"Yang gue lihat dari Lo selama ini itu bukan rasa sayang ke gue, tapi rasa benci yang ada di dalam hati Lo buat gue"
______________________________________
Kini Alika berada dikamarnya, menatap langit-langit kamarnya, Alika sedang melamun didalam kamarnya, mengingat kejadian orang-orang yang selalu menghina dan menyakitinya, fisik Alika yang selalu jadi bahan candaan, tapi tetep saja orang-orang yang menghinanya selalu membutuhkan Alika, entah salah Alika apa sampai² mereka selalu bersikap seperti itu kepadanya.
Sekarang Alika itu kelas 9 SMP, di sekolahnya Alika selalu mendapatkan hinaan karena fisiknya yang lumayan berisi, Alika selalu berfikir, emang salahnya apa kalau punya badan yang berisi? Kenapa orang yang punya badan berisi itu selalu dihina? pikir Alika.
Skip pagi
Malam sudah berganti pagi, kini Alika sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah, setelah siap Alika langsung berangkat menuju sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu, Alika berangkat ke sekolah menggunakan angkot, setelah sampai di sekolah Alika berjalan dikoridor sekolah menuju kelasnya yang berada dipojok, ketika sudah sampai dikelasnya Alika berjalan menuju bangkunya yang berada dibelakang, selang beberapa saat ada segerombolan cowo memasuki kelas, salah satunya adalah seorang cowo yang selalu deketin Alika bukan deketin karna rasa suka tetapi karna ingin mengganggu alika, dia bernama Ali satria putra, dia selalu menghinanya bukan hanya menghina terkadang dia selalu menyakiti fisik Alika secara tidak manusiawi, fisik Alika yang selalu jadi bahan candaan teman-temannya dia, entah tujuannya apa Alika tidak tahu, tapi Alika tidak peduli akan kehadiran mereka, toh kalo mereka dateng pasti mau ngebully, kalau ngga ngebully yah ngehina atau apapun itu.
Seperti sekarang saja Alika lagi duduk di bangkunya yang di pojok sendirian, kebetulan hari ini ada info dari grup sekolah bahwa hari ini ada rapat guru jadi sudah dipastikan hari ini jamkos jadi anak-anak yang lain sedang sibuk sendiri-sendiri, ada yang dikantin, ada yang main handphone, ada yang gibah, dan masih banyak lagi,tapi tidak dengan segerombolan cowo² ini yang selalu mengganggu Alika yang sedang memainkan ponselnya, yang biasanya keluar tetapi hari ini mereka mengganggu Alika.
"Ka...Alika ini coba Lo liat kesini." ujar putra.
"Hmm apa?" ucap Alika.
"Nih ada kertas bentuk love buat Lo hehe." ucap putra terkekeh mengejek.
"Huh apaan sih." ucap Alika sambil tersenyum paksa.
"Haha ngga mau nih, yaudah kalau ngga mau." ucap putra dengan raut wajah seperti mengejeknya.
"Hahahahaha Alika Alika, gua bingung sama Lo cantik kaga, besar semua iya." ujar Aji haufan salah satu temen si putra terbahak.
"Hahaha dasar besar semua, lumayan tuh badannya enak empuk." ujar ikhsan prabowo dengan menatap Alika secara intens.
"Hahahaha." ketawa mereka seolah mengejek Alika kecuali si ival prasetyo karena dia sifatnya dingin dan tidak peduli dengan sekitar, tetapi sekali ngomong sama saja seperti mereka.
Namun Alika hanya menghiraukannya, seketika telinga Alika seperti tuli tidak peduli dengan hinaan mereka, toh dia tidak minta makan kepada mereka.
Setelah melewati setiap detik, setiap menit, setiap jam, keadaan tetep seperti biasanya, putra dkk yang selalu saja mengganggu dan menghinanya tanpa ada niatan berhenti sedikitpun, Alika satu kelas dengan putra kecuali dengan teman-temannya, walaupun mereka tidak satu kelas dengan putra tetapi mereka tidak henti-hentinya menghinanya dan selalu berbuat kasar, terkadang Alika bingung sama sikap mereka itu kadang baik ya walaupun tentang fisik tetap jadi bahan candaan mereka ketika mereka sedang kumpul dan tentunya ada Alika juga kadang pula selalu berbuat kasar secara brutal, entahlah Alika bingung sendiri dengan sikap mereka.
Kini Alika sedang berada didalam kelasnya, tiba-tiba seorang cowo Dateng ke Alika yang sering menyakiti fisiknya, yah siapa lagi kalau bukan ikhsan.
"Ck Alika Alika kenapa badan Lo besar semua sih, tangan besar, badan besar dan itu juga sama, sama besarnya gitu haha." ucap ikhsan dengan diakhir tertawa mengejek, namun Alika hanya menghiraukannya.
"Woy sombong banget sih Lo bangsat." ucapnya dengan menarik rambut alika yang sudah mulai kesel karna dihiraukan oleh Alika.
"Apa sih san, ganggu terus, belum puas gangguin nya?" ucap Alika kesal yang mencoba melepaskan tarikan dirambutnya itu.
"Yah belum lah, mana ada gue puas gangguin lo haha." ucap ikhsan dengan tertawa puas dan mendorong Alika sampai Alika terjatuh kelantai.
"Sebenarnya salah gue apa sih sama lo? Gue punya salah apa sama lo sampai-sampai lo selalu ganggu gue kalau ngga ganggu yah ngehina, salah gua apa San!" ucap Alika yang diakhiri dengan teriakan keras.
"Jangan banyak bacot lo, dasar besar semua." ucap ikhsan lalu pergi
Setelah kepergian ikhsan Alika pergi ke taman belakang sekolah yang jarang ditempatin para siswa, Alika duduk di bangku yang sudah disediakan di taman itu, Alika mendongak menatap langit dengan mata terpejam, sampai tidak sadar air mata tiba-tiba turun dari sudut matanya, ucapan ikhsan sangat menyakiti hatinya, walaupun kata mereka itu hanya hal biasa tapi tidak dengan Alika, menurut Alika itu sangat menyakitkan.
"kenapa gue selalu dihina gini, gue capek denger hinaan mereka gue juga gak mau kaya gini, mereka kira gua mau? Enggak sama sekali! gue capek terus-terusan dihina kaya gini salah gue apa sebenarnya sama kalian, sebenarnya gue gak mau dengerin hinaan mereka tapi tetep ga bisa ucapan mereka terlalu sakit tuhan." ucap Alika dengan wajah yang sudah dipenuhi dengan air mata.
Tanpa Alika sadari ada sepasang mata yang melihatnya dari balik tembok, yang melihat Alika dengan tatapan merasa bersalah.
"Maafin gue Al, sebenarnya gue ga tega liat lo kayak gini, sebenarnya gue sayang sama lo, tapi gue gengsi buat ngungkapin perasaan gue, gue gak mau temen-temen gue nanti....ah sudahlah sekali lagi maafin gue Al." ucap cowok tersebut lalu dia berlalu pergi gitu aja.
Setelah Alika merasa tenang dia pergi dari taman itu untuk kembali ke kelasnya karena bel sudah berbunyi. Setelah Alika kembali ke kelasnya dan duduk di bangkunya tiba-tiba ada seorang cowok yang duduk disamping Alika, kebetulan sekarang gurunya belum datang, Alika menoleh dan mendapatkan seorang cowok dengan rahang tegas dan hidung mancung. cowo itu adalah Ali satria putra.
"Alika lo kenapa?" tanya putra yang merasa heran kepada Alika.
"H-hah? Kenapa?" ujar Alika dengan gugup.
"Huhft...lo kenapa Alika?" ujar putra sekali lagi.
"Emm gapapa kok." ucap Alika dengan tersenyum tipis lalu menunduk gugup, putra yang melihat Alika menunduk hanya tersenyum tipis, sedari tadi putra selalu menatap wajah Alika yang menurutnya wajah Alika sangat cantik dan gemas, Alika yang sadar putra menatapnya terus menerus merasa gelisah dan entah kenapa jantung Alika berdegup dengan kencang.
"Lo cantik Alika." ucap putra sambil mengelus pipi chubby nya, Alika yang di perlakukan seperti itu tiba-tiba pipinya terasa panas karena malu.
"Emm a-apaan sih lo." ucap Alika dengan terbata-bata.
"Lo cantik, lo sayang ngga sama gue?" tanya Putra tanpa sadar sama ucapannya barusan.
"H-hah? M-maksudnya?" ucap Alika dengan gugup dan kaget.
"Hmm gapapa gue pergi dulu yah hehe." ucap Putra dengan terkekeh kecil lalu dia pergi keluar kelas.
"Terkadang gue bingung tra sama sikap lo ke gue, kadang Lo bersikap seolah-olah lo ngrasa jijik sama gue, kadang juga lo seolah-olah bersikap seperti lo sayang sama gue." ucap Alika dengan tatapan kosong.
JANGAN LUPA VOTE OKE👌🏻
SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER👋
IG: @agistiani_29
@wp.tiahm_29
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIKA DAN LUKANYA [TAHAP REVISI]
Fiksi RemajaWARNING⚠️ Kuatin mental kalian sebelum membaca cerita ini👌🏻 "Jadi untuk siapa aku dilahirkan jika tidak di inginkan seperti ini?" *** Dia adalah seorang gadis yang hidupnya di kelilingi dengan penuh kebohongan, kira-kira sebuah kebohongan apa yan...