Si kuning menyebalkan

462 62 5
                                    

Musim panas menyengat kulit para prajurit yang berlatih di bawah teriknya matahari. Tapi tidak dengan pahlawan kita saat ini yang sedang asik memakan buah di tempat tidurnya sembari rebahan.

'Akhirnya kehidupan pemalasku terwujud.'

Senyum cerah Cale melebihi cerahnya sang mentari. Karna lelaki tua yang menakutkan saat ini pergi ke Benua Timur selama seminggu untuk mengurus bisnis penginapan beserta anaknya Beacrox, On, dan Hong.

Sedangkan Raon berada di Kastil Hitam ingin mengunjungi ibunya. Terdengar bunyi keroncongan dari perutnya.

"Sepertinya aku harus ke dapur." Melangkahkan kakinya dengan malas keluar dari kamar.

Tentunya Cale saat ini berada di wilayah Henituse.Karena sebelumnya Cale yang telah membunuh White Star dan memutuskan untuk kembali ke wilayah Henituse. Setelah turun dari kereta Cale terus bersin berulang kali.

Tanpa sepengetahuan mereka hidung Cale tanpa sengaja bersentuhan dengan ekor Hong dan mulai bersin. Semua orang termasuk keluarga Henituse dan rekan Cale memutuskan untuk merawatnya. Mereka berfikir Cale sedang dalam kondisi yang tidak fit.


Di sepanjang lorong Cale yang melihat para pelayan yang melihatnya (Cale) segera menundukkan kepalanya dan pergi begitu saja.

' Yah... Kehidupan seorang sampah memang harus seperti ini.' Cale tersenyum puas pada kehidupannya tanpa tahu pemikiran para pelayan.

'Aku berharap Tuan Muda-nim lekas sembuh...'

'Kulit Tuan Muda-nim makin pucat setiap harinya. Apakah sakitnya parah?'

'Tuan Perisai perak yang malang.'

Setibanya Cale didapur tak ada seorangpun yang berada disana. Saat ini para koki sedang membeli bahan yang akan di gunakan untuk makan malam. Cale mencari sesuatu yang bisa dimakan. Tanpa sengaja kakinya menendang sesuatu. Dan sebuah buah menggelinding dikakinya.

"Hmm... " Dia melihat didalam sebuah ruangan seperti gudang penyimpanan makanan. Ruangan itu terlihat silau akan warna yang menyilaukan mata. Cale mungkin suka barang berkilau tapi kali ini dia tidak menyukainya. Kilauannya tampak terlihat menyakitkan mata.

Tubuh Cale bergidik ngeri melihat gudang itu penuh akan sesuatu yang kuning tanpa ada warna lain satupun. Bahkan sebelum bisa membayangkan lidahnya seperti sudah mati rasa.

'Aku harus segera menyingkirkan benda menyebalkan ini.' Tak sengaja dia melihat Hans yang tengah lewat. Sebuah pemikiran terlintas dibenaknya. Senyum miring tercetak jelas di bibirnya. Mungkin Raon akan berteriak siapa yang akan ditipu olehnya.

"Hans." Hans yang mendengar kaget mengetahui majikannya berada di depan gudang penyimpanan makanan.

"Tuan Muda bukankah seharusnya anda tetap didalam kamar?"

"Aku hanya lapar. Lagipula bisakah kau memberikan semua lemon yang ada disini kepada prajurit dan orang yang saat ini dalam proses penyembuhan?"

"Tapi apa yang akan dikatakan Tuan Ron nanti kalau semua lemonnya menghilang, lagi pula ini persediaan untuk kesehatan Tuan Muda-nim?"

'Yang ada aku semakin sakit perut.'

"Bawa saja aku yang akan menjelaskannya kepada Ron nanti. Lebih cepat lebih baik."

"Tuan Muda-nim..." Hans merasa terharu meskipun tuan mudanya masih dalam proses pemulihan tapi dia lebih memikirkan kesejahteraan orang lain.

"Apa yang kau tunggu cepat kau angkut semuanya."

"Baik, Tuan Muda-nim." Hans terlihat bersemangat dalam mengangkut semua lemon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Karma lemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang