Seminggu berlalu, awal aktifitas haura serta abizar tetap sama seperti biasa. Hanya bedanya mereka tinggal bersama di tempat yang sama pula. Bahkan berbagi tempat tidur.
Abizar memutuskan akan tinggal di apartemen saja selama haura masih kuliah. Selain dekat dengan kampus, abizar juga belum menemukan rumah yang pas untuk mereka tempati.
"Saya duluan ya pak"
"Iya, hati-hati".
Pada awalnya memang haura tidak menerima dirinya namun hari ini gadis itu mau menjalani pernikahannya lebih dulu. Setelah abizar mengatakan " jika kamu tidak yakin saya bisa menceraikan kamu besok."
Mungkin haura dari sana berpikir panjang, dan pagi tadi ia berbicara pada abizar bahwa "Saya mau mencobanya dengan bapak".
Abizar berucap penuh syukur dalam hatinya, itu artinya haura tidak mau abizar ceraikan.
Teman-temannya tak ada yang tau jika haura sudah menikah saat ini.
"Mmm gue mau tanya sesuatu sama kalian", ujar haura.
"Apaan pasti gak unfaedah nih!"
"Serius tau fi".
"Yaudah apa?" tanya bella.
"Kalo pernikahan itu giman sih?"tanya haura.
Membuat ke tiga temannya menganga tak percaya.
"Ngapain tanya soal nikah, emang lu kira kita-kita ini udah nikah!", omel fira.
"Ya, tau nih si haura"
"Gimana kalo menurut lu nis?"
"Pernikahan itu menyempurnakan separuh agama jadi bagus kalo bisa segera menikah" Jawab anisa
"Terus banyak pahala yang bisa di dapat dari pernikahan terutama istri. Kalo kita patuh dan memenuhi apapun yang di Inginkan suami pahala kita banyak, gitu!" sambung anisa.
"Wah, bu ustadzah memang keren", ujar bella sambil tepuk tangan.
"Kayanya lu udah siap nikah ya nis. Kenapa ga nikah aja?", tanya haura
"Ya kan belum ada jodohnya. Udah yuk masuk kelas bentar lagi di mulai" balas anisa.
Sepanjang pelajaran pikiran haura bercabang kemana-kemana. Bagaimana jika abizar meminta haknya nanti, dirinya kan belum siap.
"Omg. Nooooooo" teriak haura.
"Ada apa?",tanya abizar
"Hah, maaf pak."
"Sepertinya sedari tadi kamu melamun, coba maju dan jelaskan bagian ini!" titah abizar.
Haurapun menyanggupinya dengan santai.
"Aduh, kalo jalan tuh pake mata dong!!" omel haura.
"Ups sory sengaja! Sakit ya.. Lebay banget sih hahaha" ujar riska
"Lu, apaan sih maksudnya!!"
"Kabur yuk ntar ada yang bilang "papah aku digalakin riska pah" dasar manja!!!" ujar riska sebelum pergi.
Haura mengepalkan kuat kedua tangannya kesal. Sungguh sepupu nya itu memang musuh nya dari kecil.
"Awas lo!!", geramnya.
Haura masuk ke dalam kamar dengan perasaan marah. Perkataan riska sungguh membuatnya sakit hati.
Memang apa salahnya jika ia di manja oleh papahnya?
"Hiks..."
Abizar masuk ke dalam kamar tak lama setelah haura menangis. Mendengar suara tangisan abizar mendekati haura.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIZAR & HAURA the End ✔
Fiksi Remaja"Sebaiknya kita percepat saja dawas pernikahan mereka, saya takut kalo mereka tinggal bertetanggan gini terjadi hal yang tidak kita ingin kan". Seakan paham dawas mengangguk setuju. "Yaudah bagaimana jika jum'at besok kita nikah kan mereka" "APA...