Derap langkahnya sedikit cepat setelah memaksa ego-nya agar tetap berada dalam sisi tergelapnya. Tak perdulikan sesaat sosok wanita di belakangnya yang agak terseok mengikuti langkah tegap pria di depannya. Sedikit jejak air mata nampak menggenang di sudut matanya kini, wanita yang masih mengekor padanya pun sama.
Tak kuat menahan bulir air mata, tanpa isakan, ia tetap berjalan sedikit mengejar kecepatan langkah suaminya dengan sabar.ISHIKAWA KAITO
PRESENTS
***
BETWEEN YOU ME AND
HIMFLASHBACK
"Emh, maaf jika tidak ada yang ingin kalian sampaikan lagi, dengan berat hati saya ingin menghabiskan waktu dengan suami saya. Maaf." Usapan tisu di wajah putih susu itu yang seolah menghapus jejak air mata, Sakura tampakkan di depan Naruto dan Hinata yang masih membeku di kursi dalam kamar inap Sasuke di rawat.
Mengambil inisiatif, Hinata bangkit lantas ber-ojigi pada Sakura. Lekas menggamit lengan Naruto, Hinata menuntun suaminya pergi meninggalkan kamar tersebut dengan canggung. Berderap menyusuri lorong dan koridor rumah sakit ternama itu dengan hati yang hancur, Naruto menghentikan langkahnya. Menarik tautan genggaman tangan mereka berdua, hingga akhirnya jebol sudah pertahanan emosinya.
Hinata yang menyadari itu, lantas memeluk hangat suaminya. Mengusap perlahan punggung tegap itu dalam dekapannya. Mencoba memberikan beberapa tenaga untuk mengisi ulang daya hidup pria dalam dekapannya ini yang seolah tiris. Getaran isakan sekilas ia rasakan, kembali membuat hatinya ikut bergetar. Sebisa mungkin ia berusaha menopang pria tegap itu dalam kondisi seperti ini, mencoba mengisi apa yang hilang dalam hati dan pikiran pria di pelukannya ini.
"Daijobu... keluarkan semuanya... aku bisa merasakan apa yang Naruto-kun rasakan sekarang...." sahut sayu Hinata di sela elusan hangatnya.
Naruto makin tak bisa mengontrol isakan yang keluar akibat luapan emosinya kini. Ia paham sekarang, bagaimana rasanya menahan sesak akibat emosi yang tak tersalurkan itu. Betapa sesak rasanya di saat ia tak bisa berbuat apa-apa di saat ia menginginkannya. Dekapan lengan besarnya terhadap tubuh mungil wanita ini makin mengerat, berusaha merengkuh efek candu yang di tawarkan Hinata lewat proses menenangkannya ini. Sesaat ia tak perdulikan situasi dan kondisi mereka, hingga akhirnya kesadarannya menamparnya kembali. Lantas bergegas meraih sisa-sisa harga dirinya yang ia lupakan sementara ia terisak bertumpu pada bahu mungil milik Hinata.
Wanita yang dulu ia sakiti.
Ia perlakukan seperti karung pasir.Tertunduk, berusaha menyembunyikan raut wajahnya yang hancur, ia raih kedua telapak tangan wanita di depannya, lantas mendaratkan kecupan hangat kepadanya.
"Arigatou.. Hina..", secarik senyum ia paksakan kala menatap bulatan Ametyst itu ikut menyendu menatapnya.
Tak dapat di pungkiri, mereka berdua hancur di saat yang bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between you, me and HIM
Fiksi PenggemarMenyenangkan ya rasanya? kalau kebeneran kalian dijodohin sama ortu kalian dan pas dengan selera kalian sebagai wanita. Tampan, Kaya, Sixpack dan proporsional di segi fisik. Tapi pernah gak terpikirkan oleh kalian atau seenggaknya terlintas gitu dip...