma dia naik tangga terus jalannya agak pelan pelan, kakinya agak nyeret gitu"

Ningning mendecih, bodoh memang sahabatnya ini.

"Bener bener memang, istri lo itu ya! Pikirin baik baik deh, cewe ga bener tuh!"

"Nunung!" sergah Giselle agar Ningning tidak menghina Winter lagi dihadapan Karina.

Karina hanya menghela nafas berat lalu beranjak pergi. Namun...

"Jimin, I love you!"

Langkah Karina terhenti saat mendengar suara Ningning. Giselle perlahan memejamkan matanya mendengar ucapan Ningning untuk Karina.

"Ning..."

"I love you..."

"I love you, and as your best friend I want the best for you! As your bestfriend, I love you dan gue mau lo bahagia! Tapi please percaya sama gue, cewek itu bakal buat masalah buat lo di kemudian hari!"

°°°

Jam 11 siang, Winter kerjapkan mata lalu perlahan mulai duduk di tepi ranjang.

Dirinya memegangi kepalanya yang sakit dan merasakan tubuhnya juga agak pegal.

"Duhhh males banget gue kelass" misuh Winter.

Namun mau tidak mau dirinya harus bangun karena dirinya harus kuliah. Bisa habis dia dengan keluarga Karina jika bolos bolosan.

Winter bergerak bersiap, mandi lalu berpakaian, make up seperti biasa. Winter sudah bersiap menuju kampusnya.