21

77 13 150
                                    

3hari kemudian kaki Dinda sudah  sembuh total, ia bisa berjalan dan pergi kuliah. Tentu ia berangkat bersama Zayn. Sedari tadi Zayn penasaran dengan sesuatu yang dipegang kakak iparnya itu. Dari rumah, Dinda sudah ditanyai Hema, apa yang ia bawa?, dan Dinda menjawab hadiah untuk Kirana. Makin besar rasa penasaran Zayn, apa kiranya yang akan diberikan kakak iparnya untuk kekasihnya?.

Kirana sangat senang mendapati Dinda ada di mobil kekasihnya, "Tidak usah, aku dibelakang saja!", ucap Kirana saat Dinda hendak pindah ke belakang, lantas segera menuju pintu bagian jok belakang dan masuk ke mobil.

"Ini untukmu!", Dinda menyodorkan bingkisannya pada Kirana

"Wah...apa ini?, harusnya kan aku yang memberimu sesuatu setelah sembuh dari sakitmu!", celoteh Kirana nampak penasaran dengan isi bingkisan dari Dinda.

"Tidak masalah, lagi pula aku hanya terkilir bukan sakit keras yang harus diberi oleh-oleh!", saut Dinda

"Boleh kubuka?", tanya Kirana

"Tentu saja!", jawab Dinda, lantas Kirana segera membuka bingkisan itu. Kirana terpukau saat melihat lukisan romantis dirinya dan Zayn, "Wah...ini indah sekali Din!", pujinya nampak terharu.

"Apa isinya?, aku juga penasaran tahu!", Zayn bertanya dengan rasa penasaran, namun tak berani menoleh karena sedang fokus menyetir.

"Nanti kalau sudah sampai kampus kau boleh melihatnya!", jawab Kirana masih fokus memperhatikan keindahan lukisan Dinda. Dinda yang menoleh ekspresi Kirana tersenyum senang.

Sorenya Kirana kembali mengajak Dinda pergi ke galeri Rizky, kali ini Virgie juga ikut. Virgie melirik iri pada Kirana yang begitu bahagia bersendau gurau dengan Zayn sepanjang perjalanan. Virgie merasa aneh dengan hatinya, sebelumnya ia baik-baik saja membantu kedekatan Zayn dan Kirana namun saat mengetahui keduanya sudah jadian dan sedekat itu kenapa hatinya tersakiti?.

Bahkan ia sudah lupa dengan luka hatinya karena Imran yang menikahi Dinda. Sepertinya Virgie telah menemukan jawaban atas pertanyaan hatinya belakangan ini. Hatinya telah berpindah dari Imran ke Zayn. Ya Tuhan, ini kejam. Kali ini bagaimana caranya berjuang?, sejak awal ia tak ada di hati Zayn, mungkin hanya rasa kesal yang dirasakan Zayn saat teringat Virgie. Virgie menghela nafas dramatis meratapi kisahnya yang kini mengikuti jejak Rizky, mencinta namun tak boleh berjuang.

Mereka berempat tiba di galeri Rizky, dan mata mereka langsung menangkap sebuah lukisan yang berada di dinding ruang depan galeri. Ruangan berukuran 3m x 3m itu memang biasanya berisi lukisan-lukisan terbaru Rizky. Dan ada 1 lukisan baru yang membuat mereka berempat terkejut. Virgie sempat diperlihatkan lukisan Dinda oleh Kirana, makanya iapun ikut terkejut.

"Bagaimana Ran, kau suka?", canda Rizky yang gemas membayangkan kehisterisan Kirana seperti biasanya, "eits...tapi ini bukan untukmu!", Rizky segera bersuara kembali saat Kirana hendak membuka mulutnya, "Ini untuk adikku, sebagai hadiah kesuksesannya mengejar cintamu!", seloroh Rizky.

"Aku sudah punya lukisan seperti itu!, Dinda memberikannya untukku!", ucap Kirana nampak bingung.

Rizky teringat lukisan Dinda yang ia lihat di galeri rumahnya 3 hari yang lalu, iapun tertawa kecil, "jadi kau memberikannya pada Kirana, Kakak ipar?", tanya Rizky.

Dinda mengangguk namun ekspresinya masih sama seperti yang lain, nampak bingung.

Melihat kebingungan Dinda Rizky segera bersuara, "Aku tidak mencotekmu kakak ipar, sebenarnya saat aku melihat lukisanmu aku ingin meberitahumu aku juga melukis yang sama, tapi aku tidak memiliki kesempatan untuk berbicara denganmu. Kak Imran sudah menyaingi posesifnya kak Salman sekarang!", celoteh Rizky menjelaskan, dan nampak sendu di akhir kalimatnya.

Mengikuti TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang