17

3.4K 320 7
                                    

Haechan tersenyum tipis melihat tingkah Mark yang malu malu. Hari ini Mark tidak menggunakan infus lagi, namun ia masih harus terkurung di ranjang tempat tidur karena kakinya mengalami lumpuh sementara akibat komanya

" Kenapa?" Tanya Haechan

" Uhm... tidak... anu... e... ini benar benar Jaemin? Benarkah itu dirimu?"

Haechan dengan sengaja memukul tangan Mark pelan yang membuatnya meringis kesakitan

" Sakit?"

" Tentu saja!"

" Berarti ini bukan mimpi" Kekeh Haechan pelan

Walaupun kini Mark tidak merasakan apapun, entah kenapa ia yakin bahwa orang yang ada di sampingnya ini adalah Jaemin yang ia kenal dulu si penggemar rahasianya yang sempat menghilang

" Suara mu sedikit berubah..."

" Benarkah? Memangnya kau pernah mendengar suaraku?"

" Pernah sekali... saat itu hari pertama ku bertemu dengan mu mungkin? Saat kau tidak sengaja menabrak ku?"

Haechan tertawa lepas, pasalnya itu adalah titik dimana kesalah pahaman terjadi, mengingat kembali pengalaman lalu membuatnya rindu sekaligus sedih

"Hahaha itu sudah sengat lama.. lagi pula kau hanya mendengarnya sekilas"

" Benar juga"

" Mark aku ba-" Renjun tidak melanjutkan kalimatnya ketika melihat Mark yang sedang mengobrol dengan Haechan

" Hae-" Haechan dengan cepat bangkit dan menutup mulut Rejun

" Kenapa? Itu siapa?" Tanya Mark bingung

" Oh.. Renjun... "

Hanya selang beberapa saat Jeno masuk kedalam ruang dan hendak menyapa Haechan, karena Haechan tidak ingin namanya keluar dari mulut Jeno ia sedikit berlari namun tidak sengaja menabrak pintu dan menghasilkan bunyi yang cukup keras

" Jaemin-ah... kau tak apa?" Tanya Mark khawatir, jujur saja Mark tidak terbiasa dengan kondisi seperti ini. Mark adalah orang yang senang memperhatikan sekitar, tapi sekarang ia hanya bisa mendengarkan suara

" Ya... aku baik baik saja" Balas Haechan sedangkan Jeno dan Renjun menatap Haechan bingung

.

.

.

" Mulai sekarang panggil aku Jaemin" Cicit Haechan pelan di kantin rumah sakit

" Ha?" Jeno bahkan tidak sadar menjatuhkan makanan dari sendoknya

" Haechan-ah... kau tidak perlu melakukan hal sejauh itu" Cicit Renjun, walaupun sedari tadi Haechan tersenyum tapi matanya tidak penah berbohong.

" Hanya ini yang bisa ku lakukan untuk menebus dosaku padanya." Pinta Haechan pelan

" Mark akan sedih jika tau Jaemin tidak ada... lalu perjuangan Jaemin akan sia sia"

" Tapi dia mencintai mu bukan Jaemin"

" Dan selama ini dia berfikir penggemar rahasianya itu Jaemin"

" Tidak bisakah kau bersabar?" Tanya Jeno

" Dan membiarkannya menunggu Jaemin? Membiarkannya tidak mau makan ? Kau tidak lihat tadi setelah sekian lama ia kembali tersenyum?"

Jeno hanya bisa menghela nafasnya. Ia tidak mengerti dengan jalan fikiran Haechan.

Menjadi Jaemin?

Apa apaan itu... bagaimana bisa ia berpura pura menjadi orang lain

" Jika ia bisa melihat lagi? apa yang akan kau lakukan?"

[COMPLETED] Blind Love || Markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang