15. Mulai

79 8 0
                                    

Mata Mark menatap pada senjata nya yang sudah diperbarui dengan material yang dibawa oleh Hyunbin.

"Sudah ditambah dengan jiwa suci, jadi akan aman digunakan manusia," kata Taecyeon yang menyodorkan senjata pada Mark, "Tapi tetap saja, jangan berlebihan menggunakannya."

Dengan perasaan takut - takut, Mark menerima senjata miliknya dari tangan Taecyeon dan benar kata laki - laki dihadapannya ini. Senjata Mark jauh lebih ringan dan tidak ada efek panas atau apapun yang menyerang tubuhnya.

"Kudengar kalian akan ke infinite room," kata Taecyeon.

"Iya hyung, bisa bahaya kalau Jungkook terus menerus menyerang ke dunia manusia," balas Mark yang mengembalikan senjatanya pada mode kalung.

"Hati - hati, kalian bisa saja selamat dari iblis, tapi belum tentu bisa keluar dari inifinite room," ucap Taecyeon.

"Iya hyung.. doakan saja yang terbaik untuk kami," kata Mark, "Terima kasih hyung."

Taecyeon menganggukkan kepalanya dan melambaikan tangan pada Mark yang melangkah pergi.

@@@@@

"Tumben kau tidak diusili ayahku," kata Taeil yang melihat Hyunbin bahkan pulang dengan lebih cepat karena bantuan ayahnya yang sangat baik hati mengantar Hyunbin hingga urusan selesai.

"Dia marah pada seseorang, jadi tidak ada alasan marah padaku," balas Hyunbin sembari menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutnya. Ia menoleh kearah pasangan baru.

"A... hyung ayo dimakan.. enak lho... a...." seorang shikigami berambut pirang panjang bernama Felix dengan penuh semangat menyuapi Changbin.

"Aku bisa makan sendiri," kata Changbin yang menolak suapan dari Felix.

"Jangan menolak.. tidak aku beri jatah healing nanti," ancaman Felix berhasil membuatnya menyuapkan makanan pada Changbin, "Nah begitu dong..."

Sementara di sisi lain.

"Hyung... suapi aku.. aku juga mau disuapi," Jisung meminta disuapi oleh Chenle yang duduk disampingnya.

"Makan sendiri, kau sudah besar," kata Chenle.

"Aku belum dapat shikigami," kata Asahi.

"Sama..." balas Niki dengan wajah sedih, "Suapi aku hyung."

"Sini... sini aku suapi..." Asahi menyodorkan seiris daging pada Niki, "A....."

Niki memakan daging dari suapan Asahi, "Enaknya."

Tanpa disadari, Hyunbin dan Taeil sama - sama menghela nafas panjang mereka. Didalam diri mereka, berbicara jika rasanya tidak begitu yakin menyerahkan keamanan dunia manusia pada anak - anak yang masih begitu polos. Yang masih belum sepenuhnnya paham bahaya dari tugas guardian yang sebenarnya.

@@@@@

Setelah merasa persiapan benar - benar telah siap, Mark - Haechan, Hyunbin - Jihyo dan Kun - Yangyang berdiri didepan sebuah pintu yang seharusnya menuju kamar mandi pada kamar milik Jeno. Tetapi karena Chulyong sedari tadi sudah berdiri didepan pintu kamar mandi sembari berbicara dalam bahasa yang tidak mereka pahami, maka mereka yakin jika pintu kamar mandi Jeno akan berubah menuju tempat yang mereka sudah mengenal tapi tidak sepenuhnya mengenal - Infinite Room. Ruang tidak terbatas milik dewa mimpi - Dreim - yang bisa berubah menjadi mimpi buruk untuk mereka.

"Waktu kalian tidak boleh lebih dari 49 hari," Chulyong mengetukkan jarinya pada pergelangan tangan Mark dan muncul tulisan 49 : 24 : 00 : 00, "Begitu masuk ke dunia dewa, hitungan di tanganmu ini akan berjalan mundur. Jangan sampai terpisah didalam infinite room."

Mark dan Kun yang belum pernah masuk ke dunia dewa menganggukkan kepala mereka dengan wajah begitu serius. Sementara para shikigami hanya bisa berdoa didalam hati mereka.

"Sudah siap?" tanya Chulyong.

Mark menganggukkan kepala mereka, begitu pula dengan Kun. Chulyong kembali berdiri didepan pintu, mendorong pintu yang seharusnya menuju kamar mandi dan kini berubah menjadi hutan belantara yang terlihat masih perawan dan asri.

"Silahkan..." kata Chulyong, "Dan semoga berhasil."

Mark menatap pada Haechan, mengulurkan tangannya yang diterima dengan  begitu lembut dan senyuman dari Haechan. Keduanya melangkah melewati pintu dan dalam sekejap telah berdiri di tengah - tengah hutan yang begitu lebat.

@@@@@

Jungkook yang melihat sosok Haechan telah melewati pintu dan tidak bisa ia lihat lagi keberadaannya, bangun dari tempat duduknya. Matanya yang tajam menatap nyalang kearah depan, sayap hitamnya terbuka dan mengepak dengan suara yang memekakkan telinga. Sebelum Jungkook melangkah, ia terhenti karena sosok kakak ke - tiganya - Yuta muncul dihadapannya.

"Berhati - hati," ucap Yuta, "Aku belum puas membalas dendam pada guardian atas kematian Baekhyun - hyung, jika sampai kau membuat marah dewa dan menggagalkan rencanaku, akan kupastikan kau akan mati ditanganku."

"Tenang saja, aku hanya akan mengejar apa yang aku inginkan tanpa menganggu para dewa itu," kata Jungkook yang kemudian melayang terbang, meninggalkan istana kegelapan kediaman para pangeran iblis.

Tubuh Jungkook terbang dengan cepat, melayang diatas kediaman untuk para bangsawan iblis yang dibatasi dengan tembok tinggi dan barulah ia melewati pemukiman besar dan luas dari para masyrakat iblis yang tersebar dari berbagai kalangan. Beberapa iblis yang telah Jungkook persiapkan, mengikuti Jungkook terbang dibelakangnya.

@@@@@

Jeno tengah mengayunkan pedang miliknya beberapa kali ketika melihat Chulyong mendadak menoleh menuju ke rumah guardian. Jeno yakin jika terjadi sesuatu ketika melihat Chulyong berlari cepat menuju rumah guardian dan insting Jeno memerintahkan pada otaknya untuk berlari mengikuti Chulyong.

"Hyung... ada apa??" tanya Jeno memanggil Chulyong yang tidak mendapatkan jawaban sama sekali.

Jeno terus berlari mengikuti Chulyong yang masuk melalui pintu belakang, melewati pintu samping di kolam renang yang ada di bagian dalam rumah guardian, kemudian masuk menuju dapur, melangkah melewati tangga menuju bawah tanah tempat menyimpan anggur dan bahan makanan. Jeno yang masih belum mendapatkan jawaban, mengikuti saja ketika kemudian Chulyong masuk kedalam lift yang meluncur turun ke dalam bumi.

"Hyung..."

"Kau tidak merasakan jika ada iblis yang menyusup?" tanya Chulyong.

Jeno menggelengkan kepalanya, "Mungkin karena aku belum mengikatmu hyung, makanya belum peka."

"Siapa kemarin yang bilang kalau sama saja meniduri nenek moyang," Chulyong melangkah keluar dari lift.

Jeno mendengus kesal, "Usiamu sudah 4000 tahun lebih, aku baru 21 tahun.. perbedaan yang sangat ja..."

Jeno menghentikan ucapannya, ia melihat Chulyong berhenti dan berdiri kaku di tengah - tengah ruang bawah tanah yang pada kanan kiri koridor adalah kamar - kamar dengan jendela kaca yang menampilkan benda - benda dari milik guardian dan shikigami dari kehidupan sebelumnya. Mata Jeno terbelalak lebar melihat sosok Jungkook keluar dari salah satu kamar. Jeno segera bergerak cepat dan berdiri didepan Chulyong, tangannya mengacungkan pedang kearah Jungkook.

Namun tanpa berkata atau berbuat apapun, Jungkook hanya menatap sejenak pada mereka dan menghilang begitu saja. Jeno menolehkan kepala kearah kamar yang baru saja dimasuki oleh Jungkook dan apapun benda yang ada didalam kamar milik Mark - Haechan, sesuatu itu telah diambil.

Shikigami : The Lost Memory (MarkHyuck Center's Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang