• Prolog •

120 5 0
                                    

Dering jam beker membangunkanku hari ini. Sinar mentari pagi mulai memenuhi meja belajarku. Buku-buku serta alat tulis berserakan di mana-mana. Ahh ketiduran lagi, pasti karena telalu banyak membaca semalam.

*tok tok*

Ya, tunggu sebentar. Aku segera membukakan pintu. " jam berapa ini? Biasanya kamu selalu bangun pagi. " Aku sudah memikirkannya pasti akan di omelin oleh mama. " Maaf ma, tadi aku ketiduran. Aku kan sedang belajar semalam. Karena hari ini aku kan mau Ospek. " aku meminta maaf. " Ya sudah cepat mandi sana nanti telat. " aku pun bergegas ke kamar mandi.

Ospek. Mungkin hal yang mengerikan bagiku. Kakak-kakak senior yang sering menyiksaku, terutama yang perempuan. Memang, sejak ospek pertamaku di SMP. Aku selalu dibanding-bandingkan dengan anak-anak lainnya.

Aku segera memakai kemeja putih dan rok pendek hitam. Aku tidak memakai make-up seperti anak-anak perempuan lainnya. Aku merasa jika aku memakai make-up, kencantikanku hanya diluar saja dan tidak alami. Mama memanggilku ke bawah untuk makan. Aku memakan roti dengan selai cokelat hazelnut dan segelas susu rasa greentea. Segera kulihat jam dan segera bergegas ke universitas.


Sesampainya di kampus, sudah banyak orang bertebaran di sana. Kakak-kakak senior telah menanti. Untunglah, jumlah senior perempuan lebih sedikit daripada laki-laki. Aku menghela nafas lega dan langsung masuk barisan.

Betapa tidak sopannya aku sampai lupa memperkenalkan diri. Namaku adalah Cheryl Nicole.

Sangat ramai disini. Para calon mahasiswa termasuk aku telah berkumpul di sini untuk melakukan ospek dan ospek pun bermulai!

Banyak sekali perintah dari qaqa senior *ehh hufffttt... Aku mengeluh bosan dengan semua perintah ini, tapi tidak untuk sekarang. Aku memperhatikan seorang laki-laki. Sepertinya aku kenal anak ini. Aha, Namanya adalah Reynand Achilles. Aku merupakan tetangga barunya. Aku baru beberapa hari di sini. Aku mengetahuinya karena aku adalah seorang stalkers dan stalkers tahu segalanya.


Tak terasa ospek sudah selesai hari ini. Sekarang baru pukul 12.00 siang. Aku bergegas untuk pulang dan tiba-tiba Reynand menghampiriku bersama dengan pacarnya.

" Hey, siapa namamu? " Reynand berkata dengan mata yang lurus menyorot tepat ke dalam mataku. Seolah-olah ia ingin membaca pikiranku.

" Eh, aku Cheryl. Cheryl Nicole tepatnya. Ada apa? " Reynand membuatku hampir tak bisa berdiri dan hampir mencair di suhu 1000 kelvin.

" Mau ikut kita pulang? Bytheway, rumah kita berdekatan kan? " Reynand bertanya dan aku berusaha menenangkan diri.

Kulihat wajah pacarnya sangatlah marah. Apakah dia cemburu jika aku ikut? Sebaiknya jangan. Tapi, ini adalah peluang besar agar aku bisa dejat dengan Reynand.

" Tak usah, tak apa. Aku bisa pulang sendiri kok. " Terlihat pipiku mulai nge-blush.

" Hahaha, pipimu memerah. Ya sudah hati-hati di jalan. " Aku membalasnya dengan selamat tinggal dan ketika aku berbalik badan ia memanggilku.

" Oh ya, aku hampir lupa. Panggil saja aku Rey. Dahhh " Reynand eh maaf Rey memanggilku dari jauh dan aku hanya memberikan senyuman. Kulihat wajah pacarnya sangatlah marah dan kalian bisa menebak apa yang terjadi besok.

To be continue ...

Whats up bro and sis! Author kembali lagi memberikan cerita romancek. Pengennya sih buat cerita humor, tapi sayang author tak humoris.. Buat cerita ini dari author sebelum UTS sampe selesai UTS pun belum sempat menyelesaikannya. Author minta maaf banget kalo cerita ini gaje kayak aljabar. Maklumlah, author tidak terlalu pintar matematika dan Author juga minta maaf sekali kalo ada typo. Tapi author bingung bahasa author overacting atau ya readers taulah, hehehe. Kehabisan obat, apotik tutup apes dah nasip author. Author berharap banget Vomments dari readers tercinta buat jadi obat author kali ya??

- Salam Sayang Author, :*

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang