10

2.2K 256 22
                                    


.

.

.

"Ayah?" Oknum yang dipanggil menoleh menatap arah pintu. "Ada apa Ren?"

Renjun mendekati sang Ayah yang sibuk dengan laptopnya, "Aku mau tanya sesuatu boleh?" tanya Renjun sungguh hati-hati.

Chanyeol menggeser laptopnya dan beranjak dari kursinya. Dia menepuk sisi kasur yang kosong. "Tanyakan saja, kenapa bertanya..."

Renjun yang ditatap hangat oleh Ayahnya merasa nyaman dan memperbaiki posisi duduknya menghadap Chanyeol. "Ini soal Mama..."

Chanyeol terdiam sejenak, "Kenapa mama mu?". Renjun menggigit bibir dalam gugup. Ia takut menanyakan soal Mama nya setelah beberapa Tahun ia tak ungkit. Bukannya dia tak peduli, dia hanya berpikir 'Bukan saatnya'.

"Ada yang mengganjal di hati Mu?" tanya Chanyeol melihat keterdiaman sang anak.

"Apa kasus tabrak lari Mama sudah selesai?"

Deg.

Pertanyaan tak terduga. Chanyeol tak pernah mengira bahwa Renjun akan menanyakan kasus istrinya. "Ada..apa?"

Renjun menggeleng, "Tidak ada, aku hanya ingin tau. Kalau memang sudah selesai. Baguslah..." ucap Renjun.

Sungguh ia merasa ada yang mengganjal sejak ia kelas 11 tahun lalu. Mulai dari Yuan dan guru Baru. Shuhua yang tiba-tiba muncul. Bunda Jia yang sering marah tak jelas. Keluarga Jaemin dan Haechan yang marah-marah. Dan Haechan yang tiba-tiba mudah Emosi dan errghh sedikit baperan(?). Tidak mungkin hanya kebetulan. Ia yakin ada sesuatu.

"Iya. Itu sudah selesai. Ada sesuatu yang salah?" tanya Chanyeol lagi. Ia juga merasa ada yang diketahui anaknya ini.

"Tidak kok. Oh iya, besok aku akan ujian harian matematika. Ayah doa kan aku nee ?!!"

Chanyeol mengangguk dan memeluk tubuh ringkih anaknya itu. "Anak ku bisa.!" timpalnya membuat Renjun lagi lagi merasa nyaman dan aman di pelukan Sang Ayah.

. . .

"NANA KELAS KU ADA UJIAN HUWEEE!!!"

Tenggelamkan Jaemin Sekarang. Seluruh pandangan di kantin tertuju pada mejanya. Salahkan si gendut Haechan yang berteriak tak tau tempat.

"Pelan kan suara mu bodoh" desis Jaemin sedikit meringis.

Haechan hanya nyengir tidak tau malu. Jaemin hanya menghela nafas pasrah. Omong-omong Pujaan hatinya belum terlihat sejak tadi pagi. Apa dia tidak sekolah? Tapi kata Si gendut Renjun sekolah.

"Kau yakin Renjun sekolah?"

Haechan mendengus kesal, "Maksud mu aku rabun gitu? Iya dia sekolah. Eh tadi ada murid baru loh, dia sebangku dengan Renjun" Ok Lee Haechan mulai menggosip tentang murid baru.

"Dia tampan, tinggi, dan dingin. Kalau bahasa anak gadis sekarang sih sexsiih " Jaemin hanya menatap datar Haechan yang sibuk mengoceh. "DAN!!!" pekiknya membuat Hyunjin yang di meja sebelah keselek bakso.

"Anak sialan..."

"...dan Renjun menatap siswa itu dengan tatapan berbinar. Kau tau betapa indahnya mata Renjun yang berbintang-bintang"

Jaemin hanya diam. Siapa murid baru itu.

"Coba kau pikir siapa yang tidak terpesona—JENO?!!" lagi-lagi Haechan berteriak membuat Jaemin kaget sekaligus bingung. Jeno?

"Hey! Gembul pelan kan suara mu" kritik Soobin yang sedari tadi kaget karena suara Haechan.

"Na, itu Jeno" Jaemin mengikuti arah pandang Haechan.

Omnia Paratus| RENJUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang