Prolog

272 53 0
                                    

Matanya terpejam dengan senyuman tak lepas dari bibirnya.

Bebannya tercabut dari pundaknya, sidang ujian akhir dengan nilai memuaskan sudah terlewatkan.

Hampir sebulan lebih jam tidurnya keteteran bahkan sampai tidak tidur mengerjakan skripsi, belum lagi dosen pembimbingnya yang harus diikuti moodnya, jadi dia harus pandai pandai menganalisis mood pembimbingnya, kalau apes tinta merah menyilang seluruh kertasnya.

Menghela nafas mulai teratur dibantu dengan angin sepoi sepoi dari kipas angin yang hampir sekarat tidak bisa balik kiri kanan, atas bawah karena pernah tidak sengaja ketendang keras olehnya.


Dorongan keras membuatnya terbangun dengan jantung berdebar rasa mau copot, kepalanya terantuk sebuah meja didepannya,mengerjapkan matanya membuatnya linglung.

Entah kenapa berada dalam sebuah ruangan yang dimana seperti kelas. Dengan orang disekitarnya memakai pakaian sekolah mirip seperti seragam anak sekolah yang dipakai didalam Drakor yang biasa dilihatnya.

Kepalanya berdenyut  dengan terhuyung melihat didepan sana terjadi keributan. Seorang lelaki yang memegang tangan seorang wanita dengan erat dengan raut wajah terlihat jelas marah, dibelakang lelaki itu terlihat wanita tak terlihat wajahnya memeluk seragam lelaki tersebut dengan raut ketakutan diiringi tangisan yang terdengar sangat memilukan hati.

Matanya menurun melihat tubuhnya memakai seragam yang sama, tak sengaja melihat papan nama yang  terpasang disebelah kiri pakaiannya. Diangkatnya dan hanya kosong tak ada nama atau tulisan disana.

Apa ini?

Ini dimana?



Extraoutme'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang