Pelan-pelan aja yahh, bacanya :))
Chapter 3.
"Abizaerin Putri"(*)
Hari yang di nantikan Metha kecil pun tiba, hari ulang tahunnya. Metha bangun lebih awal dari biasanya, Metha segera membersihkan dirinya, memilih pakaian mana yang bagus untuk hari pentingnya ini.
Pilihan itu jatuh pada dress merah jambu dengan motif bunga putih di bagian bawah, Metha bercermin senyum bahagia terus terurai di bibirnya, penantiannya untuk bertamasya bersama keluarganya akhirnya akan terpenuhi. Dan dia pasti akan bercerita pada teman temannya di sekolah nanti.
Saat sedang asik dengan bayang pikiran tentang keseruan hari ini, Metha mendengar sebuah suara pintu yang di banting dengan amat keras, dengan langkah ragu Metha keluar dari kamarnya dan mengintip dari sela sela pintu.
"Mas! Kamu udah janji sama metha! Kita harus pergi sekarang!" Ucap Ira
"Urusan aku juga penting ira! Kita bisa tunda tamasya itu nanti!" Sahut Thama
"Nanti kapan?! Berapa janji lagi yang akan kamu langgar mas?! Apa yang lebih penting dari pada kebahagiaan metha?!"
Air mata Metha lolos begitu saja, rasa kecewa menyelimuti dirinya, harapannya seketika musnah begitu saja, bayang bayang kebahagiaan pupus oleh fakta Thama yang lagi lagi tak menepati janjinya.
"Ini juga menyangkut masa depan kita, ira!" Ira memegang kepalanya yang pening, tak terhitung janji yang sudah Thama langgar, dan berakhir dengan kekecewaan Metha dan Ira.
Thama menghela nafas, menggapai kedua pundak Ira, menatap lekat mata Ira. "Begini saja, kalian pergi perdua dulu, nanti aku menyusul kalian. Setelah pekerjaan aku ini selesai" terang Thama meyakinkan ira.
Tak ada pilihan lain memang, Thama yang menomor satukan pekerjaannya sudah tak bisa di cekal lagi, bagaimana juga thama akan pergi memilih pekerjaannya dari pada hari penting anaknya, Metha.
______
*saat ini...
Sebuah motor kawasaki ninja berwarna biru hitam melaju memasuki gerbang sekolah sma Trimaparti, pasang mata siswa/i menatap motor asing yang masuk kedalaman sekolah mereka. Pasalnya hanya ada empat motor seperti itu yang selama ini masuk ke dalam sekolah mereka, lantas siapa pemilik motor ninja ini?
Pemilik motor itu memarkirkan motornya, di dalam helm full face yang ia gunakan, ia bisa merasakan jika dirinya sedang menjadi pusat perhatian siswa/i yang berlalu lalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMBATAS [ DISCONTINUE ]
RandomKetika kepercayaan berubah menjadi kekecewaan, dan ketika rasa cinta berubah menjadi kebencian. Menjadi seorang pembenci, bukan keinginannya. Menjadikan orang terdekat asing baginya bukan kehendaknya. Tapi terlalu sulit untuk menerima, kenyataan b...